"Ya. Anggap aku sebagai kakakmu sendiri. Karena mulai sekarang, kau adalah adikku." Ucap Eun Bi, tulus. Yang tentunya dijawab anggukan semangat oleh Seonho. Bahkan sekarang mereka terlihat berpelukan semakin erat. Tanpa menyadari bahwa seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka tengah menahan rasa cemburu yang ia rasakan.
.
.
.
🍁🍁🍁
Menatap seseorang yang kita cintai adalah suatu kebahagiaan yang tentu saja diinginkan oleh setiap orang. Menatap seseorang yang kita cintai tertawa sudah pasti keinginan setiap orang. Dan itu juga yang dirasakan oleh seorang namja tampan bernama Lai Guanlin.
Sekarang ia memang sangat bahagia, saat wajah manis kesayangannya terus saja tersenyum. Memancarkan cahaya kebahagiaan. Namun yang membuat ia kesal adalah senyum dan tawa itu bukan diperuntukkan untuknya. Melainkan untuk sahabatnya, Hwang Eun Bi.
Sungguh. Sekarang Guanlin merasa sangat terabaikan. Ia seolah tak dianggap keberadaannya oleh dua orang yang sedari tadi asik bercerita. Dua orang yang baru saja berbaikkan dan mendeklarasikan sebagai saudara. Bahkan sedari tadi Guanlin telah berusaha untuk mencari perhatian dari namja manis kesayangannya, namun terus saja gagal.
Tawa itu kembali terdengar. Membuat namja tampan itu semakin menekuk wajah. Mendengus kesal melihat dua orang itu tertawa tanpa menyadari keberadaannya.
"Kalian benar-benar melupakanku." Akhirnya kekesalan Guanlin mancapai batas. Membuat namja tampan itu memilih untuk mengungkapkan kekesalannya.
"Aku tak melupakanmu, hyung." Jawab Seonho, tanpa rasa bersalah. Sementara Eun Bi hanya bisa terkikik geli melihat Guanlin yang terlihat kesal. Ia sadar bahwa Guanlin cemburu karena Seonho sedari tadi memilih untuk berbincang dengannya.
"Tapi kau terus saja mendiamiku, sayang." Ucap Guanlin, tak mau kalah. Membuat Seonho akhirnya hanya bisa menghela napas. Sungguh. Guanlin yang sedang cemburu memang sangat merepotkan. Namun juga terlihat menggemaskan, bagi Seonho.
"Ya sudah. Sekarang apa yang kau inginkan, hyung?" Mendengar pertanyaan Seonho membuat Guanlin tersenyum. Ini adalah kesempatan untuk menjauhkan Seonho dari Eun Bi dan Guanlin tak akan menyia-nyiakannya.
"Aku ingin kau ikut denganku berjalan-jalan." Jawab Guanlin, mantap.
"Apa harus sekarang, hyung?" Ucap Seonho, polos. Dan tentu saja dijawab anggukkan mantap oleh Guanlin. Ia tak ingin luluh. Ia tak ingin gagal menjauhkan Seonho dari Eun Bi. Sudah cukup waktu bagi Eun Bi untuk memonopali Seonho. Sekarang adalah waktunya untuk bersama namja manis itu.
Dengan terpaksa akhirnya Seonho mengiyakan permintaan Guanlin. Dan memilih untuk berpamitan kepada Eun Bi. Ah, tapi jangan salah. Mereka telah merencanakan untuk bertemu lagi. Dan tentunya perhatian Seonho untuk Guanlin kembali terancam jika Seonho sudah bertemu dengan gadis Hwang itu.
.
.
.
Namja manis bermarga Yoo itu terus menyunggingkan senyum. Bahagia. Hanya itu yang ia rasakan saat ini. Sungguh. Jika saja bisa diibaratkan, mungkin sekarang hatinya sedang dipenuhi oleh bunga yang sedang bermekaran.
Deburan ombak yang mengalun indah seolah menjadi musik pelengkap untuk kebahagiaannya, saat ini. Terlihat sangat sempurna.
Tawa lepas terdengar keluar dari bibir mungil itu saat ombak berhasil menyapu kakinya. Membuat seseorang yang sedari tadi setia berada disamping namja Yoo itu tak bisa menyembunyikan senyumnya.
"Hyung, lihatlah. Ombaknya besar sekali." Ucapan dan tawa riang itu lagi dan lagi membuat Guanlin tersenyum.
"Jangan lari-lari, sayang. Kau baru saja sembuh." Peringatan Guanlin seakan menjadi angin lalu bagi Seonho. Namja manis itu masih saja asik berlari, menghindari ombak yang seolah mengejarnya.
Guanlin menghela napas lelah. Sungguh. Saat ini ia khawatir dengan keadaan Seonho. Kalau saja tidak karena paksaan dari namja kesayangannya itu, tentu Guanlin tak akan membawa Seonho untuk pergi ke pantai.
"Sudah. Kau tak boleh kelelahan, sayang. Kau harus segera makan dan istirahat." Guanlin berucap tegas.
Seonho yang mendengar perkataan Guanlin hanya bisa mengerucutkan bibirnya. Ia kesal pada sang kekasih yang memaksanya untuk berhenti bermain.
Sejujurnya Guanlin tak tega. Namun mau bagaimana lagi, ia tak mungkin membiarkan namja kesayangannya itu kelelahan.
"Jangan cemberut, sayang. Kau semakin menggemaskan jika cemberut seperti itu." Ucap Guanlin dan memberikan satu kecupan ringan pada bibir yang masih saja mengerucut itu. Membuat semburat merah dengan lancang nampak di pipi tembam seorang Yoo Seonho. Membuat Seonho terlihat sangat manis, dimata Guanlin.
.
Guanlin menatap namja manis yang adalah kekasihnya itu dengan tatapan kagum. Kagum dengan perut sang kekasih yang bisa menampung makanan dengan porsi yang sangat banyak. Bahkan namja manis kesayangannya itu telah menghabiskan dua porsi jajangmyeon.
"Ada yang aneh dengan wajahku, hyung?" Seonho yang sedari tadi risih dengan sang kekasih akhirnya mengeluarkan suara. Ia sadar bahwa sedari tadi Guanlin memang terus saja memperhatikannya. Dan itu sungguh membuat ia tak nyaman.
"Iya, wajahmu sangat aneh." Jawab Guanlin yang membuat Seonho mengernyit. Bahkan namja Yoo itu meraba wajahnya, memastikan tak ada sisa makanan atau saus yang menempel diwajah.
Tindakan spontan dari namja Yoo itu membuat Guanlin terkekeh. Sungguh. Tindakan apapun yang dilakukan Seonho memang selalu terlihat menggemaskan untuknya.
"Apa yang aneh, hyung?"
"Wajahmu itu sangat aneh, sayang. Aneh karena selalu bisa membuatku terpesona dan tak bisa untuk berpaling. Sepertinya wajahmu mempunyai magnet yang selalu bisa menarik mata, hati dan pikiranku." Sungguh. Siapa saja tolong Seonho. Beri tahu siapa yang telah mengajari Guanlin untuk merayu.
"Sejak kapan kau pandai merayu, hyung?" Seonho mencoba untuk tak termakan oleh rayuan dari namja Lai itu. Walau wajah dan jantungnya tak bisa bohong. Wajahnya sudah sangat memerah, saat ini. Dan jantungnya sekarang telah berdetak semakin kencang.
"Sejak kau menjadi pemilik hatiku." Jawab Guanlin, mantap. Sementara Seonho memilih untuk kembali menyantap makanannya. Mencoba menyembunyikan wajahnya yang semakin memerah. Sungguh. Ia tak sanggup jika terus-terusan mendengar namja terkasihnya itu mengucapkan rayuan.
.
.
.
Lagi dan lagi. Senyum indah itu menghiasi wajah tampan seorang Lai Guanlin.
Lagi dan lagi. Yang menjadi alasan senyuman itu tercipta adalah seorang Yoo Seonho.
Lagi dan lagi. Untuk kesekian kalinya Guanlin kembali jatuh cinta. Dan yang membuatnya jatuh cinta lagi dan lagi adalah seorang Yoo Seonho.
Anggap saja Guanlin gila. Ya, ia memang gila karena pesona dari namja manis yang tengah terpejam disampingnya.
Ia sangat bersyukur dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Karena perjodohan itu telah membuat ia bertemu dengan belahan jiwanya. Sosok yang sangat ia cintai. Sosok yang akan selalu menemaninya. Sosok yang akan menjadi teman hidupnya. Sosok yang akan selalu ia jaga. Sosok yang akan selalu ia prioritaskan kebahagiaannya. Sekarang dan selamanya.
.
.
.
TBC
Hari ini adalah hari pesta demokrasi Indonesia...
Hayoooo, siapa tadi yang sudah nyoblos? Angkat tangan 😂😂😂😂
Yang pasti sih, siapapun presiden kita nanti...
Kita harus tetap jadi Guanho shipper garis keras ya teman-teman 😂😂😂
Sampai jumpa dichapter selanjutnyaaaaa 😘😘😘😘Saranghae
❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love You (GuanHo)
De TodoPerjodohan. Apa yang kalian pikirkan tentang perjodohan di jaman yang sangat modern ini? Tabu? Ya, mungkin beberapa orang akan menganggapnya seperti itu. Namun tentu saja tidak semua orang berpikiran sama. Masih saja ada orang yang memegang teguh k...