Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, terletak di sebelah barat daya pusat kota Palembang.Situs ini membentuk poros yang menghubungkan Bukit Seguntang dan tepian Sungai Musi.
Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang), tepatnya di sekitar situs Karanganyar yang kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Pendapat ini didasarkan dari foto udara tahun 1984 yang menunjukkan bahwa situs Karanganyar menampilkan bentuk bangunan air, yaitu jaringan kanal, parit, kolam serta pulau buatan yang disusun rapi yang dipastikan situs ini adalah buatan manusia.
Bangunan air ini terdiri atas kolam dan dua pulau berbentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang, serta jaringan kanal dengan luas areal meliputi 20 hektare.
Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktivitas manusia
Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak pada kawasan sehiliran Batang hari antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang), dengan catatan Melayu tidak berada di kawasan tersebut.
Jika Malayu berada pada kawasan tersebut, ia cendrung kepada pendapat Moens, yang sebelumnya juga telah berpendapat bahwa letak dari pusat kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus (provinsi Riau sekarang),
dengan asumsi petunjuk arah perjalanan dalam catatan I Tsing serta hal ini dapat juga dikaitkan dengan berita tentang pembangunan candi yang dipersembahkan oleh raja Sriwijaya.(Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang dinamakan cheng tien wan shou (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus) Poerbatjaraka.mendukung pendapat Moens.
Ia berpendapat bahwa Minanga Tamwan disamakan dengan daerah pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri, Riau, tempat di mana Candi Muara Takus kini berdiri.
Menurutnya, kata tamwan berasal dari kata "temu", lalu ditafsirkannya "daerah tempat sungai bertemu".Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I berdasarkan prasasti Tanjore Sriwijaya telah beribukota di Kadaram ( Kedah sekarang).
Akan tetapi, pada tahun 2013, penelitian arkeologi yang digelar oleh Unifersitas Indonesia menemukan beberapa situs keagamaan dan tempat tinggal di Muaro Jambi Hal ini menunjukkan bahwa pusat awal Sriwijaya mungkin terletak di Kabupaten Muaro Jambi,Jambi pada tepian sungai Batang Hari,dan bukanlah di Sungai Musi seperti anggapan sebelumnya.
Situs arkeologi mencakup delapan candi yang sudah digali, di kawasan seluas sekitar 12 kilometer persegi, membentang 7,5 kilometer di sepanjang Sungai Batang Hari, serta 80 menapo atau gundukan reruntuhan candi yang belum dipugar.
Situs Muaro Jambi bercorak Buddha Mahayana-Wajrayana.
Hal ini menunjukkan bahwa situs tersebut adalah pusat pembelajaran Buddhis, yang dikaitkan dengan tokoh cendekiawan Buddhis terkenal Suvarnadvipi Dharmakirti dari abad ke-10.Catatan sejarah dari Tiongkok juga menyebutkan bahwa Sriwijaya menampung ribuan biksu.
Teori lain mengajukan pendapat bahwa Dapunta Hyang berasal dari pantai timur Semenanjung Malaya, bahwa Chaiya di Surat Thani,Thailand Selatan adalah pusat kerajaan Sriwijaya.Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa nama kota Chaiya berasal dari kata "Cahaya" dalam bahasa Melayu.
Ada pula yang percaya bahwa nama Chaiya berasal dari Sri Wijaya, dan kota ini adalah pusat Sriwijaya.
Teori ini kebanyakan didukung oleh sejarahwan Thailand,meskipun secara umum teori ini dianggap kurang kuat. *(sumber dari Wikipedia Indonesia)
Dewi Bentayasari sangat terbayang-bayang,dengan raut muka nan rupawan Riman risangsang,entah kenapa benang-benang cinta mulai merajut di dalam hatinya,semenjak dulu mengenalnya,waktu acara pesta desa.
Pertama kali dalam hidupnya,duduk bersebelahan dengan seorang pemuda yang santun ,gagah,dan mempesona,menonton bersama Ayahanda kriyo atau lurah Dukuh Bentayan waktu mengadakan pesta desa.
Dengan Tasyakuran kepada yang Maha Esa atas panen yang melimpah,semua warga datang,duduk manis di halaman,sambil se-sekali makan kacang rebus hangat baru di tuang,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengembara Riman Risangsang
FantasyPerjalanan Sang Legenda di Nusantara. dan ketika Asmara menyentuh hatinya..