"Aku akan segera kesana." Lelaki tampan itu segera mengakhiri panggilan. Ia terlihat terburu-buru memasukkan ponselnya ke dalam tas. "Maafkan aku, aku harus segera pergi." Lelako tampan itu segera pergi. Bahkan sebelum gadis cantik yang sedang makan bersamanya itu menjawab.
.
.
.
🍁🍁🍁
Langkah kaki itu terdengar begitu cepat. Terlihat jelas bahwa sang pemilik kaki sedang gelisah dan terburu-buru.
Lorong yang sepi membuat langkah kaki itu semakin cepat. Dan semakin cepat lagi saat ruangan yang ia tuju sudah terlihat.
Langkah kaki itu memasuki sebuah ruangan yang terdapat beberapa ranjang berukuran kecil, terlihat berjejer. Dibatasi oleh tirai disetiap ranjangnya. Dan disudut ruangan itu, terlihat ada beberapa orang yang berkerumun. Langkah kaki itu mendekat. Menyadarkan orang-orang yang sedari tadi hanya terdiam menatap seseorang yang sedang terbaring, menutup mata.
"Akhirnya kau datang, hyung." Jinyoung memecahkan keheningan yang sedari tadi tercipta.
Guanlin, orang yang diajak Jinyoung bicara hanya mengangguk. Ia berjalan mendekati ranjang. Hatinya mencelos saat melihat seseorang yang sangat ia sayangi terlihat menutup mata. Bukan hanya itu, wajahnya yang terlihat pucat membuat hati namja Lai itu semakin sakit.
"Apa yang terjadi?" Guanlin berjalan mendekat. Mendudukkan dirinya di kursi yang terletak disamping ranjang. Mengusap surai pemilik hatinya itu dengan sayang.
"Seonho demam, hyung. Aku dan yang lain sebenarnya sudah membujuk Seonho untuk tak mengikuti olahraga. Tapi Seonho tidak mau. Dan saat kami melakukan lari, tiba-tiba Seonho pingsan." Jawab Jinyoung. Sementara Guanlin masih setia mengusap surai Seonho dengan sayang.
"Ah, tadi dokter Yoon juga mengatakan bahwa Seonho tak makan dengan teratur." Ucapan Jinyoung membuat Guanlin terkejut. Ia teringat beberapa hari ini ia memang tak pernah makan masakan Seonho. Ia selalu saja pulang larut. Ia yakin, Seonho pasti juga tak memakan masakannya sendiri. Ia merasa bodoh. Sungguh. Harusnya ia sadar bahwa Seonho tak suka makan sendiri. Namja Yoo itu selalu menunggu Guanlin pulang untuk makan malam bersama.
Guanlin merutuki kebodohannya. Hanya karena rasa kecewanya. Ia telah membuat sosok yang sangat ia cintai menderita dan sakit.
"Dokter Yoon sudah memberi Seonho obat, hyung. Lebih baik sekarang kau membawa Seonho pulang saja. Kami juga sudah meminta ijin untuk Seonho." Ucapan Jihoon dijawab terima kasih oleh Guanlin.
Namja Lai itu segera menggendong Seonho untuk mambawa namja Yoo itu pulang.
.
.
.
"Nggh." Lenguhan lirih terdengar dari bibir pucat seorang Yoo Seonho. Namja Yoo itu mengerjap. Sedikit meringis saat merasakan pening yang luar biasa mendera kepalanya.
"Kenapa aku bisa ada dikamar?" Lirihnya. Saat ia menyadari dimana ia berada sekarang. Ia yakin bahwa ia tadi berada disekolah, mengikuti pelajaran olahraga. Ia tadi berlari bersama teman-temannya, lalu tiba-tiba ia merasa pusing dan semuanya menjadi gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love You (GuanHo)
De TodoPerjodohan. Apa yang kalian pikirkan tentang perjodohan di jaman yang sangat modern ini? Tabu? Ya, mungkin beberapa orang akan menganggapnya seperti itu. Namun tentu saja tidak semua orang berpikiran sama. Masih saja ada orang yang memegang teguh k...