Dan kedua namja itu akhirnya berlayar menuju alam mimpi. Dengan senyuman menghiasi wajah rupawan mereka. Terlihat sempurna, bukan? Ah, tapi yang harus kita ingat adalah tak ada yang sempurna di dunia ini. Ya, itulah kenyataannya.
.
.
.
🍁🍁🍁
Seonho mengerucutkan bibirnya, kesal. Sementara Guanlin yang ada dihadapannya hanya bisa terkekeh melihat Seonho yang merajuk.
Namja Yoo itu kesal pada Guanlin, karena namja Lai itu melarangnya untuk pergi ke sekolah. Ia sudah merasa sehat. Jadi seharusnya Guanlin tak perlu khawatir lagi. Namun yang ia dapatkan adalah sebuah penolakan. Bukan tanpa alasan Guanlin melarang Seonho masuk sekolah. Seonho sekarang memang terlihat sudah sehat. Namun Guanlin tak ingin mengambil resiko. Semalam saja demam Seonho sempat naik. Padahal sebelumnya keadaan namja Yoo itu sudah membaik. Dan Guanlin tak ingin jika Seonho tiba-tiba saja kembali demam saat ia berada di sekolah.
"Jangan merajuk seperti itu, sayang. Kau boleh sekolah-"
"Benarkah, hyung?" Perkataan Guanlin terpotong saat Seonho tiba-tiba bertanya dengan antusias. Jangan lupakan binar bahagia yang terlihat dari mata indahnya.
Guanlin tersenyum dan mengacak rambut Seonho dengan gemas. "Ya, kau boleh sekolah. Tapi besok. Setelah kau benar-benar sembuh."
Seonho menunduk. Ia sudah terlalu berharap Guanlin mengijinkannya pergi ke sekolah. Ia lupa jika kekasihnya itu tak ada toleransi jika itu menyangkut tentang kesehatan.
"Hei." Guanlin mengusap kepala Seonho dengan sayang. Membuat namja Yoo itu akhirnya mendongak. Menatap wajah yang selalu saja membuat hatinya bergetar.
"Aku hanya ingin kau benar-benar sembuh, sayang. Maaf jika keputusanku membuatmu kesal." Seonho tak menjawab. Namja Yoo itu lebih memilih untuk memeluk namja tampan yang ada dihadapannya. Seonho memang kesal. Namun ia tak marah pada Guanlin. Apa yang dilakukan Guanlin adalah karena namja Lai itu menyayanginya.
Guanlin kembali terkekeh saat menerima pelukan Seonho yang tiba-tiba. Sungguh. Kelakuan Seonho benar-benar membuat Guanlin gemas. "Sudah tak marah?" Pertanyaan Guanlin dijawab anggukan oleh Seonho. Tanpa melepaskan pelukannya.
"Kalau begitu sekarang kita sarapan." Seonho dengan terpaksa melepaskan pelukannya. Namun namja Yoo itu tak beranjak sedikitpun dari ranjang. Bahkan setelah Guanlin berjalan beberapa langkah.
"Ada apa?" Tanya Guanlin bingung saat Seonho hanya berdiam diri. Bahkan namja manis bermarga Yoo itu kembali mengerucutkan bibirnya, lucu.
"Gendong." Jawabnya, manja. Membuat Guanlin tak bisa menahan tawanya. Astaga. Bagaimana bisa ada namja seimut Seonho?
Guanlin segera menggendong Seonho dan membawa namja kesayangannya itu ke ruang makan.
Pandangan mata Seonho berbinar saat menatap meja yang telah penuh dengan berbagai makanan. Guanlin memang sengaja membeli banyak makanan agar Seonho senang. Ya, untung saja nafsu makan Seonho sudah kembali. Jadi tak perlu khawatir dengan makanan yang begitu banyak.
Guanlin tersenyum menatap Seonho yang tanpa henti memasukkan berbagai makanan ke dalam mulutnya. Sungguh. Mungkin bagi Guanlin. Sekarang melihat Seonho makan dengan lahap adalah suatu kebahagiaan. Ya, setelah kemarin ia melihat namja Yoo itu sakit dan tak punya nafsu makan. Sekarang ia sungguh bahagia melihat Seonho yang begitu bersemangat saat makan.
"Guanlin hyung tidak makan?" Seonho menghentikan acara memasukkan makanan ke dalam mulut saat ia merasa bahwa Guanlin terus saja menatapnya.
Guanlin tersenyum dan mengusak surai Seonho dengan gemas. "Iya, sayang. Aku akan makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love You (GuanHo)
RandomPerjodohan. Apa yang kalian pikirkan tentang perjodohan di jaman yang sangat modern ini? Tabu? Ya, mungkin beberapa orang akan menganggapnya seperti itu. Namun tentu saja tidak semua orang berpikiran sama. Masih saja ada orang yang memegang teguh k...