19

2.7K 455 167
                                    

Healer







Lelaki misterius yang selalu bersama Jung Soojung itu dengan setia menunggui wanitanya tersadar. Lukanya cukup serius karena Soojung membutuhkan transfusi darah. Membuat keadaan Soojung terkulai lemah membuat lelaki itu menggeram dan bertekad untuk membalaskan perbuatannya pada Soojung.

Lelaki itu memanggil seseorang via telepon untuk menjaga Soojung sementara ia sendiri harus memastikan lelaki yang menarik perhatiannya sejak semalam. Berjalan dengan langkah keangkuhan melewati koridor rumah sakit. senyum miring terpampang jelas diwajahnya.

.

Setelah hampir satu jam mengendarai mobil menuju sebuah perusahaan besar yang terpampang dalam kartu nama Kang Seulgi, sang adik, ia menghentikan mobilnya dan mengamati dari jauh.

"Perusahaan yang cukup besar dan bekerja sama dengan Healthy care? Itu adalah rumah sakit milik keluarga Kim. Sungguh perusahaan yang tak main-main."

Wajahnya yang tenang mendadak sedikit serius melihat rombongan orang-orang yang keluar dari dalam gedung. Salah satunya berlari untuk membukakan pintu. Iya, itu adalah orang yang lelaki itu incar.

"Wajahnya sungguh persis dengan lelaki yang menyakiti Soojung. Jika itu dia, aku tak menyangka seorang CEO yang berwibawa mempunyai jiwa psikopat."

Hanya seorang CEO, namun mobil yang mengawalnya ada dua. Dari depan dan belakang. Mobil tengah tentu saja diisi oleh Jimmy Cho, sopir dan mungkin sekertarisnya.

Setelah ketiga mobil keluar area perusahaan, tak ingin kehilangan jejak. Sang pengintai segera membuntutinya.

*

Jimin mengotak-atik tabletnya memeriksa jadwal-jadwal yang sengaja dirubah karena keinginan mendadak dari atasannya, Jimmy Cho. Jimin sedikit mengeluh karena apa yang diinginkan Jimmy itu sangat mendadak. Jika ingin berganti, kenapa tak memberi tahunya sejak semalam?

"Tuan Cho yang terhormat, kita akan kedatangan tamu dari New Zealand. Kapan kau akan menjamu tamumu?" tanya Jimin dengan nada sedikit penuh penekanan agar Jimmy peka kalau ia sedang kesal.

"Nanti malam," jawab Jimmy santai.

"Ne? astaga.. kau lupa huh, nanti malam aku harus menghadiri pertunangan sepupuku."

"Kau bisa pergi setelah acara makan malam kita berakhir," lagi-lagi Jimmy memberikan jawaban yang membuat Jimin menggeram.

"Rasanya aku ingin menjambak rambutmu sampai botak," desis Jimin.

"Yang tunangan kan sepupumu, bukan dirimu. Jadi, kendalikan emosimu."

Lagi-lagi Jimin menggeram. "Jim, kenapa kau ingin pergi ke rumah sakit itu? siapa yang sakit? Dan seberapa pentingnya sampai kau membatalkan jadwal-jadwalmu? Bukankah kau sudah menemui psikiater kemarin? Kenapa harus ke rumah sakit lagi?"

"One by one," sahut Jimmy dengan mata yang tak lepas dari pemandangan padatnya kota di jam kerja.

Jimin memaksakan senyumnya. "Kenapa kau datang ke rumah sakit?"

"It's not your business."

"Sial," desis Jimin membuat sopir yang ada disebelahnya terkekeh. "Untung disini ada Song ahjussi, kalau tidak, sudah ku kuliti kau, Tuan Cho."

13 PSYCHO √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang