Yuhhhuuu Selamat pagi teman - teman pembaca, udah sampe ke chapter 14, mimin minta bantu saran dong mungkin untuk cast (tokoh) nya. kalau ada yang punya siapa yang mau di ajuin jadi Theo and Friends atau si Anita jangan lupa komen di bawah, klik tanda bintang.
Mimin bakal post foto - foto tokohnya di chapter selanjutnya
Thank You and Happy Reading!
Don't Judge Book by Its Cover!
Basi! tapi sudah belum dipraktekkan? jangan - jangan cuma wacana
Author's Note
27 jam setelah tragedi Kapal Tenggelam
08.15 WITA
Rumah Sakit Pelamonia Makassar
Sudah lebih dari sehari, tapi mungkin bagi korban itu cukup dikatakan dua hari yang mengerikan, proses evakuasi masih berlangsung. Beberapa kapal raksasa baik itu milik pemerintah atau bantuan Negara tetangga masih berputar di sekitar lokasi kapal yang kini bahkan tak ada nampak bekasnya. Lenyap. Pagi itu, rumah sakit yang teduh dengan warna hijaunya di penuhi wartawan. Beberapa korban akhirnya terpilih untuk menghuni kamar mayat sementara. Menunggu jemputan keluarga. Mereka agaknya memilih untuk menyerah atau lebih kepada ditakdirkan tidak ada lagi di dunia. Entahlah. Menurut salah satu stasiun televisi swasta yang sedang menayangkan berita pagi ini, ada lebih dari 81 korban meninggal, 12 hilang, dan sisanya luka – luka.
Theo yang baru saja menelpon keluarganya, terduduk lemas. Pikiran itu seperti benang kusut dan susah sekali untuk terurai. Hal apa yang seharusnya ia prioritaskan kalau sejatinya kini ia juga menjadi korban. Bahkan matanya menerawang di mana Anita kini terbaring tak sadarkan diri di bangsal dengan infuse yang menancap sempurna sejak kemarin. Kedua keluargnya pun berbondong – bondong akan sampai siang ini di Makassar.
"permisi Lettu Theo!" seorang pria muda menghampiri Theo setelah member hormat khas tentara
"ada apa?" ucap Theo setelah menganggukan kepala menerima sikap hormat juniornya
"saya mau mengembalikan tas ini" Theo meraih ransel yang ia titipkan pada juniornya sesaat sebelum ia terjun mencari Anita di dalam kapal
"terimakasih, tapi apa semua anggota kita baik – baik saja?"
"Siap, lima anggota kita semua selamat Lettu! Termasuk Mayor Rama Narendra dan Letda Bagus"
"Syukurlah, siapa namamu? Maaf saya lupa"
"Siap! Saya Sertu Satya Adi Wicaksono, Lettu bisa panggi saya Sertu Satya" Theo mengangguk
"duduklah dulu"
"siap!"
"dari mana asalmu?"
"Siap! Mojokerto Lettu" senyum tipis muncul di sudut bibirnya
"sudah tidak perlu pakai Lettu atau Siap! Kalau kita hanya berdua, anggap saja berteman" Theo menepuk bahu Satya hangat
"Siap! Ehh.....iya mas Theo" Theo memberengut
"maksudku jangan mas juga, saya seperti denger istri saya manggil tapi suaranya macho, geli Sat, mending panggilan normal saja" Satya mengangguk bingung sekaligus tegang
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mah JODOH!!
RomanceDi jalan setapak pemakaman yang dipenuhi pelayat dan para prajurit berseragam lengkap dua sosok muncul dengan senyuman kebahagiaan. Tangan perenpuan berjilbab cream itu bergelayut di lengan suamnya. Wajah mereka bersinar seolah seluruh lampu di duni...