Untukmu Pujaan-ku
Riman risangsang.
.
.
.
Salam hormat teriring do'a semoga kakanda selalu dalam lindungaNYa,sehat ,berlimpah rezeki,juga selalu bahagia.Sebagai pembuka,sekiranya maaf tak terkira dari Adinda,yang telah mengganggu nurani kakanda di perjalanan ataupun di mana saja berada.
Sebenarnya dengan berat hati ingin dinda katakan.
Namun semakin kutahan himpitan rindu ini semakin meng hentak di relung hati.
Sehingga dari lubuk jantung yang terdalam harus kutumpahkan bagai air bah yang terbendung.
Salahkah aku kakang,???
Entah ,mungkin sudah terlipat rasa malu dihatiku.Sehingga sebagai wanita meng-ungkapkan terlebih dahulu,tapi nalarku tak sampai kesitu.
Sebelum kugores rasa rindu lewat jemari tanganku di kulit kayu yang mungkin dinobatkan untukmu.
Sebagai pengantar apa yang terpendam di dalam lubuk hatiku,wahai pujaanku,walau mungkin kutak tahu kapan malaikat mem-perjumpakan aku dengan dirimu.
Hanya hatiku yang terbayang –bayang ,ingin mempersembahkan bunga rindu untukmu seorang,bahkan ragaku rela kupersembahkan.
Hari ini mentari begitu indah,nampak di mataku,apa mungkin karena rasa rinduku yang kepingin selalu disisi-mu???......
Atau Putik Bunga Cempaka yang mempersembahkan wangi di setiap langkahku.
Kangen bercampur rindu,padahal baru kemarin kita bertemu,wahai pujaanku.
Hampir setiap nafas dan detak jantungku,selalu tergambar dalam benak-ku,tutur katamu begitu indah ,mempesona menjerat kalbu.
Dimataku engkaulah jejaka yang paling rupawan,sudikah menerima diri ini sebagai wanitamu??
Saya yakin banyak bidadari yang ingin merebut hatimu,wahai pengembara yang selalu berjalan menapaki Nusantara.
Singgahlah di pangkuanku,akan ku rengkuh dengan segenap jiwa ragaku.
Kupersembahkan yang paling mulia di antara ragaku bersama sesak rindu yang meronta-ronta,melepas asa melejit luluh ke angkasa.
Wahai puja-anku.
Sinar merona memanggang rindu dihatiku,seperti kasih Rabbku.Bak wangi surga melukis di tengah jantung hati.
Menyobek-nyobek kasmaran tak mau henti
Mengitari langkah yang tak pasti.Diriku ,bagaikan tanah tempat engkau berpijak
Mengintai setiap langkah kaki merekam jantung dalam detak.Menutup hangat tubuhmu dikala engkau lelap dalam mimpi.
Menemani Alur mimpi, menggenggam jemari rindu memetik kalbu.
Wahai puja-an hatiku,
Rumput lunak yang terpijak kala dirimu lelah tak beranjak.Adalah ungkapan kasih dari hatiku yang tersentak.
Kemanakah cinta mengantar tulus dalam langkah
Menjaring rasa kalbu memanjakan lelah yang semakin parah.
Saya sangat mengerti betapa hati tidak dapat dipungkiri.
Sinar kemilau yang bertengger di matamu menunjukan itu.
Walaupun seribu tabir engkau tutupkan hingga ku tak dapat menatap
Tapi dentuman jantungku ber-irama menyisihkan pijaran kilat matamu.Wahai puja-anku.
Sinar merona memanggang rindu dihatiku,seperti kasih Rabbku.Bak wangi surga melukis di tengah jantung hati
Menyobek-nyobek kasmaran tak mau henti
Mengitari langkah yang tak pastiDiriku ,bagaikan tanah tempat engkau berpijak
Mengintai setiap langkah kaki merekam jantung dalam detak.Menutup hangat tubuhmu dikala engkau lelap dalam mimpi.
Menemani Alur mimpi, menggenggam jemari rindu memetik kalbu.
Wahai puja-an hatiku,
Rumput lunak yang terpijak kala dirimu lelah tak beranjak.Adalah ungkapan kasih dari hatiku yang tersentak
Kemanakah cinta mengantar tulus dalam langkah.Menjaring rasa kalbu memanjakan lelah yang semakin parah
Saya sangat mengerti betapa hati tidak dapat dipungkiri.
Sinar kemilau yang bertengger di matamu menunjukan itu.
Walaupun seribu tabir engkau tutupkan hingga ku tak dapat menatap.
Tapi dentuman jantungku ber-irama menyisihkan pijaran kilat matamu
Wahai Jejaka Pengembara
Ilalangpun melenguh kepanasan,tak dapat membedakan rindu cemburu yang semakin terbang,penuh gagap me-layang-layang.Sengatan sang Matahari kian memasang terang
Hingga tepian sungai menggelinjang seperti cacing kepanasan.Me-ronta ronta di tengah padang yang telanjang.
Tak ada satupun pepohonan bertahan pingsan.
Wahai kekasihku
Kurasakan seperti Rasa berat ku menyangga ber tonase - padi gaga mengggilas nafasku,yang bertumpu di sebelah rusuk tulangku.Seperti ku menangis Tat kala bonggol jagung kering menghimpit dari belakang
Mengantar penuh rasa rindu yang semakin mengikat paruh kangen di cincang.Kakang seberat itu yang kurasakan,tapi hanya satu kata yang akan kukatakan.
Kakang Riman ri sangsang “Aku cinta padamu.”
Hanya itu kakang yang kumau.Mungkin jawaban yang kutunggu, bukan menjadi penghalang perjalanan-mu.
Atau penghambat bebas pengembara-anmu,bukan itu yang kumau.
Ku ingin saat engkau datang menggenggam cinta,rindu yang kupesan.
Luluh mendekam mengalirkan aroma cinta menyatukan raga kita berdua.
Dalam satu ikatan tali Pernikahan nan Agung dimana akulah satu-satunya wanita yang Engkau puja.
Salam hormat. Selalu untukmu
Dewi Bentayasari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengembara Riman Risangsang
FantasiPerjalanan Sang Legenda di Nusantara. dan ketika Asmara menyentuh hatinya..