Kei is Jungkook, Jungkook is Kei
●
●
●
●
"Eomma, appa... aku datang," Jimmy tersenyum melihat guci yang bertuliskan nama ibu, ayah dan adiknya. Ada rasa bersalah menggerogoti, tapi, ia tak menunjukkannya karena disampingnya berdiri Jungkook, namun bukan Jungkook.
"Kemarilah, mendekatlah," Jimmy menarik tubuh Jungkook atau lebih tepatnya menarik Kei agar lebih mendekat lagi padanya. "Lihatlah, Kei. Jeon Minwoo itu uri appa. Kim Jiwon, uri eomma dan yang bernama Jeon Somi, uri dongsaeng. Kau sudah mendengar nama-nama mereka kan?"
"Aku hanya mendengar sebutan appa, eomma, Somi. Wajah dan nama mereka aku baru tau dengan jelas sekarang, hyung."
"Jungkook tak pernah mengatakannya?"
Kei menggelengkan kepala. "Aku tak pernah memberinya kesempatan. Bagiku, Jungkook itu patut dibenci, dan aku membencinya sampai ingin melenyapkannya. Aku tak menyukai orang lemah sepertinya."
Jimmy mengangguk. Ia kembali fokus pada apa yang ada dihadapannya. "Eomma, appa, Somi-ya... Jeongsan sudah datang. Dan disini, Jeongsan membawa keluarga baru kita. Kei."
Kei memandang takjub sosok yang kini merangkulnya. Bagaimana bisa dengan mudahnya, ia mengatakan hal itu? apa ia tak takut jika Kei berubah menjadi monster lagi?
"Kei, jangan melamun. Sapa mereka."
Kei tergagap. Ia otomatis membungkukkan badan beberapa kali menyapa orang yang tak pernah ia temui sebelumnya.
"Annyeonghaseyo... Namaku Kei."
Hanya itu yang Kei ucapkan membuat Jimmy terkekeh. Sangat kaku.
"Ada yang ingin kau sampaikan, Kei?"
"Aku tak tau harus berkata apa, hyung."
Jimmy mengangguk dan tersenyum. "Kalau kau ingin menyapa orang tua kita lagi, hubungi hyung. Hyung akan dengan senang hati mengantarmu. Sekarang, ayo kita kembali."
Kei mengangguk. Sekali lagi, ia menatap guci dengan nama-nama yang baru ia dengar diiringi dengan senyuman bangga. Ia sangat senang bisa diakui dan mendapatkan keluarga. Hingga... senyumannya tiba-tiba memudar. Tatapan Kei kembali tajam. Tangannya sudah mengepal dengan erat.
"Kei," Jimmy menegur dengan menyentuh lengan Kei membuatnya sedikit berjengit kaget. "Ayo..."
Kei tak menjawab. Ia hanya pasrah mengikuti langkah kaki dari sang kakak. Dibelakangnya, ada Jimin yang setia mendampingi. Para bodyguard hanya menunggu di tempat parkir.
Bertepatan dengan Jimmy, Kei dan Jimin keluar dari ruangan itu, seorang lelaki mendenkati loker tempat guci keluarga Jeon berada.
"Jeon Minwoo?" gumam lelaki itu sedikit terkejut, terlebih dengan foto usang yang terpasang di dekat guci.
Ia menoleh kearah pintu, dimana, Jimmy dan Kei sudah tak nampak lagi.
"Aku tak mengira mereka masih hidup dna tumbuh dengan sehat... Jadi mereka masih hidup. Baiklah, akan ku lenyapkan keduanya. Minwoo, kenapa kau hanya membawa putrimu pergi dari dunia ini? Kenapa saat itu, kau tak membawa putera kembarmu juga? Dengan begitu, aku tak harus mengotori tanganku lagi dengan darah keluarga Jeon..."
Terkekeh mengingat betapa puasnya ia bisa memberi terror bagi keluarga kecil itu. Puas ketika ia bisa mendapatkan apa yang diinginkan.
"Tapi, tak apa teman... kau siapkan saja sambutan untuk kedatangan kedua puteramu disana. Aissshh tanganku sudah lama tak bermandikan darah. Oke, aku pergi dulu. Aku harus tau kegiatan puteramu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
13 PSYCHO √
FanficHidup memang tak mudah. Ada tantangan dan ada ketakutan. Ada keberanian juga ada halangan. Semua terjadi begitu alami. Seorang lelaki yang tak mampu memahami dirinya dipaksa untuk menguatkan diri dan bersikap lebih berani untuk bertahan hidup. Sed...