18

2.7K 450 193
                                    

Regret


"Kei apa kau tuli?! Ayo pergi!!!" Yerim menarik tubuh Jungkook yang diam seperti batu besar. Susah digerakkan. Yerim sampai terjatuh karena berusaha membangunkan Jungkook dari lamunannya. Tidak, lelaki itu lebih menunjukkan ekspresi kecewa dibandingkan melamun.

Jungkook berdiri dan mengulurkan tangannya pada Yerim. Yerim segera menerima dan menarik tangan Jungkook untuk berlari bersamanya. Yang dipikirkan Yerim kali ini adalah satu, membawa Jungkook menjauh dari hal yang sekiranya membahayakan. Meski perkiraan belum tentu benar, mengantisipasi bukanlah perbuatan yang salah.

Jungkook melemaskan diri agar Yerim tak kesusahan menariknya. Ia menoleh sejenak kebelakang sembari berlari membuat bagian kepala dari hoodie-nya terlepas. Wajah Jungkook terlihat sangat jelas bagi orang yang baru datang. Yerim akan melakukan seperti yang Jungkook lakukan, menoleh dan melihat sosok lelaki asing itu, namun, tangan kekar Jungkook menutup matanya.

"Kajja," bisik Jungkook.

Mereka berlari meninggalkan Soojung yang kesakitan dan bisa kehabisan darah.

"Soojung, kau masih bisa mendengarkanku?"

Soojung yang sudah lemas hanya mengangguk.

"Sialan! Kenapa kau pergi diam-diam? Lihat sekarang! Kau celaka!"

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, ia segera mengangkat tubuh ringkih soojung dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Tentu saja, menghindari rumah sakit milik keluarga Kim. Akan membahayakan mereka berdua jika mendatangi rumah sakit itu.

.

Jungkook berlari dengan menggenggam tangan Yerim. Sesungguhnya, batin dia sebagai Kei terluka. Tiba-tiba pikiran tentang Yerim yang lebih peduli pada Jungkook melintas saat gadis itu berusaha menghentikannya.

Bruk

"Aggh," Yerim mengusap lututnya. Tubuhnya gemetar karena ia belum sepenuhnya pulih.

Jungkook segera menekuk lututnya mensejajarkan tingginya dengan Yerim yang terduduk di jalanan karena terjatuh. Tanpa bicara, tangannya menggulung celana pasien yang Yerim pakai sebatas lutut.

"Syukurlah tak berdarah," Jungkook mengusap pelan lutut Yerim berniat untuk menghilangkan sedikit rasa sakit.

Yerim terdiam. Ia tau itu bukan Jungkook. Kei masih menguasai. Tapi, Kei berbeda. Tak banyak bicara seperti biasanya. Yerim merasa canggung dengan situasi seperti ini.

"Cantik, naiklah," Jungkook memposisikan dirinya agar Yerim mau ia bawa di punggungnya.

"Tak perlu, Kei. Aku tak apa."

"Kau masih lemah."

Jungkook membantu Yerim berdiri dan kembali membalikkan badannya bersiap menerima tubuh Yerim. Meski ragu, Yerim meraih tubuh Jungkook.

Ada rasa hampa ketika sepanjang perjalanan mereka hanya diisi dengan keheningan. Biasanya Kei aktif berbicara. Dan Yerim sibuk mendebat. Biasanya Kei memanggil dirinya dengan sebutan 'cantik' yang ceria dan nyaris dibuat imut. Tapi tadi, ia memanggil cantik dengan sangat datar dan dingin. Sangat berbeda.

"Jung- ani.. Kei... apa kau marah padaku?" Yerim tak bisa lagi menahan bibirnya untuk tidak bertanya.

Tak ada jawaban. Jungkook tetap berjalan menyusuri jalanan setapak. Mereka memasuki area taman.

13 PSYCHO √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang