26

2.4K 412 96
                                    

XXX PLAN







Myungsoo membawa Yerim yang meronta ke dalam mobil. Puterinya bersikeras mencari Kei yang tak ada disana. Myungsoo juga sudah memanggil polisi dan dia akan berpura-pura menemukan mayat-mayat itu.

Myungsoo membujuk Yerim untuk kembali ke rumah bersama beberapa bodyguardnya sementara dirinya akan memberikan kesaksian pada para polisi nanti. Segala kemampuan Myungsoo kerahkan untuk membujuk puterinya yang keras kepala, hingga akhirnya Yerim menyerah melihat tatapan frustasi sang ayah. Ia memilih mundur dan kembali ke rumah.

Myungsoo memastikan puterinya pergi, dan ia kembali melirik jejak tetesan cairan yang belum kering di aspal. Mengikuti insting, Myungsoo berjalan mengikuti tetesan cairan yang terlihat berwarna merah gelap. Ia bisa melihatnya ketika menyalakan senter dari ponsel. Duda dua anak itu mendengar suara rintihan ketika sampai didekat dengan pohon. Dua orang yang ia sewa mengikuti untuk memastikan sang tuan aman, sementara dua lainnya menunggu kedatangan polisi.

"Aasshh... keparat, brengsek! Sialan!" umpatan pelan keluar diiringi dengan ringisan yang membuat Myungsoo merinding. Tapi, ia mengenali suara itu meski terdengar lemah.

"Jeon Jungkook?" Myungsoo terkejut melihat seseorang yang bersandar di balik pohon. Ia menggenggam pisaunya. "Ani, apa kau Kei?"

Kei yang menahan sakit, mencari-cari sesuatu dibelakang Myungsoo. Ia khawatir orang yang memenuhi pikirannya ada disana.

"Kau mencari Yerim?"

Pertanyaan Myungsoo hanya dibalas anggukan lemah. Bibirnya Kei kering dan wajahnya memucat.

Myungsoo berjongkok didekat Kei. Ia meraih pisau milik Kei dan meletakkannya. Tangannya bergerak memeriksa denyut nadi dari orang dihadapannya itu. "Denyut nadimu lemah, tapi kau tetap bertahan sadar seperti ini, Kau benar-benar luar biasa, Kei. Yerim sudah pulang. Aku akan mengabarinya kalau aku menemukanmu, sekarang, kita masuk ke mobil dan aku akan meminta bodyguardku untuk membawamu ke rumah sakit terdekat."

Kei menahan tangan Myungsoo. "Jangan. Jangan beritahu cantik tentang keadaanku. Aku tak mau dia khawatir. Dan jangan bawa aku ke rumah sakit. Aku tak mau dirawat disana."

Myungsoo mengernyit heran. Kenapa Kei menolak?

"Tuan, polisi sudah mendekat."

Myungsoo segera tersadar. "Bawa dia ke apartement Yerim," perintah Myungsoo pada bodyguardnya. "Kei, aku akan mengobatimu."

Kei diangkat tubuhnya, membuat lelaki itu meringis kesakitan. Menyadari luka di punggung, Myungsoo segera meminta salah satu bodyguard melepaskan jas yang dipakai. Ia menutup jas itu dengan sementara menggunakan jas. Lengan jas, dimanfaatkan untuk tali.

"Pisau," gumam Kei.

Myungsoo mengambil pisau lelaki itu dan menyerahkannya. "Jangan membunuh lagi. Jangan berada dalam bahaya."

Kei terdiam. Ia pasrah ketika dibawa ke mobil dan langsung dibawa menuju apartement Yerim. Myungsoo terpaksa ikut dan membiarkan dua orang bodyguardnya mengurus laporan untuk polisi. Jika ia bertahan disana, maka Kei bisa semakin sekarat. Kei butuh dirinya. Dan apartement Yerim kosong saat ini. Ia akan memanfaatkannya.

*

Yerim memasuki rumah dengan perasaan campur aduk. Ia khawatir pada Kei dan Jungkook. Meski Kei psikopat yang kuat, tapi tetap saja Yerim khawatir. Ia bermimpi Kei melawan orang asing dan ia didorong keluar rumah tua, lalu belum lagi ia bermimpi Kei berlumuran darah. Astaga! Jangan pernah mensugesti diri jika mimpimu itu adalah petunjuk atau firasat, Kim Yerim!

"Kau kenapa?"

"Eh? Sooji eonni? Aku tak apa," mata Yerim melirik pada Joohyun yang duduk di kursi roda karena pinggangnya masih sakit. disana ada Seokjin yang sedari tadi tidak pulang.

13 PSYCHO √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang