Happy Sunday!
Hari minggu di tengah wabah virus Corona. Semoga kita semua terhindar dari virus yang satu itu. Aamiin. Terimakasih untuk yang udah baca, vote dan komen. Gak nyangka cerita ala kadarnya ini bisa dinikmati. Semoga selalu enjoy bacanya, yang jomblo cepet kawinnya sama yang udah kawin selalu langgeng.
Happy Reading
Cinta itu meletakkkan kebutuhannya sebelum punyamu .
"Mang Jak! Botol Aqu* gede dua sama minuman jus sirsak satu" Roy bersandar di salah satu gerobak pedagang asongan yang terlihat akrab dengannya
"Kesambet apaan beli jus sirsak?, biasanya Bir kalengan" Mang Jak terkekeh dengan logat betawinya
"Doi lagi pingin jus sirsak Mang" Roy menghisap lama batang rokoknya seraya menutupi wajah tersipunya. Saat sakit begitu, Anita pasti ngidam jus sirsak kesukaannya. Roy paham bahkan benar - benar paham.
"Widihhh......... Abang Medan kita sudah punya Doi sekarang, Bah! Cem mana ini! Tinggal akulah yang jomblo" Roy tertawa lepas, seolah luka menganga di hatinya benar - benar tidak ada. Nyatanya. Semua tawa itu mengaburkan rasa sakitnya. Ia bersikap seolah lupa jika gadis itu sudah bersama dengan sahabatnya.
"Mana adalah Mang, Jadi berapa semuanya?" Roy merogoh kantong jeans sobek dan lusuh miliknya
"25 ribu bang" Roy menyerahkan selembar duit berwarna biru kemudian berlalu
"Bang kembaliannya?"
"untuk Mang jak! Doakan Doi-ku cepat sehat!" teriak Roy disambut Aamiin oleh Mang Jak dengan senyum tulus sebagai kawan dekat. Orang Jalanan kadang ada yang justru menganggap teman dan saudara itu benar - benar sekental darah.
**********
Senandung Roy menghias setiap lorong rumah sakit, satu per satu tangga seolah bernada saat senyum di wajah Roy sedikit bersinar di wajah kakunya. Malam ini bintang di langit yang membayang dari jendela - jendela kaca menambah nuansa mesra bagi hati Roy. Pria medan itu seolah tak sabar menemui Anita dan sebagian hatinya tergelitik untuk bersiap menghadapi Theo sebagai suaminya. Nanti juga kebas sendiri. Kayak sariawan, di makanin cabe terus juga sembuh. Hibur hatinya.
Tapi langkah dan senandung itu terhenti di ujung tangga. Lantai dua itu sangat sepi, mungkin karena belum jadwalnya check para perawat sehingga lorong terasa sepi. Tapi bukan itu yang membuat Roy berhenti dan diam tak bergerak. Matanya mengamati dengan cermat, seorang perawat yang berdiri di depan pintu ruang rawat Anita. Matanya bergerak focus ke dalam ruangan. Tanpa berniat untuk masuk. Theo merasakan instingnya bergerak curiga. Setelah enam menit terdiam, perawat itu pergi dengan ujung mata berkerut.
"Dia menyeringai?" Roy bergumam lirih
Tanpa ba bi bu, Roy berjalan cepat hendak menyusul perawat yang mulai berbelok di tengah lorong. Tapi sebelum langkahnya dapat menyusul si perawat, suara ledakan dari kamar Anita membuatnya terkejut dan berbalik secepat kilat. Baru saja membuka pintu, aroma hydrogen peroksida yang menguar kuat dan api yang kalap membakar atap plafon ruangan. Dalam sepersekian detik, Roy meraih botol aqu* yang ada di kantong plastik dan menyiramkan ke tubuhnya hingga basah di beberapa bagian. Mata Roy panik mencari tubuh Anita, hingga saat mendapatkan Anita terkapar lemas entah karena syok atau sebab menghirup gas yang harusnya tidak ada di ruang rawat ia bergegas menghampiri.
"Kamu akan selamat Ning" ucapan itu terapal saat Roy tanpa ragu menggendong Anita dengan mendekap tubuhnya seperti koala
Dengan cepat, Roy mencari kenop pintu yang sepenuhnya sudah naik temperaturnya hingga membuat tangannya seketika melepuh. Namun entah kenapa, rasa pedih dan panas itu lenyap saat mendengar deru nafas Anita di sela lehernya. Sambil tergesa dan menembus riuh kepanikan para pasien dan perawat yang mulai berdatangan. Roy akkhirnya menghembus nafas lega saat pintu menuju tangga darurat tidak terkunci. Pikirannya masih bekerja keras untuk bisa sampai di halaman belakang tanpa harus ikut berdesak - desakan di tangga menuju lobi rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mah JODOH!!
RomanceDi jalan setapak pemakaman yang dipenuhi pelayat dan para prajurit berseragam lengkap dua sosok muncul dengan senyuman kebahagiaan. Tangan perenpuan berjilbab cream itu bergelayut di lengan suamnya. Wajah mereka bersinar seolah seluruh lampu di duni...