Perjodohan.Satu kata yang seakan menakutkan bagi siapa saja. Seakan penjara telah menantinya. Seakan semua kebebasan akan terenggut dari hidupnya. Ya, mungkin bagi sebagian orang itu benar adanya.
Tak ada seorang pun yang senang saat mendengar kata 'perjodohan'. Namun apa yang akan kau lakukan jika itu terjadi padamu? Menolak? Memberontak? Atau kau akan menerimanya dengan alasan takdir? Sebagian orang mungkin memang akan menolak. Namun mungkin sebagian juga akan menerima. Karena mereka menyakini bahwa itu adalah takdirnya. Jalan kehidupan mereka, yang harus ia terima dan jalani.
Dan inilah kisah dari seorang namja manis. Yang harus terbelenggu dalam kata 'perjodohan'. Bahkan disaat usianya baru menginjak 17 tahun. Ya, masih terlalu muda untuknya, jika kita mengatakan tentang perjodohan. Masa dimana ia masih suka bermain. Masa dimana ia harusnya merasakan rasa yang banyak orang mengatakan itu cinta. Ya, masa-masa yang sangat menyenangkan. Namun semua itu harus terkubur hanya dengan satu kata. Perjodohan. Ia sudah terikat. Ia seakan sudah menjadi hak milik seseorang, selain orang tuanya.
Menolak? Mungkin remaja lainnya akan menolak. Namun tidak dengannya. Yoo Seonho. Nama namja manis itu. Bukan. Ia bukannya tak ingin menolak. Namun lebih tepatnya ia tak bisa. Ia tak ingin melihat kekecewaan diwajah kedua orang tuanya. Orang tua yang sangat menyayanginya. Melimpahinya dengan cinta dan kasih sayang. Ia berpikir. Mungkin ini adalah cara untuk berterima kasih pada kedua orang tuanya. Dengan menerima perjodohan ini. Walau ia harus menerima kenyataan bahwa yang dijodohkan dengannya adalah seorang namja. Seseorang yang mempunyai gender sama dengannya.
Terkejut? Tentu saja awalnya Seonho sangat terkejut. Namun ia tak bisa membantah. Ia hanya berdo'a. Semoga semua akan berjalan lancar. Ia akan berusaha untuk menerima namja yang sudah dijodohkan dengannya itu. Ia ingat pepatah yang mengatakan bahwa cinta datang karena terbiasa. Ya, ia berharap itu akan berlaku padanya.
Namja manis dengan tubuh kurus itu mematut dirinya di depan kaca. Ia memakai celana bahan hitam, kemeja putih dibalut dengan jas yang berwarna senada dengan celananya. Ia sedikit menata rambutnya yang agak berantakan. Sempurna. Ia tampak mempesona. Siapa saja yang melihatnya pasti akan terpesona. Mungkin juga banyak gadis yang akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun mereka pasti akan langsung patah hati. Saat mengetahui bahwa namja manis itu sudah dimiliki seseorang. Milik? Entahlah, kata apa yang pas untuk mengungkapkannya. Yang jelas ia sudah terikat.
Seonho segera beranjak saat suara lembut ibunya memanggil. Ia pun berjalan keluar dari kamar. Disana. Diruang tamu, sudah terdapat ayah dan ibu yang menunggunya. Ayahnya terlihat sangat tampan dan gagah. Ya, walau tak bisa dipungkiri bahwa ia sudah tak muda lagi. Dan disebelahnya ada sesosok bidadari. Berlebihan? Mungkin untuk kalian iya, namun untuk Seonho tidak sama sekali. Ibunya memang sosok bidadari dalam hidupnya. Wanita dengan paras yang masih sangat cantik walau usianya sudah tak muda lagi. Jangan lupakan kelembutan dan kesabaran yang dimilikinya. Jika ada satu kata yang bisa mendeskripsikan ibunya. Maka Seonho akan berkata 'sempurna'. Walau ia sendiri sadar bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini.
"Aigooo, putraku manis sekali." Ucap nyonya Yoo saat melihat Seonho menuruni tangga. Seonho hanya tersenyum. Sudah biasa mendengar pujian dari sang ibu. Entahlah, mungkin salah satu hobi ibunya adalah memujinya.
"Kau sudah siap, nak?" Tanya tuan Yoo saat Seonho sudah ada dihadapannya.
"Sudah, appa." Jawab Seonho. Tak ada keraguan disana. Yang ada hanya keyakinan. Kalau boleh jujur, sebenarnya ia sendiri tak yakin. Namun ia berusaha menghilangkan perasaan itu, ia sudah menetapkan pilihan. Ia sudah menerima perjodohan ini. Ia sudah tak bisa untuk mundur. Ya, ini adalah pilihannya. Dan ia harus mempertanggungjawabkannya.
Mereka pun segera berangkat. Berangkat menuju sebuah restoran dimana mereka sudah membuat janji. Ini adalah pertama kalinya Seonho akan bertemu dengan seseorang yang dijodohkan dengannya.
Gugup. Itu yang Seonho rasakan saat ini. Telapak tangannya sedari tadi tak berhenti mengeluarkan keringat. Seonho sedari tadi hanya terdiam. Tak ada sedikitpun suara yang keluar dari bibir ranumnya. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Sibuk menerka-nerka, seperti apakah sosok yang telah dijodohkan dengannya. Apakah ia tampan? Atau mungkin saja ia pendek dan gendut? Atau mungkin saja ia mempunyai penampilan seperti preman? Ah, sepertinya dua kemungkinan terakhir salah. Mana mungkin ibu dan ayahnya menjodohkannya dengan pria yang pendek dan gendut? Apalagi seorang preman. Itu mustahil.
.
.
Lamunan Seonho buyar saat tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi berhenti. Ah, sepertinya mereka sudah sampai. Dan disana, dihadapannya terdapat sebuah restoran Jepang yang terlihat sangat mewah. Arsitekturnya benar-benar bernuansa Jepang. Dengan bangunan yang luas dan terlihat sangat megah. Seonho yakin, hanya orang-orang beruang yang pergi untuk menikmati makanan di restoran ini.
Seonho, ayah dan ibunya berjalan memasuki restoran. Di pintu masuk, mereka disambut oleh pelayan yang memakai pakaian adat Jepang. Pelayan itu mengantar Seonho dan orang tuanya setelah tuan Yoo memberitahukan bahwa ia sudah ada janji dengan seseorang. Sepertinya seseorang itu lebih dulu tiba, sebelum Seonho dan orang tuanya.
Mereka sampai pada sebuah ruangan. Ah, sepertinya mereka memesan ruangan private. Mereka pun dipersilahkan masuk oleh pelayan.
Mereka masuk. Namun mata Seonho melebar saat melihat seseorang. Seseorang yang sangat ia kenal. Tentu saja ia kenal. Karena ia adalah teman satu kelasnya. Bahkan satu bangku. Bae Jinyoung.
.
.
Lanjut atau enggak???
Kelanjutan cerita ini tergantung dari kalian...
Jadi jika kalian suka, jangan lupa buat voment....
Dan makasih buat wfchoto yang udah buatin cover (semua cover ff aku dia yang buat) kalo aku mah udah nyerah...gak bisa sabar buat ngedit wkwkwkwk...
Sebagai imbalannya, aku do'ain semoga gaji kita cepet naik, oke?
😂😂😂😂Saranghae
❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love You (GuanHo)
RandomPerjodohan. Apa yang kalian pikirkan tentang perjodohan di jaman yang sangat modern ini? Tabu? Ya, mungkin beberapa orang akan menganggapnya seperti itu. Namun tentu saja tidak semua orang berpikiran sama. Masih saja ada orang yang memegang teguh k...