"Yang Seonho butuhkan bukan aku, tapi kau. Maaf, aku masih ada urusan. Aku pergi dulu." Namja Lai itu segera beranjak dari tempatnya bertemu dengan Hyunbin. Bahkan saat Hyunbin mencoba untuk mencegahnya, namja Lai itu tak perduli.
Namja tampan bermarga Kwon itu menghela napas. Ia bingung mencari cara agar Guanlin sadar bahwa yang berhak bersanding dengannya adalah Seonho. Bukan Hwang Eun Bi.
.
.
.
🍁🍁🍁
Hari terus berganti dan keadaan masih sama. Guanlin dan Eun Bi semakin sibuk dengan persiapan pernikahan mereka. Sedangkan Seonho semakin terpuruk keadaannya. Ya, untung saja ia tak sendiri. Banyak yang menyayangi Seonho. Dan itu membuat namja Yoo itu sedikit bisa melupakan rasa sakitnya. Walau itu tak berlaku saat ia sedang sendiri.
Seperti sekarang. Namja manis bermarga Yoo itu terlihat termenung seorang diri ditaman belakang rumahnya. Jika kalian bertanya apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Maka jawabannya adalah sesuatu yang tak menyenangkan. Karena dari tatapannya saja sudah terlihat jelas bahwa namja manis itu tengah menanggung beban berat.
Bibir yang terlihat sedikit pucat itu mengulas senyum. Tentu bukan senyum bahagia. Namun sebuah senyuman miris. Sungguh. Mengingat bagaimana pertama kali ia bertemu dengan Guanlin. Bagaimana mereka akhirnya tinggal dalam satu atap. Bagaimana akhirnya mereka menyadari dan saling mengungkapkan perasaan mereka. Ah, itu sekarang menjadi kenangan yang membahagiakan namun juga menyedihkan di waktu yang bersamaan.
"Apa kau bahagia, hyung?" Gumaman lirih itu pasti akan membuat siapa saja yang mendengarnya trenyuh. Membuat siapa saja yang mendengarnya tahu bahwa Seonho sedang kesakitan saat ini. Tentu bukan sakit fisik, melainkan hati dan pikiran.
Bibir pucat itu kembali mengulas senyum miris. Tentu saja Guanlin bahagia. Namja itu telah menemukan belahan jiwanya. Sosok yang tepat untuk menemani sisa hidupnya. Sosok yang akan memberikan keturunan untuk keluarga Lai.
Seonho terus saja melamun dengan Guanlin yang menjadi objek lamunannya. Tanpa menyadari bahwa sedari tadi Hyungseob dan Jihoon melihatnya. Bahkan sekarang dua namja manis itu telah terisak dipelukkan kekasih mereka masing-masing.
Ya, kekasih mereka masing-masing. Karena Jihoon sekarang telah mempunyai kekasih. Dan kalian pasti bisa menebak siapa yang menjadi kekasih namja Park itu. Ya, Bae Jinyoung.
Jika kalian penasaran bagaimana mereka bisa menjadi sepasang kekasih. Entahlah, semua terjadi begitu saja.
Ah, kalian masih ingat saat Jihoon membelikan bubur untuk Seonho saat namja Yoo itu dirawat dirumah sakit? Disaat itulah mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih. Sungguh tak romantis, memang. Karena Jinyoung menyatakan cintanya saat mereka menunggu pesanan bubur untuk Seonho. Namun semua itu tak masalah. Karena yang terpenting namja Park yang memang telah diam-diam ia sukai itu sudah menjadi kekasihnya.
Hyungseob mengusap wajahnya. Menghapus air mata yang sedari tadi enggan untuk berhenti keluar dari matanya. "Aku akan kesana. Kalian masuklah. Dan bersikaplah seperti biasa, agar Seonho tak mengetahui bahwa kita sedari tadi memperhatikannya."
Mendengar ucapan Hyungseob membuat Woojin, Jihoon dan Jinyoung mengangguk. Ketiga namja itu segera beranjak dari tempat mereka berdiri sedari tadi. Sementara Hyungseob segera mengulas senyum dan berjalan menghampiri sahabat tercintanya.
"Astaga, Seonho. Aku mencarimu kemana-mana dan ternyata kau sedang disini." Ucapan Hyungseob yang tiba-tiba membuat Seonho terlonjak kaget. Namun setelahnya namja Yoo itu segera mengulas senyum manis. Bukan senyum yang dibuat-buat. Melainkan sebuah senyum tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love You (GuanHo)
De TodoPerjodohan. Apa yang kalian pikirkan tentang perjodohan di jaman yang sangat modern ini? Tabu? Ya, mungkin beberapa orang akan menganggapnya seperti itu. Namun tentu saja tidak semua orang berpikiran sama. Masih saja ada orang yang memegang teguh k...