1

7.1K 686 131
                                    

UNLUCKY

,

,

,

,

,

Kesialan terjadi melanda seorang gadis bertubuh tak begitu tinggi, namun cukup berisi. Bibir tipisnya tak pernah berhenti mengucap sumpah serapah. High heels yang seharusnya menjadi alas kaki sudah berpindah ke tangan. Ia menentengnya. Lelah berjalan kaki dari kampus menuju rumah.

Hari menggelap, ponsel yang sudah tak mau hidup lagi karena kehabisan daya, dan dompet yang dia bawa salah karena ia hanya membawa dompet kosong, membuatnya merutuki kecerobohannya sendiri.

"Aigoo.. lihatlah kaki mulusmu ini, sayang. Sudah merah..."

Gumam gadis itu pada dirinya sendiri.

"Hiss.... Andai saja aku memiliki sebuah koin, untuk menelepon eonni atau appa! Sial! Pabboya!!!!"

Sret

Tas yang dibawanya diambil oleh lelaki misterius. Sibuk memaki-maki dirinya sendiri, membuat gadis itu tak sadar jika diikuti.

"YA!!!! Pencuri!!! Kembalikan tas-ku, bodoh!!!" gadis itu berlari mengejar pencuri tasnya.

Kakinya tak begitu kuat berlari. Ia hanya berlari dengan langkah kecil, karena menahan perih. Mulutnya tak berhenti berteriak, meminta pertolongan.

"Toloong!!! Pencuri!!! Ya manusia jelek!! Kembalikan tasku!!!"

Berlari tanpa terasa memasuki sebuah gang kecil. Gadis itu menyaksikan lelaki berhoodie hitam sedang melawan pencuri tasnya. Ia terdiam menyaksikan gulat yang cukup aneh dan mengerikan. Gerakan tangan yang lincah dari si lelaki berhoodie, hanya dengan berdiri tegak, ia menggerakkan tangan yang membawa .... Benda berkilau. Apakah itu pisau?

Jleb

"Hah!" gadis itu menutup mulutnya ketika mendapati lelaki berhoodie itu menghunuskan pisau ke perut pencuri. Tertawa. Lelaki itu menghunuskan pisau secara perlahan, menusuk dan menggerakkan pisau secara vertikal ke bawah, dan membuat garis yang sama dua lagi. Bahkan, gadis itu mampu melihat siluet dari percikan darah yang keluar.

Tak ingin buang-buang waktu lebih lama, ia tertawa lagi dan melirik tas si gadis. Diambilnya tas itu dan berjalan kearah seseorang yang masih setia membeku. Senyum miring dibalik maskernya melihat sosok di dihadapannya terpaku kearahnya. Ia memberikan tas itu tanpa berkata dan beranjak.

"Tunggu," gadis itu menahan tangan lelaki berhoodie ketika kesadarannya telah kembali. Ia sedikit takut, namun melawan rasa takutnya. "Gomawo..."

Apakah si gadis itu bodoh? Berterimakasih pada lelaki sadis? Entahlah. Dia merasa berterimakasih karena sudah mengembalikan tasnya. Tak lebih, mungkin.

Lelaki itu mengangguk sebagai respon dari orang yang mengucapkan kata terimakasih untuknya. Ia kembali bergerak, namun ketika tangan itu kembali menahannya. Kepalanya sedikit menoleh.

"Apa kau punya koin? Aku ingin meminta keluargaku untuk menjemput. Aku membutuhkan koin untuk telepon umum," gadis itu berdiri dengan sangat tak nyaman, tangannya menggenggam hoodie itu dengan gemetar.

Lelaki itu merogoh sakunya, terlihat benda berkilau yang bermandikan darah. Sang gadis pun berjalan mundur. Namun, lelaki itu kembali memasukkannya ke saku dan merogoh saku lain. Benda bulat berwarna perak. Ia menjatuhkannya begitu saja dan berlalu.

13 PSYCHO √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang