Pagi itu Jeon Jungkook keluar dari apartemen Taehyung dan membanting pintunya teramat kasar. Ditemani ransel warna biru donker tersampir dibahu kiri, lengan kanan menyeka setetes air mata yang membasahi pipinya. Niatnya sudah mantab membawa langkahnya menjauh pergi, meninggalkan Taehyung dengan luka dipunggung tangan serta pelipis akibat terkena lemparan berbagai macam benda sebagai pelampiasan amarah Jungkook.
Semua terjadi begitu cepat. Tidak terlalu banyak beradu mulut dan saling teriak satu sama lain. Begitu pintu apartemen terbuka dan Taehyung masuk kedalamnya, Jungkook sudah berdiri didepan pintu dengan lima ponsel pemberian Taehyung dalam genggaman tangannya. Matanya sembab, akan tetapi terlihat tajam dan penuh kebencian ketika menatap entitas Taehyung yang berdiri tanpa suara dihadapannya.
Hingga hening berselang, Jungkook hanya segera melempar satu persatu ponselnya kearah Taehyung. Tiga ponsel mengenai area wajah hingga menimbulkan luka sobek dibagian pelipis. Dan dua lainnya melukai punggung tangan Taehyung ketika mencoba menangkis supaya tidak menghantam wajahnya.
Taehyung tidak melawan, tidak juga menghindar. Bahkan tetap diam ketika Jungkook mengeluarkan berbagai rutukan dan umpatan tanpa sopan santun tepat didepan wajahnya.
Kau bilang tidak bisa tanpaku
Kau bilang aku duniamu
Kau bilang hanya aku yang kau tuju
Kau sendiri yang bilang tidak butuh keluarga selama aku disisimu
Busuk.
Kau yang menarikku masuk dalam duniamu,
Dan kau sendiri yang membuangku dari hidupmu
Kau yang menyuruhku pergi, maka jangan berharap aku kembali lagi.
Tidak akan sudi, bahkan ketika kau bersujud, mengemis dan menjilat telapak kakiku, tidak sudi,
Ingat baik-baik, bajingan. Tidak akan sudi.
Jangan berfikir kau segalanya untukku
Mari kita lihat, siapa yang akan lebih bahagia setelah ini
Aku dengan duniaku, atau kau dengan otak bodohmu yang tergila gila dengan wanita itu.
Dan Taehyung hanya terus diam dengan tatapan mata yang tak terbaca, membiarkan Jungkook meluapkan semua amarah yang tertahan dalam benaknya. Tidak pula tersinggung sedikit pun dengan kata-kata yang Jungkook lontarkam, sebab Taehyung tau dia memang pantas mendapatkannya.
Jungkook pergi hanya dengan mengenakan setelan jersey yang biasa dipakai bermain basket bersama para sahabatnya, sepatu puma milik Yugyeom dan ransel hitam yang baru dibelikan ibu nya beberapa waktu lalu. Pemuda Jeon benar-benar pergi dirinya yang kosong tanpa membawa apapun yang pernah Taehyung berikan padanya.
Di minggu pertama setelah mereka berakhir, Jungkook sempat bolos berbagai mata kuliah. Berdiam diri di rumah dan menghindar guna menghilangkan segala ingatan tentang dosennya. Bagaimanapun ia hanya manusia biasa yang bisa hancur ketika hatinya dipatahkan. Dibuang begitu saja seperti barang tidak layak digunakan.
Dalam kesendirian, air mata Jungkook lagi-lagi menggenangi pelupuk ketika ingatan tentang beberapa hari lalu kembali terbersit dibenaknya. Adalah saat dimana dirinya berjalan kesana kemari didalam apartemen diselimuti kekhawatiran ketika nyaris jam satu malam kekasihnya belum juga pulang. Sementara diluar hujan deras diikuti gemuruh angin ribut serta guntur yang menggelegar memekakkan indera pendengaran.
Berulang kali mencoba menghubungi nomor ponsel kekasihnya, meski tidak pernah ada jawaban dari seberang. Sembari menggigiti kuku jemari tangan kiri, sedangkan jemari tangan kanan sibuk mengetik beberapa pesan, lagi-lagi untuk menanyakan keadaan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relation ㅡ kth+jjk
Fanfiction((COMPLETED)) Memiliki kekasih labil dengan selisih usia jauh lebih muda, telak membuat kesabaran seorang pria dewasa layaknya Kim Taehyung serasa diuji, Terlebih Jungkook adalah salah satu mahasiswa bengal yang kerap kali membuat onar. Vkook | Tae...
