Bab 30

24 4 0
                                    

Untukmu Pujaan-ku
Riman risangsang.
.
.
.
Salam hormat teriring do'a semoga kakanda selalu dalam lindungaNYa,sehat ,berlimpah rezeki,juga selalu bahagia.

Sebagai pembuka,sekiranya maaf tak terkira dari Adinda,yang telah mengganggu nurani kakanda di perjalanan ataupun di mana saja berada.

Sebenarnya dengan berat hati ingin dinda katakan.

Namun semakin kutahan himpitan rindu ini semakin meng hentak di relung hati.

Sehingga dari lubuk jantung yang terdalam harus kutumpahkan bagai air bah yang terbendung.

Salahkah aku kakang,???
Entah ,mungkin sudah terlipat rasa malu dihatiku.

Sehingga sebagai wanita meng-ungkapkan terlebih dahulu,tapi nalarku tak sampai kesitu.

Sebelum kugores rasa rindu lewat jemari tanganku di kulit kayu yang mungkin dinobatkan  untukmu.

Sebagai pengantar apa yang terpendam di dalam lubuk hatiku,wahai pujaanku,walau mungkin kutak tahu kapan malaikat mem-perjumpakan aku dengan dirimu.

Hanya hatiku yang terbayang –bayang ,ingin mempersembahkan bunga rindu untukmu seorang,bahkan ragaku rela kupersembahkan.

Hari ini mentari begitu indah,nampak di mataku,apa mungkin karena rasa rinduku yang kepingin selalu disisi-mu???......

Atau Putik Bunga Cempaka yang mempersembahkan wangi di setiap langkahku.

Kangen bercampur rindu,padahal baru kemarin kita bertemu,wahai pujaanku.

Hampir setiap nafas dan detak jantungku,selalu tergambar dalam benak-ku,tutur katamu begitu indah ,mempesona menjerat kalbu.

Dimataku engkaulah jejaka yang paling rupawan,sudikah menerima diri ini sebagai wanitamu??

Saya yakin banyak bidadari yang ingin merebut hatimu,wahai pengembara yang selalu berjalan menapaki Nusantara.

Singgahlah di pangkuanku,akan ku rengkuh dengan segenap jiwa ragaku.

Kupersembahkan yang paling mulia di antara ragaku bersama sesak rindu yang meronta-ronta,melepas asa melejit luluh ke angkasa.

Wahai  puja-anku.
Sinar merona memanggang rindu dihatiku,seperti  kasih Rabbku.

Bak wangi surga melukis di tengah jantung hati.

Menyobek-nyobek kasmaran tak mau henti
Mengitari langkah yang tak pasti.

Diriku ,bagaikan tanah tempat engkau  berpijak
Mengintai  setiap langkah kaki merekam  jantung dalam detak.

Menutup hangat tubuhmu  dikala engkau lelap dalam mimpi.

Menemani Alur  mimpi,  menggenggam jemari rindu  memetik kalbu.

Wahai puja-an hatiku,
Rumput lunak yang terpijak kala dirimu lelah tak beranjak.

Adalah ungkapan kasih dari hatiku yang tersentak.

Kemanakah cinta mengantar tulus dalam langkah

Menjaring rasa kalbu memanjakan lelah yang semakin parah.

Saya sangat mengerti betapa hati tidak dapat dipungkiri.

Sinar kemilau yang bertengger di matamu menunjukan itu.

Walaupun seribu tabir engkau tutupkan  hingga ku tak dapat menatap
Tapi dentuman jantungku ber-irama menyisihkan pijaran kilat matamu.

Wahai  puja-anku.
Sinar merona memanggang rindu dihatiku,seperti  kasih Rabbku.

Bak wangi surga melukis di tengah jantung hati
Menyobek-nyobek kasmaran tak mau henti
Mengitari langkah yang tak pasti

Diriku ,bagaikan tanah tempat engkau  berpijak
Mengintai  setiap langkah kaki merekam  jantung dalam detak.

Menutup hangat tubuhmu  dikala engkau lelap dalam mimpi.

Menemani Alur  mimpi,  menggenggam jemari rindu  memetik kalbu.

Wahai puja-an hatiku,
Rumput lunak yang terpijak kala dirimu lelah tak beranjak.

Adalah ungkapan kasih dari hatiku yang tersentak
Kemanakah cinta mengantar tulus dalam langkah.

Menjaring rasa kalbu memanjakan lelah yang semakin parah

Saya sangat mengerti betapa hati tidak dapat dipungkiri.

Sinar kemilau yang bertengger di matamu menunjukan itu.

Walaupun seribu tabir engkau tutupkan  hingga ku tak dapat menatap.

Tapi dentuman jantungku ber-irama menyisihkan pijaran kilat matamu
Wahai  Jejaka Pengembara
Ilalangpun melenguh kepanasan,tak dapat membedakan rindu cemburu yang semakin terbang,penuh gagap me-layang-layang.

Sengatan sang Matahari kian memasang terang
Hingga tepian sungai menggelinjang seperti cacing kepanasan.

Me-ronta ronta di tengah padang yang telanjang.

Tak ada satupun pepohonan  bertahan pingsan.

Wahai kekasihku
Kurasakan seperti Rasa berat ku menyangga ber tonase - padi gaga  mengggilas nafasku,yang bertumpu di sebelah rusuk tulangku.

Seperti ku menangis Tat kala bonggol jagung kering menghimpit dari belakang
Mengantar penuh  rasa rindu yang semakin mengikat paruh kangen di cincang.

Kakang  seberat itu yang kurasakan,tapi hanya satu kata yang  akan kukatakan.

Kakang  Riman ri sangsang   “Aku cinta padamu.”
Hanya itu kakang  yang kumau.

Mungkin jawaban yang kutunggu, bukan menjadi penghalang perjalanan-mu.

Atau penghambat bebas pengembara-anmu,bukan itu yang kumau.

Ku ingin saat engkau datang menggenggam cinta,rindu yang kupesan.

Luluh mendekam mengalirkan aroma cinta menyatukan raga kita berdua.

Dalam satu ikatan tali Pernikahan nan Agung dimana akulah satu-satunya wanita yang Engkau puja.

Salam hormat.            Selalu untukmu

Dewi Bentayasari.

Sang Pengembara Riman Risangsang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang