27

2.5K 386 97
                                    

Kidnapped






Tuan Cho mondar-mandir kesana kemari, tak terhitung sudah berapa kali ia berjalan ke depan, dan berbalik menuju arah sebaliknya, berbalik lagi dan lagi. Satu tangan berada dibawah dagu sedangkan tangan lain melingkar di perut. Ia nampak berpikir langkah apa yang harus diambil untuk mempertahankan Jimmy. Meski sedikitpun tak ada darahnya yang mengalir di tubuh Jimmy, namun, ikatan batin seorang ayah dan anak antara mereka terlampau kuat. Ia gelisah, saking gelisahnya, Chorong yang menjadi istrinya tak mampu memberikan ketenangan lagi bagi sang suami.

"Daddy," lirih Jimmy. Ia sudah membuka mata dan terlihat jauh lebih baik meski wajah pucat masih sangat jelas terlihat.

"Hmm?" Kyuhyun berjalan mendekati Jimmy dan mengusap bagian rambut Jimmy yang basah karena berkeringat.

"Daddy, don't worry. I'm fine, now. Really.."

Kyuhyun tersenyum tipis. "Yes, son. But, Doctor told me that you-..."

Jimmy meraih tangan Kyuhyun membuat pria paruh baya itu terdiam. "Don't do that. I'm fine."

Kyuhyun terdiam kembali. Puteranya tak mau dioperasi. Operasi memang memiliki kemungkinan kesembuhan yang kecil, tapi Kyuhyun masih berharap pada keajaiban. Namun, Jimmy menolak. Kelemahan baginya adalah selama ini memberikan apapun untuk Jimmy dan menuruti keinginannya, bahkan keinginan untuk kembali ke negara asal dan mengembangkan bisnis yang sekarang sudah terlihat progressnya. Sangat baik.

"Daddy. I'm tired," keluh Jimmy sembari memejamkan mata sejenak.

Chorong, Wendy maupun Jimin paham apa maksud dari kata 'lelah' yang dikeluarkan dari bibir pucat Jimmy. Ia lelah seumur hidup ditopang dengan obat. Ia lelah menjadi lelaki yang tak normal. Ia lelah dengan selang-selang yang menyiksa dan membuatnya terlihat lemah. Ia lelah harus berurusan dengan rumah sakit dan segala hal yang berkaitan dengan itu.

"Boy, don't give up," Wendy sedikit berlari dan meyakinkan adiknya jika ia tak boleh menyerah dengan keadaan yang ada. Wendy sudah terlanjur menyayangi Jimmy.

"I want to talk with my brother, Jimin. May I?" tanya Jimmy pada keluarganya.

Kyuhyun segera melepaskan genggaman ditangan Jimmy. "Of course. But, think twice, son."

Jimmy mengagguk lemah.

Jimin mendekati Jimmy dan membantunya duduk ketika semua sudah berada di luar. Jimin terlihat serius karena ia tau Jimmy sedang tidak dalam keadaan untuk diajak bercanda.

"Jim, terimakasih untuk segalanya," Jimmy membuka suara.

Jimin menaikkan salah satu alisnya pertanda ia tak mengerti kenapa Jimmy mengatakan itu. Apa itu pertanda buruk?

"Aku lelah menjadi beban untukmu."

"Tidak!" sergah Jimin. "Kau tak pernah menjadi beban. Aku memang seringkali kau buat keteteran dengan permintaan aneh dan mendadak, seringkali aku ingin menjambak rambutmu sampai botak, tapi, Kau tetap sahabatku. Dan kau bukan beban bagiku, Jimmy.."

Jimmy terkekeh. Sedikit nyeri di dada ketika ia mencoba tertawa. Ia hanya berpikir, bahkan tertawa kecil saja membutuhkan perjuangan. "Jim, aku tau dokter menyarankanku untuk operasi dan daddy berharap aku menerimanya. Tapi, Aku merasa tujuan hidupku sudah selesai."

"Eh? Dasar sembarangan!" Jimin menjitak pelan dahi Jimmy. "Tujuan hidup selesai jika kau sudah mendapatkan wanita yang menemani sampai akhir hayat."

Ganti, Jimmy menjitak kepala Jimin. "Wanita, wanita dan wanita. Kau pasti tau siapa wanita yang ingin ku limpahi cintaku di dunia ini."

"Hey Jimmy Cho sang CEO yang disegani namun payah! Wanita yang ku maksud bukan mommy atau noona-mu. Tapi istri! Astaga... CEO tapi pemikiran sedangkal bak mandi. Jim, kau harus mencari istri dan menanamkan benihmu disanaa supaya kau punya keturunan, lalu... Yak!"

13 PSYCHO √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang