Mencoba untuk tersenyum, Seonho berusaha mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja. Walaupun yang terlihat adalah senyum yang terlihat menyakitkan.
"Aku tak apa, noona." Lirih, Seonho.
"Yakinlah, Guanlin akan bahagia bersamaku." Ucap Eun Bi, dengan senyum yang setia menghiasi wajah cantiknya.
.
.
.
🍁🍁🍁
"Apa kau baik-baik saja?" Namja Kwon itu menatap namja manis yang ada dihadapannya dengan khawatir. Namja manis itu tadi menghubunginya dan meminta untuk dijemput. Namun ia sungguh terkejut saat disana ia bertemu dengan Guanlin, mantan tunangan Seonho.
"Aku baik, hyung. Setidaknya selama hyung bersedia mentraktirku makan." Jawab Seonho, mencoba untuk bercanda. Walau terlihat jelas dari mata namja Yoo itu jika sekarang ia sedang tak ingin bercanda. Ya, Hyunbin sadar akan itu. Namun ia enggan bertanya lagi, ia takut pertanyaannya akan membuat Seonho bersedih.
"Baiklah. Katakan, sekarang kau ingin makan apa?" Sungguh. Hyunbin berharap dengan ia menuruti keinginan namja Yoo itu, maka kesedihan Seonho akan sedikit berkurang.
"Aku ingin makan kue beras yang pedas, hyung." Ucap Seonho, antusias. Dan tentu saja langsung diangguki oleh Hyunbin.
.
Kedua namja itu terlihat asik menyuapkan kue beras ke dalam mulut mereka. Ah, atau lebih tepatnya hanya satu namja. Karena namja yang satu sedari tadi hanya menatap namja yang ada dihadapannya dengan pandangan khawatir. Bagaimana, tidak. Seonho sekarang sedang memakan kue beras dengan kadar kepedasan diatas rata-rata. Orang normal pasti akan langsung sakit perut setelah memakannya. Namun sepertinya Seonho biasa saja. Ah, orang patah hati memang luar biasa.
Kalian pikir Hyunbin diam saja? Tentu saja, tidak. Namun namja Yoo itu sangat keras kepala. Bahkan Seonho sedari tadi tak berhenti untuk menyuap.
"Hei, kau bisa sakit perut jika memakan makanan pedas sebanyak itu." Namja Kwon itu masih berusaha membujuk Seonho. Walau hasilnya tetap saja nihil.
"Aku mohon, Seonho."
Namja Yoo itu menghentikan suapannya. "Kau tenang saja, hyung. Aku tidak akan sakit." Lagi dan lagi. Seonho mengatakan hal yang sama, membuat Hyunbin akhirnya menyerah.
.
.
Namja tampan bermarga Lai itu sedari tadi menatap taman yang ada dihadapannya dengan tatapan kosong. Sekarang ia sedang berada ditaman belakang rumahnya. Ini memang sudah malam dan tentu saja udara begitu dingin, namun ia belum tidur. Lebih tepatnya belum bisa tidur. Pikirannya kembali pada kejadian tadi sore. Dimana akhirnya ia bertemu kembali dengan Seonho. Walau dalam suasana yang sangat tak mengenakkan.
Ia masih sangat ingat bagaimana ekspresi Seonho saat melihatnya. Ah, ia sebenarnya juga sedikit terkejut saat melihat namja Yoo itu. Walau ia pintar menyembunyikan keterkejutannya.
Guanlin bisa melihat jelas bahwa Seonho terlihat sangat berbeda. Namja Yoo itu terlihat pucat dan kurus. Ah, Seonho memang mempunyai badan yang kurus, namun sekarang semakin kurus. Sejujurnya Guanlin khawatir. Hei, bagaimanapun Seonho pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Namun mengingat bahwa namja Yoo itu yang menginginkan perpisahan mereka, membuat Guanlin membuang jauh-jauh rasa khawatir itu. Lagi pula sudah ada Hyunbin yang merawat Seonho. Ia yakin namja Kwon itu akan merawat Seonho dengan baik.
Lamunan seorang Lai Guanlin buyar saat ponsel yang ada digenggamannya berbunyi. Tertera nomor yang tak ia kenal. Ia segera membuka pesan yang baru saja ia terima. Namun ia sungguh menyesal, karena isi dari pesan itu adalah sebuah foto. Foto yang memperlihatkan Hyunbin dan Seonho sedang makan bersama. Kencan? Ah, itu yang dipikirkan Guanlin saat ini.
Namja Lai itu menghela napas. Ia tak suka melihat foto itu. Namun ia bisa apa? Ia bukan lagi kekasih Seonho yang bisa melarang Seonho berdekatan dengan namja lain. Ia sekarang hanyalah orang lain bagi namja bermarga Yoo itu. Dan sejujurnya Guanlin tak menyukai itu.
Ponsel namja Lai itu kembali berbunyi. Namun sekarang adalah sebuah pesan dari kekasihnya, Hwang Eun Bi. Gadis cantik itu mengirim pesan bahwa besok ayahnya ingin bertemu dengan Guanlin. Dan tentu saja namja Lai itu mengiyakannya.
.
.
.
"Maksud paman?" Namja Lai itu sungguh tak mengerti dengan perkataan lelaki paruh baya yang ada dihadapannya. Sesuai janji, hari ini ia bertemu dengan ayah kekasihnya. Namun ia sungguh terkejut saat tuan Hwang mengatakan bahwa ia menginginkan Guanlin dan Eun Bi menikah. Ya, walau mereka sekarang memang sepasang kekasih, namun ia sungguh belum siap untuk menikah. Apalagi menikah dengan Eun Bi.
"Paman ingin kalian segera menikah. Bukankah sekarang kalian adalah sepasang kekasih?" Ya, yang diucapkan tuan Hwang memang benar. Namun apa ini tak terlalu cepat?
Tuan Hwang yang melihat Guanlin bingung tersenyum. "Kalian sudah bersahabat sejak kecil, jadi tak perlu waktu lama untuk kalian saling mengenal."
Akhirnya Guanlin meminta waktu kepada ayah dari Eun Bi. Ya, karena tentu saja ia tak bisa memutuskan semuanya sendiri. Ia harus membicarakan tentang pernikahan ini dengan kedua orangtuanya.
.
Namja tampan bermarga Lai itu memandang sungai yang ada dihadapannya dengan pandangan kosong. Setelah bertemu dengan ayah Eun Bi, ia memang memilih untuk pergi ke sungai Han. Namun sepertinya pilihan itu salah. Karena niat awalnya untuk menenangkan diri buyar seketika.
Sungai Han. Ah, ia jadi mengingat namja Yoo itu lagi. Sungguh. Bahkan sampai sekarang seorang Yoo Seonho tak pernah sedikitpun pergi dari hati dan pikirannya.
Dan haruskah ia menikah dengan Eun Bi, jika yang sampai sekarang menguasai hatinya masihlah si manis Yoo Seonho?
Apa ia akan bahagia jika menikah dengan Eun Bi?
Apa Eun Bi juga akan bahagia jika menikah dengan namja yang masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya?
Ia akui bahwa Eun Bi adalah gadis yang cantik dan baik. Mereka telah lama menjadi sahabat dan Guanlin sangat mengetahui sifat gadis Hwang itu. Namun bagaimana dengan hatinya? Ya, ia sadar bahwa Seonho telah menyakitinya. Ia juga sadar bahwa Eun Bi yang berada disampingnya saat Seonho memilih untuk pergi. Namun sekali lagi. Hatinya entah kenapa tetap memilih Seonho. Sebesar apapun namja Yoo itu menyakitinya.
"Hah, apa yang harus aku lakukan?" Gumam Guanlin. Ia sebenarnya ingin bercerita, namun ia tak tahu harus bercerita pada siapa.
Ya, kita doakan saja. Semoga Guanlin mendapatkan keputusan yang terbaik. Bukan hanya untuknya. Namun untuk semuanya.
.
.
.
TBC
Aku bingung, idenya mentok...
Apa aku cepet-cepet nikahin Guanlin sama Eun Bi aja biar ini cerita cepet tamat???
😂😂😂😂😂
Kasih saran ya teman-teman 💕💕Saranghae
❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love You (GuanHo)
RastgelePerjodohan. Apa yang kalian pikirkan tentang perjodohan di jaman yang sangat modern ini? Tabu? Ya, mungkin beberapa orang akan menganggapnya seperti itu. Namun tentu saja tidak semua orang berpikiran sama. Masih saja ada orang yang memegang teguh k...