Bab 19

28 5 0
                                    


Dari gerak dan tingkah laku si Burung ayam hutan,sering jadi incaran para pemburu ,dengan memakai pemikat dari susunan bambu dan rotan,di tanjapkan di tanah sedalam kuku jari,membentuk lingkaran.

Kebiasa-an si burung ayam jantan akan berlari dan menerkam si betina yang di pasang.

Maka begitu nafsu birahi si burung ayam jantan sudah memuncak ,maka seketika palang bambu dan rotan akan di terjang.

Sehingga ikatan palang bambu dan rotan akan membelit kuat si burung ayam jantan.

Itu adalah alat jebakan yang oleh para pemburu Ayam hutan,untuk dimakan,karena rasanya sangat enak,gurih dan nikmat,ada juga untuk dijual sebagai barang tontonan atau peliharaan.

Banyak tumbuhan di tanah tak bertuan,untuk jadi pedoman bila ada buah-buahan,yang tidak kita kenal utuh tidak tersentuh,oleh burung,tupai ,kelelawar,apalagi kera dan orang hutan ,maka sebaiknya kita jangan mengambil apa lagi memakan.

Karena semua itu adalah isyarat,atau tanda- tanda buah itu tidak enak di makan bahkan akan meracuni tubuh kita.

Tanah tak bertuan sangat panjang ,jalan yang berliku,menerobos hutan ilalang,dan rimbun-nya semak belukar banyak tumbuh tanaman perdu dan rotan.

Sudah setengah perjalanan,sebentar lagi akan masuk patok perbatasan dukuh Bentayan,sekelebatan ada orang berjubah hitam,menyerang,''wuuuuuussss!!!!!''

Secepat kilat Riman risangsang melompat ke belakang,kuda hitam berlari tanpa pe-nunggang,kebingunan masuk di tanah tak bertuan,belum puas serangan yang ia lancarkan tidak mengenai sasaran,si manusia berjubah hitam kembali menyerang,di lemparkan pisau sangat tajam berbentuk lurus,dengan dua mata sisi yang tajam,diujung nya seperti ekor ular,bergagang tulang membentuk kepala beruang,melesat cepat di samping perut Riman risangsang,

Dengan sedikit menggeser bagian perut sebelah kanan Riman risangsang luput dari tikaman.

Dihembuskan napas dalam -dalam,diliriknya si penyerang yang memakai jubah hitam,kepala tertunduk,tertutup caping anyaman bambu yang sengaja untuk menutupi kepalanya.

Tangan-nya bergetar mengeluarkan asap putih,tiba -tiba berkelebat seorang yang dari gelagatnya mengagumkan berdiri di antara si jubah hitam dan Riman risangsang.

"Stoop!!!jangan di teruskan!!!

Ternyata Kriyo dukuh bentayan yang melerai pertengkaran ,ki lurah Taswin menggangguk hormat pada Riman risangsang,dan mendekat berpelukan.

"apa khabar ki sanak ,lama kita nggak ketemu???"
"iya ki Lurah,apa khabar mu,???
"saya akan terima kasih sekali ,kalau mas Riman risangsang sudi menginap ditempat kami,dua atau tiga malam.

"iyaa ki??? Sambil ada yang kita perbincangkan"jawabnya dengan senang.

Masih sambil bergandengan tangan,Riman risangsang mengangguk hormat pada si jubah hitam,dibalas dengan dengusan,kelihatan seperti perempuan.

Benar adanya ternyata si jubah hitam adalah anak kriyo Taswin dari Dukuh Bentayan.

Sambil menggiring kuda menyusuri jalan dukuh Bentayan,di mana letak rumahnya sudah dekat,Nampak di sepanjang jalan menuju rumah kriyo Taswin nampak paling lebar dan besar.

Sang Pengembara Riman Risangsang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang