28

2.4K 401 112
                                    

BLOOD AND HURT
Warning! Part ini agak cringe. Ada darah dan hal-hal yang bikin nggak nyaman. Bisa di skip. Bisa diabaikan bisa dibaca juga :v

Happy reading..



Kei sudah berlari berniat menuju rumah yang sudah lama ditinggalkan Jungkook. Rumah sumber kebahagiaan dan kesakitan. Namun, baru beberapa langkah, ia menghentikan larinya. Melihat dan kembali video yang dikirimkan, dan ia merasakan ada yang aneh. Kei menyalakan aktivasi gps untuk melacak keberadaan Yerim melalui ponselnya.

"Keparat! Nyaris saja aku salah!"

Kei segera berlari menuju arah yang sebenarnya.

*

Soojung mengendap-endap menuju ruangan yang menjadi tempat penyiksaan anaknya. Ya, tidak dilukai secara kekerasan fisik, namun harga diri puterinya terluka. Membuka perlahan pintu yang menghalangi jalan, Soojung terkejut melihat wajah lemas Yerim. Keringat mengalir deras hingga rambutnya lepek. Yerim memejamkan mata dengan nafas yang terengah-engah.

"Yerim...," Soojung segera menutup pintu dan mendekati Yerim. Ia memeriksa seperti ada yang salah dengan puterinya. "Apa yang dia lakukan padamh? Kau baik-baik saja?" Soojung perlahan membuka benda hitam yang menutup mulut Yerim.

Yerim masih menangis. air mata tak henti mengalir meski ia tak bersuara. "Apa... aku terlihat... baik, huh?" ucap Yerim masih dengan nafas yang tak beraturan. Ia ingin marah dan mencakar wanita dihadapannya.

"Aakhh...," Yerim kembali merasakan gejolak itu. Rasa perih pada pusat tubuhnya, ditambah dengan sesuatu yang akan keluar membuat tubuhnya semakin melemas. Ia sudah tak sanggup lagi. Sungguh.

"Yerim kau kenapa?" Soojung panik. Ia melihat ke sekitar. "Benda itu?"

Yerim kembali menggeliat. Ia hampir saja terjungkal bersama kursi jika tak ditahan Soojung. Setelah Yerim sedikit tenang, dan kembali meraup oksigen sebanyak-banyaknya, Soojung segera mengambil benda yang merupakan remot kecil. Setelah memastikan menekan tombol off, ia membuang benda itu secara asal dan mematikan kamera yang ternyata masih menyala.

"Apa bajingan itu memasangnya? Eomma ambil saja, ya?" Soojung ingin menangis. Ia memang ibu yang brengsek. Ia sempat kesal dengan Yerim dan tak peduli, tapi bukan berarti ia ingin Yerim dirusak. Lebih baik, ia melihat Yerim mati daripada harus merasakan sakitnya dilecehkan.

Yerim hanya memejamkan mata. Ia hanya bersyukur Minhyuk tak mengambil harta berharganya. Still virgin, namun, apakah semua itu berarti? Dirinya merasa kotor karena tangan Minhyuk sempat menyentuhnya. Rasa lega dan perih ketika ia pasrah tangan Soojung masuk untuk mengambil benda laknat yang membuatnya berkali-kali mencapai puncak hingga tak bertenaga lagi. Bahkan, ia merasakan Soojung merapikan rok bawahnya lagi.

"Soojung! Apa yang kau lakukan?!!!"

Suara itu membuat ibu dan anak tersentak. Tubuh Soojung sedikit ringan karena Minhyuk menarik tubuh itu ke belakang. Yerim menatap orang yang sudah memperlihatkan wajah aslinya dengan raut wajah ketakutan.

"Minhyuk! Hentikan! Atau bunuh dia," pinta Soojung. Matanya sudah buram karena air mata yang siap untuk mengalir di pipi. "Lebih baik bunuh dia, jangan siksa dia seperti itu! Kau tau? Aku memang ibu yang brengsek. Tapi, bukan berarti naluriku sebagai ibunya hilang. Aku memang sempat membencinya, tapi bukan berarti aku rela dia kau lecehkan!"

"Kita sudah membicarakannya sebelum pergi ke klinik, Soojung!"

"Tapi tidak menyiksanya seperti ini, sialan!!! Aku pikir kau melakukannya hanya untuk menggertak bocah itu! Tidak sungguh-sungguh menyentuh Yerim!"

13 PSYCHO √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang