Chapter 21 - Risau Yang Terpendam -

700 32 0
                                    

Sulit bagi perempuan untuk memutuskan bicara tentang semua yang hatinya resahkan, karena jika bagi lelaki saja kata 'terserah' menjadikan perempuan sebagai objek paling membingungkan

Malam itu jalanan area pelabuhan benar - benar lengang, hanya ada satu dua kendaraan besar yang mengangkut barang dari kota menuju tempat pengepakan dekat peti kemas sana. Sementara dua pria berjalan santai di area gedung STC. Dua tiga petugas mulai melewati kedua pria itu tanpa menaruh curiga yang berarti. Sampai di ruang control yang di penuhi alat, monitor dan bahkan kabel, persis alat navigasi di dalam kapal. Tapi mungkin tujuannya berbeda dari apa yang kita pikirkan. Dua pria itu mencoba berjalan santai saat ada dua pria yang berdiri di ujung ruangan kini berjalan ke arah mereka.

"Ohh. Hai..Kau Shift malam ini?" dua petugas itu mengangguk heran, dan setelah mereka berlalu, Roy - satu diantara dua pria itu- menoyor kepala Fikri

"kau justru terlihat mencurigakan, Bodoh!" Roy masih berusaha meredam suaranya dan Fikri sedang tersenyum konyol

Satu demi satu kubikel mereka lewati dan mengamati titik - titik cctv dalam ruangan. Selama enam menit kemudian, mereka sampai di ujung sebuah ruangan dengan kaca gelap. Sambil bersenandung, Fikri mulai menempelkan tanda pengenal yang menggantung di lehernya untuk kemudian sensor otomatis itu memberikan izin Roy dan Fikri masuk.

"bagaimana..." Fikri menoyor kepala Roy dengan tatapan balas dendam

"dua petugas yang membuatmu mengataiku bodoh..." Roy masih tak kunjung paham walau langkah keduanya tengah menyisir ruang remang - remang ini "aku menyapa mereka karena aku butuh Scan Barcode yang ada di tanda pengenal untuk ku kirimkan kepada agenku dan mentransmisikannya menjadi barcode di tanda pengenalku, Bodoh!" Fikri menahan tawa mode silent miliknya. Roy Bodoh! Otot besar, Otak Seimprit.

Saat ini tumpukan mesin yang membuat Roy diam tak berkutik terpasang rapi memenuhi ruangan dari ujung ke ujung. Lampu kuning, merah dan biru tampak berkedip - kedip di setiap panelnya. Namun lain halnya dengan Fikri, baginya ruang Server seperti ini terlihat cukup lumrah. Dengan mengeluarkan salah satu kotak hitam dengan beragam varian tombol dan sebuah kabel USB yang di colokkan pada salah satu batang panel.

"kau bisa lihat seluruh rekaman CCTV pelabuhan dari tanggal 26 Desember pukul 2.30 sampai 18.00 sore, sisanya kosong" Fikri menunjukkan layar tablet mini yang ia selipkan dari dalam seragam miliknya

"Sial! Jadi Keparat itu menghapus jejaknya sampai ke Server Pelabuhan" Fikri tertawa nyaris tak bersuara. Ya iyalah, Bodoh. Memangnya lawanmu maling ayam

"panggilanmu padanya seperti pemain laga tempo dulu -Keparat- ckckck....tapi setidaknya kita bisa mengklasifikasi waktu dia beraksi di pelabuhan ini, dan orang ini bekerja sangat cekatan hanya butuh waktu dua sampai tiga jam untuk merusak mesin kapal dan keluar hidup - hidup tanpa curiga" Roy tak menggubris, hanya asyik memperhatikan pergerakan dalam layar monitor itu

"bisa stafmu mencari rekaman alamat dari Plat Nopol kendaraan" Fikri mengangguk "kurasa, ada empat sampai lima kendaraan yang selalu terparkir di tempat yang sama di sudut ini.." Roy menunjukkan mobil berkelas Fortuner yang terparkir tepat di depan dermaga " Truk - truk ini pasti akan kembali kemari untuk menganggkut barang menuju peti kemas di tempat ini....." deretan lalu lalang truk - truk memenuhi rekaman " sisanya biar Stafmu yang bekerja" Fikri mengangguk untuk kemudian melepas segala alat yang terpasang pada Panel dan pergi dengan santai untuk kemudian menyapa para petugas yang di temuinya, bertingkah seolah tidak terjadi apa - apa

Setelah hampir tiga jam membobol rekaman dashcam dari mobil - mobil yang terparkir di pelabuhan. Pergerakan secepat kilat melesat dari arah peti kemas yang berjarak hanya satu dua meter dari tempat Roy berdiri. Lelaki berpawakan tinggi besar itu limbung dan tak sempat melihat tancapan jarum suntik yang membuatnya merasa de javu untuk kesekian kalinya. Sekumpulan pria menyerangnya tanpa benar - benar bersuara, bahkan hela nafas pun tidak. Kini tubuh itu lenyap di seret para pria hilang dalam komplek tumpukan ratusan peti kemas yang membentuk labirin raksasa.

Katanya Mah JODOH!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang