17

2.5K 460 106
                                    

Don't Do That







Yerim berlari dan tak membawa apapun. Myungsoo, Jaemin dan Joohyun berlarian di belakangnya untuk mengejar Yerim. Meski tubuhnya lemah, tapi Yerim cukup kuat berlari. Tekad gadis itu terlalu besar.

Terburu-buru membuatnya tak menoleh kekanan dan kekiri sebelum menyeberang. Sebuah mobil dipaksa berhenti karena Yerim. Nyaris saja gadis itu tertabrak.

"Kim Yerim? Apa yang kau lakukan?" seorang gadis cantik berambut sebahu menegur Yerim dengan menyembulkan kepalanya melalui jendela mobil.

"Sooyoung?" Yerim menoleh ke belakang. Jaemin berlari begitu cepat. Ia harus segera buru-buru masuk ke mobil itu.

Brak

Yerim menutup pintu mobil secara kasar.

"Soo, antar aku ke suatu tempat!"

"Kemana?"

"Gas sekarang!!!! Nanti aku akan memberitahumu!"

Sooyoung yang tak mengerti apapun segera memindahkan kakinya dari pedal rem ke pedal gas. Chaeyoung melihat keluar jendela. Ia kebingungan mendapati Joohyun beserta ayah dan adiknya berlarian keluar area rumah sakit.

"Kim Yerim, kau tak sedang kabur, kan?" tanya Chaeyoung.

Sooyoung mengangguk. Menyetujui pertanyaan yang terlontar dari mulut Chaeyoung. "Kami baru saja akan menjengukmu. Tapi kau sudah berlarian seperti perawan yang menolak dijodohkan," celetuk Sooyoung seperti biasanya. Mulutnya sangat ceplas-ceplos.

"Antarkan aku ke tempat eo- ani, maksudku ke tempat Dokter Jung. Jung Soojung," suara Yerim bergetar mengeja nama dari ibunya. Dadanya terasa sesak mengingat namanya. Kali ini, menangis bukan akhir dari masalah. Dia menahan tangisnya.

"Kau merindukannya?" tanya Sooyoung.

"Jangan banyak tanya, Park Sooyoung!! Cepat antarkan aku kesana!!!"

Sooyoung tak merasa sakit hati, namun, ia segera terdiam. Tak berniat bertanya karena menyadari Yerim yang sedang kalut. meski tak paham masalah pastinya, tapi kedua sahabtnya yakin, Yerim sedang dalam keadaan yang tidak baik.

Chaeyoung menyodorkan minum dalam diam. Yerim tak berminat menerima. Bahkan, ia memalingkan wajah. Meski ditahan,air mata tetap keluar. Ya, rasa sakit itu melukai batin Yerim lagi. Yerim memilih menatap jauh keluar jendela. Hari telah malam dan malam itu bagi Yerim terasa mencekam. Hingga akhirnya, gelap benar-benar datang.

.

Suara berisik masuk ke telinga Yerim. Suara debuman benda berat ke lantai, pecahan barang seperti kaca dan masih banyak suara-suara aneh lainnya memasuki telinga Yerim. Ia berjalan dengan bertelanjang kaki dan pakaian rumah sakit, tentunya.

Sedikit terseok karena kakinya merasa sakit berjalan diatas jalanan yang tak mulus. Kadang ada kerikil, kadang rerumputan menyelamatkan kakinya, terkadang paving yang bertemu dengan telapak kakinya. Tak ada jalan lain. hanya ada satu jalan yang membawanya menuju sebuah rumah. Rumah tua dan suara berisik itu semakin jelas.

"Apa ini rumah hantu? Terlihat seram?"

Yerim melihat kesekeliling. "Aku tadi tak disini. Aku tak seharusnya di tempat ini. aku harus pergi. Aku tak mau ke rumah itu!"

13 PSYCHO √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang