Seonho mulai terisak saat panggilannya sama sekali tak ditanggapi oleh Guanlin. Ia semakin takut. Dan tanpa Seonho tahu. Sekarang namja yang masih berusaha ia hubungi itu sedang berada disebuah pesta ulang tahun. Berpesta. Tanpa tahu bahwa seseorang sedang membutuhkan kehadirannya.
.
.
.
🍁🍁🍁
Pesta ulang tahun itu masih berlangsung. Walau waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Sepertinya mereka terlalu larut dalam pesta. Sampai tak memperhatikan jam yang sudah menunjukkan waktu hampir tengah malam.
Disalah satu sudut ruangan. Terdapat dua orang muda-mudi yang terlihat sibuk bercengkerama. Mereka yang berencana untuk datang sebentar seakan lupa dengan niat awalnya. Bahkan sang namja benar-benar lupa bahwa ada seseorang yang sudah menunggunya. Membutuhkan kehadirannya.
.
.
.
Namja tampan bermarga Lai itu sampai di apartemen saat waktu menunjukkan lewat tengah malam. Tentu saja. Karena ia memang harus mengantar Eun Bi pulang. Tak mungkin ia membiarkan Eun Bi pulang sendirian, bukan?
Namja Lai itu mengernyit saat mendengar suara isakkan. Ia baru saja memasuki apartemen dan sudah disuguhi dengan suara isakkan.
Guanlin berjalan, mencari sumber suara. Dan alangkah terkejutnya saat ia menemukan Seonho sedang duduk disofa sambil memeluk lututnya sendiri. Jangan lupakan isakkan yang masih jelas terdengar. Bahkan napas Seonho terdengar putus-putus.
Guanlin mempercepat langkahnya. Segera membawa tubuh ringkih Seonho ke dalam dekapan hangatnya. "Hei, ada apa sayang? Kenapa menangis?" Pertanyaan Guanlin tak mendapat jawaban. Karena yang keluar dari bibir Seonho hanya isakkan.
"Tenanglah, ada aku disini." Guanlin terus memeluk Seonho sambil memberikan namja Yoo itu kata-kata penenang.
"Aku takut, hyung." Akhirnya setelah lama terdiam. Seonho mulai membuka suara. Walau terdengar sangat lirih.
"Apa yang kau takutkan, sayang?" Guanlin kembali bertanya, tanpa melepaskan pelukannya.
"Tadi listrik disini mati. Dan aku sendirian." Sungguh. Mendengar jawaban Seonho membuat Guanlin semakin merutuki kebodohannya. Ia sangat tahu bahwa Seonho takut gelap. Dan ia sudah membuat namja Yoo itu ketakutan. Ia lebih memilih berpesta. Tanpa mengetahui bahwa Seonho sedang ketakutan dan membutuhkan dirinya.
"Astaga! Maafkan aku, Seonho." Seonho hanya mengangguk dalam pelukan Guanlin. Ia sudah terlalu lelah menangis.
Mereka terus berpelukan sampai akhirnya terdengar dengkuran halus dari bibir manis Seonho. Guanlin dengan hati-hati menggendong Seonho ke dalam kamar. Merebahkan tubuh ringkih Seonho dengan hati-hati.
Guanlin merasakan sesak saat melihat bekas air mata yang terdapat dipipi putih Seonho. Dengan perlahan, namja Lai itu mengusap bekas air mata itu dengan lembut. Agar tidur Seonho tak terganggu.
Guanlin membaringkan tubuhnya disamping Seonho. Menarik selimut sebatas dada dan dengan hati-hati merengkuh tubuh Seonho ke dalam dekapannya. Namja Lai itu berulang kali menggumamkan kata maaf. Sebelum akhirnya ia menyusul Seonho pergi ke alam mimpi.
.
"Hiks."
Tidur namja Lai itu terganggu saat suara isakkan terdengar ditelinganya. Dan Guanlin terkejut saat melihat Seonho yang sedang menangis di dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love You (GuanHo)
RandomPerjodohan. Apa yang kalian pikirkan tentang perjodohan di jaman yang sangat modern ini? Tabu? Ya, mungkin beberapa orang akan menganggapnya seperti itu. Namun tentu saja tidak semua orang berpikiran sama. Masih saja ada orang yang memegang teguh k...