((COMPLETED))
Memiliki kekasih labil dengan selisih usia jauh lebih muda, telak membuat kesabaran seorang pria dewasa layaknya Kim Taehyung serasa diuji,
Terlebih Jungkook adalah salah satu mahasiswa bengal yang kerap kali membuat onar.
Vkook | Tae...
"Kufikir kau akan menangis dan mengatakan bahwa kau sangat mencintaiku. Nyatanya apa? Kau dan ibumu justru mengadakan pesta pertunanganmu dibelakangku, picik sekali otakmu!"
(Kumis tipis tipisnya, aduhh)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook hanya menatap raut garang Taehyung dalam diam dengan beberapa kerutan yang kentara pada dahinya. Masih mencoba mencerna setiap kata yang Taehyung ucapkan, meski pada akhirnya Jungkook tetap gagal memahaminya. Sebab segalanya terdengar begitu rumit dan tidak masuk akal ketika professor itu tiba-tiba mengatakan tentang pertunangan dibelakang.
Pertunangan?
Siapa yang bertunangan?
Kenapa harus dibelakang Taehyung?
Kira-kira kalimat semacam itulah yang berkeliaran dalam benak Jeon Jungkook. Membuatnya larut dalam lamunan, hingga sendirinya tidak menyadari bahwa sikap diamnya justru membuat Taehyung semakin murka. Dan Jungkook berakhir memekik tertahan begitu Taehyung menarik meremas anak rambut bagian belakang kemudian menariknya kencang.
"Hyung, sakit. Lepas dulu astaga, kau ini kenapa?"
Tidak membalas, Taehyung hanya semakin menajamkan tatapan disertai gemerutuk dari gerahamnya. Wajahnya mulai memerah, dan Jungkook tau benar bahwa kekasihnya benar-benar tersulut amarah.
"Hyung, aku tidak apa-apa tentangㅡ aww,"
Jungkook kembali berteriak bahkan sebelum ia bisa menyelesaikan ucapannya dengan benar, sebab Taehyung lebih dulu menarik rambut belakangnya lebih kencang dibanding sebelumnya.
"Jangan bicara apapun!"
"Maksudku, beri aku kesempatan, biar kujelaskan semuanya."
"DIAM!!"
Hening kemudian. Jungkook memilih benar-benar bungkam dibanding terus melawan yang hanya akan membuatnya semakin kesakitan. Dirinya terlampau hafal dengan tabiat professor kejam yang kini merangkap sebagai kekasih untuknya. Kim Taehyung akan berubah layaknya iblis dari neraka ketika murka. Tidak memiliki belas kasih, tidak pula bersedia menghentikan siksaan bahkan ketika seseorang yang menjadi korban kekejamanannya sudah benar-benar menyerah dan kalah.
Jungkook termasuk dalam hitungan. Ia bahkan pernah nyaris mati ketika Taehyung memborgol pergelangan kedua tangannya dengan gagang pintu dalam keadaan telanjang dan mulut yang disumpal dengan kain basah. Dan dilanjutkan dengan Taehyung menyetubuhinya secara tidak manusiawi. Kasar dan serampangan. Tidak ada kepuasan yang Jungkook rasakan kala itu, kecuali hanya rasa sakit luar biasa yang mendera bagian belakang.
Tidak, bukan itu, tetapi hati Jungkook lah yang lebih sakit kala itu. Dipermainkan dan diperlakukan layaknya binatang.
"Apa kau ingin mengarang cerita lagi, sayang?" Taehyung menarik satu sudut bibirnya hingga tercipta satu senyuman miring yang begitu mengintimidasi. Terbukti ketika Jungkook hanya mampu menelan ludahnya beberapa kali. Jelas sekali ia tengah menahan ketakutannya pada sikap liar Taehyung yang mulai terlihat kembali. "Seperti saat aku mengetahuimu pergi ke Hawaii bersama perempuan sialan itu, Hmm?"
Dan Jungkook benar-benar hilang akal. Membuatnya sadar bahwa Taehyung terlalu jenius untuk ditipu. Dan semakin sadar bahwa Taehyung berada beberapa tingkat lebih jauh diatasnya. Karenanya Jungkook hanya berani menelan ludahnya. Terlampau kalut hingga tidak lagi bisa berfikir kiranya hal baik apa yang bisa menyelamatkannya dari situasi mengerikan ini.
Hingga pada titik dimana dirinya nyaris putus asa, tiba-tiba satu ide muncul dalam benaknya. Ia lantas mengulurkan sebelah tangannya untuk mengusap paha dalam Taehyung yang berbalut celana kain tidak terlalu tebal. Menjadikannya sedikit merona begitu telapak tangannya tanpa sengaja menyentuh area privasi dosennya. Lembut dan kenyal, milik Taehyung sama sekali tidak tegang.
"Hyung, santai dulu. Sudah lama sekali sejak seks terakhir kita. Aku ingin kau." Jungkook merasa bahwa misinya berhasil, sebab Taehyung ia bisa merasakan tubuh Taehyung tiba-tiba menegang ketika telapak tangannya secara sengaja meremas privasi dosennya. "Rindu sekali, hyung. Aku merindukanmu, sungguh."
Dan Taehyung hanya diam tanpa kata, perlahan melepas cengkraman pada rambut belakang Jungkook. Kemudian menjauhkan tangannya dari tubuh Jungkook dan meletakkannya dimasing-masing kanan kiri pahanya. Hanya mematung tanpa ada niat membalas, bahkan ketika Jungkook memeluk tubuhnya begitu erat, dibanding biasanya. Rupanya bajingan kecil itu sudah tau kelemahannya.
"Setubuhi aku, hyung. Miliki aku sebagai kekasih mutlakmu. Hancurkan aku sampai pada titik dimana aku akan mengemis dan memohon supaya kau berhenti. Buat aku sadar posisi dimana seharusnya aku berada." Ada jeda sejenak, jemari tangan Jungkook bergerilya diarea dada bidang dosennya. Membuka satu persatu kancing kemejanya, dan membiarkannya menggantung diantara bahunya begitu saja. "Hukum aku jika aku berbuat salah, hyung."
Jungkook mengusap halus rahang tegas Taehyung menggunakan telapak tangannya. Menikmati tekstur halus kumis-kumis tipis yang mulai tumbuh diantara hidung dan bibir atasnya. Dimata Jungkook, Taehyung dengan kumis tipis seperti ini adalah yang terpanas. Mampu membuat Jungkook terbakar gairah hanya dengan sekali tatapan mata.
"Hyung, kau menghindariku?"
Pemuda Jeon tampak terkejut tak percaya ketika Taehyung memilih menolehkan kepalanya untuk menghindari ciuman Jungkook. Ada rasa sakit yang melingkupi ruang hatinya ketika mendapat penolakan yang sebegini kejam.
"Tidak. Tidak ada hukuman untukmu. Aku tidak mau menyakitimu."
"Tapi kau sudah melakukannya. Mendiamkanku membuat hatiku sakit, Tuan Kim." Dan Jungkook tampak masih mempertahankan raut memelas yang dibuat-buat. Sengaja ingin membuat Taehyung menyerah dan melupakan segala amarahnya. Karena sekali lagi Jungkook tau, bahwa dirinyalah yang menjadi kelemahan Taehyung saat ini.
Pada akhirnya Taehyung hanya menghembus napas kasar. Mengusap serampangan wajahnya sendiri untuk kemudian tersenyum ganjil sembari menatap wajah kekasih bengalnya. "Berjanjilah satu hal, sayang."
Dan Jungkook teramat sangat yakin jika sandiwaranya berhasil. Taehyung mulai luluh dan larut dalam permainan yang ia susun sendiri. Karenanya Jungkook hanya tersenyum lebar untuk kemudian menyahut ucapan Taehyung. "Jangan memintamu berhenti sebelum kau benar-benar puas dan lelah memakaiku?"
"Good boy."
Dan siang itu, Jungkook hanya bisa menangis dengan suaranya yang aus akibat terlalu banyak berteriak. Terus mengerang sesekali mengelurkan desahan tipis ketika Taehyung menembus dirinya. Masih seperti yang Jungkook tau, Professor kesayangannya memang tidak pernah mengecewakan dalam urusan ranjang.
"Kenapa pandai sekali menggodaku, Jeon?" Taehyung berbicara dengan nadanya yang sedikit berantakan, bersamaan dengan tempo gerakan pinggulnya yang juga semakin berantakan.
Hati kecilnya berteriak tidak ingin menyakiti Jungkooknya. Akan tetapi tubuhnya justru berkhianat. Hanya bergerak dan bergerak. Semakin kasar dan serampangan hingga seluruh wajah kekasihnya basah akibat deraian air mata. Sebab dibalik semuanya, Taehyung selalu merasa puas dan hilang beban setiap kali melihat Jungkook nenangis dan memohon dibawah kendalinya.
"K—karena kau memang pantas digoda, Tuan Kim."
•
•
•
To be continued
Halo apa kabar sayang...
Ffnya mulai on going...
Dan buat awalannya segini dulu yaaa... Pembukannya pake nangis² enak²,