#21

19.2K 2.4K 487
                                    

"Papa," 
Jungkook yang semula fokus menatap ponsel; berbalas pesan, akhirnya menoleh. Tersenyum kemudian begitu tatap mata tertuju pada bibir mungil Soora yang ditempeli setitik ice cream berwarna merah muda. Gadis kecil itu cemberut dengan dahi berkerut serta kedua alis menyatu.           "Jangan mainan hp terus."        Protesnya karena geram merasa diabaikan.

Jungkook lantas terkekeh sembari mencondongkan tubuh untuk mengusap belepotan ice cream disudut bibir Soora menggunakan ibu jarinya. Tangan kirinya menarik selembar tisu diatas meja, kemudian mengelap sisa ice cream dari ibu jarinya supaya tidak meninggalkan rasa lengket yang membuatnya tidak nyaman.

"Soora tidak suka melihat Papa membalas pesan?"        Gadis kecil itu menggeleng, menjadikan Jungkook mengangguk kecil sembari mengetik beberapa karakter dan menekan tombol kirim sebelum akhirnya menuruti permintaan sibuah hati dan menyaku ponselnya.        "Oke, kalau begitu Papa tidak main hand phone lagi."       Lanjutnya sembari mengusap halus puncak kepala Soora.

Soora mengangguk kecil, kemudian menarik kembali sendok plastik didalam mangkuk kecil untuk digunakan menyendok ice creamnya lagi. Beberapa kali menyuapi mulutnya sendiri, sebelum kemudian sadar bahwa Papanya sejak tadi melihat wajahnya tanpa berpaling. Membuatnya mengerutkan dahi tidak begitu mengerti, Soora lantas mengambil satu sendok ice cream untuk dilayangkan tepat didepan bibir Papanya.
"Papa mau?"

"Huh?"        Bukan menjawab, Jungkook justru balas bertanya. Sesaat tidak mengerti arti dari pertanyaan Soora, sebelum ia dikejutkan oleh sensasi dingin dari ice cream yang menempel bibirnya. Tidak menunggu lama, Jungkook lantas membuka mulut untuk menyambut suapan Soora. Lalu memejamkan mata sambil menikmati lelehan ice cream didalam mulutnya,  beracting layaknya pemain drama, Jungkook lantas membuka mata dan berucap,          "Hmm, suapan Soora luar biasa."

Dan gadis kecil itu lagi-lagi hanya mengangguk sebagai jawaban. Soora memang anak kecil behati lembut. Mudah tersentuh dan memiliki jiwa belas kasih yang teramat besar. Akan tetapi tidak seperti anak gadis pada umumnya, yang biasanya cenderung aktif dan suka mencari perhatian, Soora justru kebalikannya. Gadis kecil itu memiliki bibit-bibit swag yang kelak akan menjadi jati dirinya. Dia cenderung diam, tetapi menghanyutkan.

Gadis kecil itu berwatak dingin, acuh pada sekitar, bahkan kerap kali mengabaikan ajakan bermain dari teman-temannya. Tetapi untuk ukuran anak usia empat, Soora memiliki potensi otak jenius luar biasa yang memang diturunkan dari kedua orangtuanya.
Sejak pertama kali masuk play grup, guru pendampingnya bahkan pernah memanggil Jungkook untuk diajak bicara mengenai psikis Soora. Jeon Jungkook bahkan sempat marah dan nyaris memaki Rose ㅡ guru pendamping Soora yang lama; karena sempat keukeuh menilai bahwa Soora adalah anak autis yang seharusnya dimasukkan sekolah khusus.


"Papa,"        Jungkook menaikkan kedua alis sebagai jawaban. Menatap lembut sorot sendu buah hatinya, untuk kemudian balas tersenyum simpul.          "Ketemu mommy, ayuk."

Sesaat senyum dibibir Jungkook luntur seketika. Ia menghela napas panjang, kemudian mengehembuskannya perlahan sebelum menjawab dengan suara teramat halus yang ia bisa.           "Soora kangen mommy?"           Gadis kecil itu mengangguk antusias. Menjadikan hati Jungkook mencelos, paduan belas kasih dan rasa bersalah.
"Oke, habiskan dulu ice creamnya. Tidak boleh ada sisa."


Soora lantas mengangguk dua kali seraya menampilkan cengir antusias yang memperlihatkan deretan gigi susunya. Menyendok sisa ice cream dalam mangkuk kecilnya dengan semangat, berharap supaya cepat habis tanpa sisa agar sang papa tercinta segera mengabulkan permintaannya.          "Bawa bunga ya, mommy suka bunga."


Dan Jungkook tidak bisa lagi untuk tidak mengangguk mengiyakan. Kembali menghela napas kasar, Jungkook lantas membanting punggungnya bersandar pada kursi yang diduduki. Sembari memijat pelipis, ia menunggu Soora menghabiskan ice cream dan membawanya bertemu wanita yang melahirkannya.








Relation ㅡ kth+jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang