How Can I Love You (11)

674 112 9
                                    

"Akhirnya kau bangun juga. Kalau begitu aku akan pergi. Menyusahkan saja!" Ucap Woojin datar dan segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Hyungseob yang tanpa sadar sudah meneteskan air mata. Sakit, sakit dan sakit. Hanya itu yang ia rasakan saat ini.

.

.

.

🍁🍁🍁

Seonho, Jihoon dan Daehwi berlari dengan tergesa. Ruang kesehatan, itulah tempat yang mereka tuju saat ini. Mereka memang baru saja mendapat kabar bahwa Hyungseob pingsan dan sekarang sedang berada di ruang kesehatan.

Ketiga namja itu segera masuk dan mencari dimana Hyungseob berada. Sementara Hyungseob hanya termenung. Dengan air mata yang sedari tadi tak bisa berhenti.

"Hyungseob, apa yang terjadi padamu? Apa yang sakit? Kenapa kau menangis?" Panik, Seonho. Sungguh. Ia sangat mengkhawatirkan namja bermarga Ahn itu.

"Hei, apa yang sakit?" Jihoon pun bertanya. Ketiga namja itu menatap sendu pada Hyungseob.

Seonho memeluk Hyungseob. Entahlah. Ia hanya merasa bahwa Hyungseob butuh sandaran. Entah apa yang terjadi pada namja Ahn itu. Namun, ia berharap pelukan bisa membuat Hyungseob sedikit tenang.

Jihoon mengusap rambut Hyungseob dengan lembut. "Menangislah jika itu bisa membuatmu tenang." Ucapan Jihoon membuat isakkan Hyungseob semakin menjadi.

.

"Jadi apa yang terjadi denganmu?" Tanya Daehwi, penasaran. Sekarang keempat namja manis yang bersahabat itu sedang berada di taman belakang sekolah. Tempat favorit mereka jika sedang berada di sekolah.

Hyungseob menggaruk tengkuknya. Ia sekarang merasa seperti seorang tersangka yang sedang diinterogasi. "Aku hanya merasa pusing karena baru saja siuman dari pingsan. Dan entah kenapa air mataku tiba-tiba saja keluar." Jawab Hyungseob. Walau tentu saja jawabannya itu adalah suatu kebohongan. Karena yang membuatnya menagis adalah ucapan dan perlakuan dari Woojin.

"Apa kau yakin?" Ucap Jihoon, menyelidik. Ia hanya masih penasaran. Karena selama yang ia tahu, Hyungseob bukanlah namja lemah, yang akan menangis hanya karena sedang sakit.

"Tentu saja yakin." Ucap Hyungseob, mencoba menyakinkan.

"Sudah, jangan dipermasalahkan lagi. Lebih baik kalian cepat makan roti kalian. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi." Seonho akhirnya menengahi. Sejujurnya ia juga tak percaya dengan apa yang Hyungseob katakan. Namun, apapun itu, ia yakin Hyungseob tahu apa yang terbaik. Mungkin saja namja Ahn itu hanya belum siap menceritakan masalahnya.

.

.

.

Seonho menghela napas. Apartemen benar-benar sepi saat tak ada Guanlin. Ya, sekarang Guanlin memang belum pulang. Karena namja Lai itu harus menemani sang ayah makan malam bersama dengan teman lamanya.

"Hah! Membosankan." Gerutu Seonho. Namja manis itu berjalan menuju ruang tengah. Menonton acara televisi mungkin bisa membuat rasa bosannya berkurang.

Seonho menonton acara kartun dihadapannya dengan tenang. Sesekali tertawa saat apa yang ditampilkan oleh kartun itu adalah sesuatu yang lucu. Namun rasa bosan kembali menghampiri saat kartun yang sedari tadi ia tonton telah selesai.

"Astaga! Cepatlah pulang Guanlin hyung." Gerutu, Seonho. Ia ingin menghubungi kekasihnya itu, tapi ia takut mengganggu.

Namja Yoo itu berjalan menuju dapur, sepertinya makan es krim bisa membuat perasaan bosan yang ia rasakan berkurang. Dan ia hanya bisa mendesah kecewa saat es krim yang ia inginkan tidak ada.

How Can I Love You (GuanHo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang