"Tentu saja. Maafkan aku karena melimpahkan semua kesalahan padamu." Hyungseob mengangguk mendengar ucapan Woojin. Sungguh. Hatinya sangat lega, saat ini. Walau ia sedikit heran dengan sikap Woojin yang tiba-tiba berubah, namun ia sangat bersyukur mendapatkan maaf dari namja Park itu. Ya, semoga inilah awal yang baik untuk mereka.
.
.
.
🍁🍁🍁
Senyum indah tak sedikitpun luntur dari wajah manis seorang Ahn Hyungseob. Sungguh. Pertemuannya dengan Woojin beberapa saat lalu membuat namja Ahn itu merasa bahagia.
Ia lega saat Woojin bersedia memberikannya maaf. Dan lagi. Ia bahagia, karena mulai sekarang ia tak akan takut jika akan mendekati Woojin. Ya, Hyungseob memang menyukai Woojin. Entahlah, sejak kapan rasa itu muncul dihati seorang Hyungseob.
"Astaga. Wajahku terasa panas." Lirih Hyungseob dan menggelamkan tubuhnya dalam selimut. Namja Ahn itu akhirnya memilih untuk memejamkan mata. Sepertinya mulai malam ini ia akan tidur dengan nyenyak. Dan semua itu karena seorang namja bernama Park Woojin.
.
.
.
Pagi ini Hyungseob sungguh terkejut saat ia membuka pintu rumah dan menemukan Woojin telah berada disana. Semalam Woojin memang mengantarkan Hyungseob pulang, jadi tak heran jika namja Park itu mengetahui rumah Hyungseob.
"Woojin, apa yang kau lakukan didepan rumahku?" Tanya Hyungseob. Ia sungguh heran dengan kedatangan Woojin dirumahnya.
"Tentu saja menjemputmu. Ayo, kita berangkat." Woojin segera memasuki mobil. Sementara Hyungseob hanya diam memantung. Sungguh. Apa yang ia lihat saat ini terlihat seperti mimpi.
Dan lamunan Hyungseob buyar saat Woojin membunyikan klakson. Meminta kepada Hyungseob untuk segera memasuki mobil.
Walau sedikit ragu, akhirnya Hyungseob memasuki mobil namja Park itu. Dan Woojin segera melajukan mobilnya menuju sekolah.
Keadaan di dalam mobil terlihat sangat canggung. Woojin yang terlihat fokus mengemudi. Sementara Hyungseob memilih untuk menatap pemandangan yang mereka lewati. Sejujurnya ia tak suka dengan keadaan ini. Namun ia sendiri tak tahu bagaimana agar suasana di dalam mobil tak menjadi canggung.
"Apa tak masalah jika aku menjemputmu? Tak ada yang marah?" Setelah sekian lama hanya keheningan yang menyelimuti mereka, akhirnya Woojin mulai membuka suara.
Hyungseob sedikit terkejut saat mendengar pertanyaan Woojin. Sepertinya ia sedang sibuk melamun saat Woojin membuka suara. "Ah, tentu saja, tidak." Jawab Hyungseob, cepat. Membuat Woojin tak bisa menyembunyikan senyumnya saat melihat Hyungseob yang menjawab pertanyaannya dengan semangat.
"Baiklah, kalau begitu aku akan menjemputmu setiap hari."
Hyungseob menatap namja yang ada disampingnya dengan pandangan tak percaya. Apakah Woojin baru saja mengatakan bahwa ia akan menjemput Hyungseob setiap hari? Apakah yang sedang berbicara dengannya saat ini adalah sosok Park Woojin yang dulu membencinya? Astaga! Jika yang ia alami saat ini hanyalah sebuah mimpi. Maka Hyungseob memilih untuk tak bangun.
Woojin memalingkan wajahnya, menatap Hyungseob yang masih setia melihat kearahnya. Untung saja sekarang mereka sedang berhenti karena rambu lalu lintas menyala merah, membuat ia bisa menatap leluasa namja manis yang berada disampingnya.
"Ada masalah?" Namja Park itu bertanya dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Membuat namja Park itu semakin terlihat tampan.
"Ah, ti- tidak." Hyungseob segera menundukkan wajahnya. Mencoba menutupi rona merah yang sekarang sudah menghiasi wajah manisnya. Sungguh. Ia merutuki dirinya sendiri yang tiba-tiba menjadi gagap.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love You (GuanHo)
DiversosPerjodohan. Apa yang kalian pikirkan tentang perjodohan di jaman yang sangat modern ini? Tabu? Ya, mungkin beberapa orang akan menganggapnya seperti itu. Namun tentu saja tidak semua orang berpikiran sama. Masih saja ada orang yang memegang teguh k...