Balek manehhh, maapkeun lama nongol lagi maklum mencari ilham dan taufik ternyata susah. Hehe pokoknya selamat menikmati dan jangan lupa klik bintang kelap kelip itu dan coment di bawahnya. Pokoknya Free untuk kalian mah......
Yoooo Monggo dibaca ...
Aku masih terus membuntuti bapak yang hilir mudik teras dapur balik lagi ke teras, masuk lagi ke dapur sampe rasanya kaki mulai tumbuh urat - urat jahannam. Dan untuk kesebelaskalinya bapak berjalan ke teras untuk menyusun kerangka rak pot. Biar begitu bapak mah tetep acuh dan keukeuh sama keputusannya. Aku tidak boleh menyerah, Anita mah nomer satu buat urusan merayu, apalagi bapak.
"Pak, Ayolah ....Nita kan masih kuliah, baru juga semester 6 masak udah di nikahin aja"ku tarik - tarik sudut baju bapak, berharap beliau sudi memberikan secerca harapan
"pokoknya enggak ya enggak Nit, Theo itukan idaman banget masak kamu tolak"
"memangnya mas Theo gak nolak nikah sama Nita pak?"tanyaku heran, kok dia terima nikah sama anak kencur kayak aku ehh... berarti bapakku kencur dong -_-
Bapak Cuma menggeleng dan meninggalkanku sendirian dengan sapu di tangan. Kode Ini! buat nyapu halaman yang diacak - acak akibat berkebun yang bar - bar. Ini yang bikin kotor bapak kok aku yang nyapu? Untung Anita anak baek yang manis.
Besok paginya, Ibuku yang cantiknya minta ngelus dada menerobos masuk kamarku. Suaranya yang melengking membuatku menghela nafas heboh.
Kalau beginian mah biasanya ibu itu dapet arisan kalau enggak bapak dapat rejeki nomplok. Sambil duduk heboh di kasurku, ibu menarikku untuk duduk.
"Nit ayo temenin ibu ke pasar, ibu mau masak besar hari ini" aku tersenyum cerah, ibuku lebih sumringah
"ibu menang arisan?"tanyaku semangat, yeyyy belanja sepuasnya
"lebih dari arisan pokoknya"mataku lebih semangat lagi
"Entar malam nak Theo bakal ke rumah dan langsung ngelamar kamu" aku terhempas ke bumi dan balik ke kasur lagi, kemudian hilang bersama deburan debu kasur yang belum dijemur
"buk, baru juga ketemu kemaren masak dah di lamar aja, Nita kan gak kenal dia buk, Nita juga masih kuliah, masih bocah, belum tahu asam garam kunyit jahe kehidupan Buk" Ibu hanya menggeleng sambil tersenyum manja, Nih emak - emak seneng bener
"Mengenal habis menikah itu rasanya kayak makan takjil waktu buka puasa" hadehhh jadi inget bentar lagi ramadhankan, Udah lewat Nitulll.
Di sepanjang pasar, ibu - ibu sudah heboh memborong belanjaan tak terkecuali ibuku yang juga ikut woro - woro alias ngumumin pasal lamaran itu. Aku hanya diam sembari membawa barang belanjaan. Tidak ku sangka, nanti malam sudah lamaran. Rasanya ganjil genap persis orang lagi menghindari razia polisi di depan mata, dibilang nervous tapi ketutup sama bingungnya. Pernikahan seperti apa yang bakal aku jalani ke depan. Aku belum kenal dengan pria itu dan pertanyaan terbesar adalah kenapa pria itu mau menikah denganku?
Resikonya besar. Belum tamat kuliah, masih gadis ting - ting yang bahkan belum tahu bisa ngurus suami apalagi anak dan di tambah masak juga ala kadarnya ya tumis - tumis manja mah bisa. Lah itu cowok pake oke -oke aja di suruh nikah. Bikin spaneng gila.
"iya doain ya bu, nikahnya gak ada halangan" itu suara emakku, biasa kasih pengumuman sama bude cabe yang jadi langganan
"Dek kalau udah jadi isteri itu harus yang manut dan bisa nyenengin suami" waduhhh kena wejangan, lamaran aja belum dan kamvrettnya entar malam
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mah JODOH!!
RomanceDi jalan setapak pemakaman yang dipenuhi pelayat dan para prajurit berseragam lengkap dua sosok muncul dengan senyuman kebahagiaan. Tangan perenpuan berjilbab cream itu bergelayut di lengan suamnya. Wajah mereka bersinar seolah seluruh lampu di duni...