Chapter 15 - Jodoh -

964 57 2
                                    

Selamat berambyar ria!

♥️♥️♥️

Tenang hati, kalau jodoh,

mau ribuan lamaran datang, pernikahan sejam lagi, sampai penghulu ngakak di depan mata

kalau tetep jodohmu ya bakal ketemu, di pelaminan. Sainganmu bakal tetep jadi tamu undangan.

♥️♥️♥️

Dua pria dengan ekspresi yang berbeda, satu kesal bukan main sedangkan satunya tetap datar begitupun sorot matanya yang menatap dua pria sedang bersalaman dan saling menyapa hangat di lobi rumah sakit. Roy benar - benar tak menyangka sahabatnya yang sudah bertahun - tahun ia jauhi kini berada di hadapannya lagi setelah bertahun - tahun. Walaupun berjarak belasan meter dan terhalang desak - desakkan para wartawan yang berkerubung bagai semut angkrang.

 Entah setan apa yang kini bersemayam dalam benaknya hingga kini justru ia yang mendatangi Theo padahal ia dulu yang ngotot dengan dirinya sendiri untuk tidak dekat - dekat lagi dengan Theo. Pria naïf, yang membuatnya sempat merasa bersalah karena hampir membawanya pada lubang hitam penjualan senjata api.

Ia khilaf

Sekarang justru tubuh dan pikirannya tak singkron.

 Roy bimbang kenapa ia sampai tanpa sadar datang ke tempat sekarang ia pijak. Benarkah karena Theo di Makassar?

 atau Anita -gadis pujannya- yang terbaring di rumah sakit ini?. 

Mungkin keduanya. Kalau kalian tanya kenapa tidak menemui Anita sejak dulu?

Jawabannya tentu tak sesimple bokser para pria -pinggang karet tanpa renda- . 

Okay Stop Bayangin! 

Masa lalu kelam itu harus ia kubur dulu dalam - dalam, agar Roy bisa datang dengan sosok yang lebih baik di depannya. Cinta itu tumbuh tanpa aba - aba, rindu itu menggeliat dengan sendirinya. Pria juga bisa sesengsara ini kalau urusan rasa. Sembilan tahun yang tergulung bersama debar aneh. Dasar Roman Picisan! Bucin! Sobat Ambyar!

"Woy! Bengong ae" Roy berjengit kaget, baru saja benaknya memaki, Areno justru menyemburnya duluan

"ayok ke kamar rawat Anita, biarkan Theo mengurus atasannya itu"

"Kenapa Theo bisa disini?" Areno menghela nafas, tadi mau curhat di potong, sekarang, baru kerasa keponya. Asem!

"dia dibuang"

Pintu ruang rawat berderit untuk kesekian kalinya pagi ini. Dan Roy kembali membatu, kaku, terdiam, mata terkejut, kepala berkunang - kunang, perut kembung, dada bergejolak, kaki lemas dan masih banyak lagi.

"Ning?" panggilan itu membuat Areno tertegun, suara ketus dan serak milik Roy menyebut nama adik sepupunya kini terdengar sendu dan menyakitkan

"masih mau stay di pintu sampai rumah sakit tutup?" Roy berjalan pelan setelah matanya menatap Areno sekilas

"udah dua hari dia belum sadar - sadar, kata dokter hipotermia dan dehidrasi akut juga cidera tulang rusuknya buat dia jadi kayak gini" Roy masih melihat wajah kuyu Anita, benar, cukup mata, maka perasaan itu akan tergambar jelas. Dada pria itu berkecamuk, perasaan sakit, sedih, nelangsa, bahagia dan marah entah karena apa bercampur seperti es kepal milo.

Katanya Mah JODOH!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang