21

2.6K 420 128
                                    

Red Thread Between Us









Sooyoung melemparkan lembaran design yang ia buat sehingga kertas-kertas berserakan di karpet. Ia kesal karena harus membuat design yang seunik mungkin untuk digunakan di fashion week salah satu dosennya yang terkenal sulit. Miss Jessica. Tema spring dipilih untuk menjadi dasar designnya itu. Sooyoung hanya diberi waktu tiga hari untuk menyerahkan design buatan nya.

"Jangan kebanyakan mengeluh. Tak semua mahasiswa bisa dipilih oleh Miss Jessica," tegur Yerim.

Sooyoung melirik kearah gadis yang sibuk dengan camilannya. Ia merasa sedikit tak enak. Menaklukan Miss Jessica itu adalah impian Yerim. Banyak sekali design yang diserahkan namun, hanya beberapa anak yang lolos.

"Hmm... Ku rasa Jaemin harus meminta maaf padamu," celetuk Yerim.

"Kenapa?"

"Mengataimu stupid," Yerim keluar menuju balkon. Di apartement itu, hanya kamar Yerim yang bisa mengakses balkon. Yerim ingin menyendiri. Jujur, ia iri pada Sooyoung.

Chaeyoung yang sedari tadi diam merasakan atmosfir yang berbeda di kamar itu.

"Waeyo?" bisik Chaeyoung mendekati Sooyoung.

"Ku rasa, dia kecewa karena belum bisa membuat Miss Jessica puas. Aku salah. Kenapa harus mengerjakan hal ini disini? PAdahal aku tau Yerim ingin designnya di akui Miss Jessica."

Yerim menikmati hembusan angin malam. Ia harus bisa mengontrol perasaannya. Harusnya dia mendukung Sooyoung bukan malah iri. Yerim mengeluarkan ponselnya. Ia menekan beberapa digit tombol angka lalu terhubung dengan seseorang.

"Yeobeseyo.."

"Ini...," Yerim sedikit menggantungkan perkataannya.

"Jungkook."

Mendengar suara dari seberang, Yerim mendesah lega. "Jungkook, aku ingin membuat design. Aku tak akan fokus pada pakaian wanita."

"Lalu..."

"Maukah kau menemaniku mencari inspirasi?"

"Kemana kau mencari inspirasi?"

"Kemana saja! Pikiranku buntu. Aku tak tau harus mencari inspirasi kemana lagi. Dan aku butuh model juga. Jaemin menolak mentah-mentah untuk ku jadikan model."

"Baiklah. Besok setelah aku selesai kelas aku akan menemanimu. Bagaimana dengan... mmm..."

"Kei? Tak masalah. Kau ataupun Kei, asalkan bukan orang lain, tak masalah. Tapi, bisakah kau berpesan pada Kei untuk tidak mengacau? Maksudku, dia tak bisa diam jika di dekatku. Aku butuh inspirasi, bukan orang untuk berdebat."

Jungkook terkekeh. "Baiklah.. sekarang, sudah hampir tengah malam. Tidurlah."

Yerim tersenyum. Pipinya terasa panas. "Baiklah. Selamat malam..."

Yerim merasa lega. Jungkook terdengar seperti tak keberatan dengan kehadiran Kei, dan dia juga akan menerima Kei. Mungkin, ini awal mereka bisa benar-benar akur. Yerim ingin menguatkan Jungkook, dan membuat Kei tetap tinggal. Egois? Ya, dia egois. Mungkin ia dan Jungkook terhubung oleh benang merah yang tak terlihat. Dan sampai sekarang, benang merah itu belum Yerim temukan. Tapi ia meyakini jika pertemuannya dengan Jungkook itu memang semestinya.

13 PSYCHO √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang