Guanlin tersenyum menatap Seonho yang memejamkan mata di dalam dekapannya. Dalam hati. Guanlin berjanji tak akan membuat namja manis yang ada di dekapannya itu sakit seperti saat ini. Cukup sekali ia lalai. Cukup sekali ia mengabaikan namja kesayangannya ini. Dan kedepannya ia akan berusaha untuk selalu menjaga dan membahagiakan Seonho.
Namun. Bukankah adanya janji adalah untuk diingkari?
.
.
.
🍁🍁🍁
Hari ini adalah hari ketiga sejak Seonho demam. Namja Yoo itu akhirnya bisa berangkat sekolah. Walau sebelumnya harus berdebat terlebih dahulu dengan Guanlin. Karena namja Lai itu masih menginginkan Seonho untuk istirahat di rumah. Sementara Seonho menolak. Ia sudah bosan terus saja berada di rumah. Dan akhirnya, Guanlin mengabulkan permintaan Seonho. Dengan syarat Seonho harus segera menghubungi Guanlin jika ia kembali merasa tak enak badan.
"Ingat. Kau harus segera menghubungiku jika kau merasa pusing atau tak enak badan." Lagi dan lagi. Seonho hanya bisa mengangguk mendengar perkataan Guanlin. Yang entah sudah keberapa kali. Seonho saja sudah bosan mendengar petuah dari sang kekasih. Yang terus saja diulang-ulang.
"Satu lagi. Jangan sampai telat makan. Nanti aku akan meminta Jinyoung untuk mengawasimu." Bukan tanpa alasan Guanlin meminta Jinyoung untuk mengawasi Seonho. Ia hanya takut Seonho mengabaikan waktu makannya. Karena beberapa hari ini napsu makan Seonho kembali menurun. Bahkan Guanlin harus bersusah payah membujuk Seonho agar namja Yoo itu bersedia makan.
"Iya, hyung. Kau tenang saja. Aku pastikan aku akan makan tepat waktu." Jawab Seonho. Berharap setelah mendengar jawabannya, Guanlin berhenti memberikan petuah untuknya.
Guanlin tersenyum dan mengusap kepala Seonho dengan lembut. "Maaf jika kau tak nyaman karena aku terlalu banyak bicara. Aku hanya tak ingin kau sakit lagi, sayang."
"Tak apa, hyung." Ucap Seonho, lirih. Jangan lupakan semburat merah yang menjalar di pipi mulusnya. Sungguh. Semua perhatian Guanlin membuatnya merasa menjadi namja paling beruntung di dunia. Dan ia berharap. Kebahagiaan ini tak pernah hilang.
.
.
.
"Astaga! Kau sudah sembuh, Seonho?"
"Apa demammu benar-benar sudah sembuh?"
"Apa kau sudah sarapan?"
"Jangan sampai kau kelelahan, Seonho."
Namja Yoo itu hanya bisa mengerucutkan bibir saat mendengar pertanyaan dari keempat sahabatnya. Astaga! Ia baru saja masuk kelas dan sudah dihadiahi dengan berbagai pertanyaan. Seonho sudah seperti seorang selebritis yang sedang diwawancarai oleh para wartawan.
"Bisakah kalian tanya satu-satu? Aku bingung harus menjawab yang mana." Perkataan Seonho dibalas cengiran oleh keempat sahabatnya.
"Kami hanya terlalu senang kau sudah masuk sekolah, Seonho." Ucap Hyungseob dan segera diangguki oleh sahabatnya yang lain.
Seonho tersenyum. Ia sungguh bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayanginya.
"Aku sudah sembuh. Aku sudah tak demam lagi. Dan aku sudah sarapan." Ucap Seonho. Menjawab pertanyaan dari para sahabatnya.
"Syukurlah. Ah, Guanlin hyung berpesan padaku agar aku memastikan kau makan tepat waktu." Ucapan Jinyoung diangguki oleh Hyungseob, Jihoon dan Daehwi. Mereka sudah berjanji akan menjaga Seonho dengan baik selama di sekolah. Sungguh. Mereka tak ingin sahabat manis mereka sakit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love You (GuanHo)
عشوائيPerjodohan. Apa yang kalian pikirkan tentang perjodohan di jaman yang sangat modern ini? Tabu? Ya, mungkin beberapa orang akan menganggapnya seperti itu. Namun tentu saja tidak semua orang berpikiran sama. Masih saja ada orang yang memegang teguh k...