{Prinsip Perang :Posisi yang mantap dan niat yang jelas serta bidikan yang mantap}
Miangas, Sulawesi Utara
17.15 WITA
Tiga pria menembus pekatnya hutan pulau Miangas. Pohon yang dahannya melebar menutup langit sore dan hanya menyisakan berkas - berkas sinar. Langit benar - benar mulai menggelap. Menyisakan suara berisik dari sepatu ketiga pria itu. Bimo beberapa kali memutus rayutan dengan pisau Gerber Mark II yang terselip di lengannya. Pisau itu salah satu yang paling mematikan di dunia dan dibuat sejak 61 tahun yang lalu.
"berapa lama lagi kita mendekati sasaran Nyet?" Bimo mulai tidak tahan dengan serangga ganas milik pulau ini yang muncul saat matahari terbenam
"tiga sampai empat jam lagi, kita tepat di depan gerbang kiri tempat pertemuan itu"
Sriettttt............
Duorrr......
"Colocarse![Standby]" suara Bima mengintruksi dua rekannya yang berdiri di belakang tubuhnya, mereka berdiri dengan mata siaga dan kuda - kuda yang mantap
Mata mereka awas mengawasi setiap sudut semak - semak juga pepohonan tinggi. Bahkan monyet tampak gugup dan keringat membanjiri pelipisnya yang tertutup Beani [topi kupluk]. Cuaca juga sepertinya tidak mendukung dengan bunyi Guntur di ujung langit. Beberapa kali gemuruhnya terdengar memantul dari pohon - pohon raksasa yang mengepung ketiga orang itu
"Nyet? Ada berapa orang?" Bimo berbisik sedang Adrian mulai mencoba mengeluarkan tablet mini dan PIR [Sensor Passive Infrared] miliknya. Alat ini bekerja dengan cara mendeteksi temperature dari semua objek yang memasuki area deteksinya
" Ohh.... ini bencana Bang" Adrian tak kuasa melihat berapa banyak titik yang menjadi pertanda kawanan manusia yang akan menjadi anjing pemburu "ada lebih dari lima belas yang mulai bergerak ke arah kita, sisanya belum bisa confirm" Bimo mulai mengeluarkan Glock 20 dari saku kirinya, di ikuti Hamdan yang bergerak mengeluarkan pistol semi otomatis dan siap menunggu instruksi atasannya
"Kita harus menyingkir untuk setidaknya berada dekat dengan sasaran"
"Bueno Sir! [Siap pak!]"
Duor......
Duorr........
Belasan tembakan mulai bermunculan di sekita Bimo dan timnya. Jika ia dan Hamdan melepaskan tembakan maka posisi mereka akan mudah sekali tertangkap. Mau tak mau mereka harus bergerak dengan berlari.
Pelarian itu menciptakan ketegangan tatkala, tiga sampai empat anjing pemburu mulai berada tak jauh di belakang mereka. Adrian bahkan terlihat tersengal setelah berlari sepuluh menit. Ini kecepatan sprint dan medan berat pertamanya.
"Lang! Bawa monyet ke sasaran, aku akan sampai di sana tengah malam nanti" Hamdan terkejut bukan main, ini bukan rencana yang baik
"Bang kau yakin?"
"Sure! Pergilah, Monyet tidak akan sanggup lagi berlari" Hamdan, pria itu melihat keyakinan di mata atasannya
"Okay!" Hamdan mulai berlari sembari menarik tangan Adrian untuk secepatnya pergi. Tepat setelah kata itu, Bima menghentikan langkahnya untuk kemudian berlindung di balik pohon, mencoba mengulur waktu kawanan anjing di belakangnya
Huuuh.....Huuhhhhhh....
"Relax Bim, ingat prinsip perang, posisi yang mantap dan niat yang jelas serta bidikan yang mantap" lelaki itu mulai mengatur napas dan fokusnya setelah keheningan yang terjadi suara langkah kaki yang menurut perhitungannya sudah ada dalam jangkauan, Bimo mulai muncul mengacungkan moncong senjata kesayangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mah JODOH!!
RomanceDi jalan setapak pemakaman yang dipenuhi pelayat dan para prajurit berseragam lengkap dua sosok muncul dengan senyuman kebahagiaan. Tangan perenpuan berjilbab cream itu bergelayut di lengan suamnya. Wajah mereka bersinar seolah seluruh lampu di duni...