((COMPLETED))
Memiliki kekasih labil dengan selisih usia jauh lebih muda, telak membuat kesabaran seorang pria dewasa layaknya Kim Taehyung serasa diuji,
Terlebih Jungkook adalah salah satu mahasiswa bengal yang kerap kali membuat onar.
Vkook | Tae...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•°•°•
Tepat satu minggu keberadaannya di Hawaii, Jungkook terlihat sibuk membantu Eunha berkemas. Memasukkan kembali beberapa barang kedalam koper, bersiap kembali terbang ke Korea. Tidak ada percakapan intens diantara mereka, hanya Eunha sesekali melirik Jungkook yang tampak fokus dengan aktifitasnya.
Eunha bukan gadis pendiam, tetapi berada didekat Jungkook membuatnya sedikit salah tingkah. Pemuda itu bahkan terlalu sempurna untuk menjadi manusia. Wajahnya, suaranya, postur tubuhnya. Terlalu indah, bahkan ia sadar bahwa keelokannya tidak akan cukup diungkap dengan kata-kata.
"Jungkook ah," Disatu kesempatan, gadis itu bersuara pelan. Menjadikan Jungkook menoleh sembari menaikkan kedua alisnya penuh tanya. Tersenyum simpul seperti yang dilakukan biasanya. "Masih belum menyukaiku?"
Terkekeh pelan sebagai jawaban, Jungkook lantas mengulurkan tangan mengusap pipi mulus gadis itu. Menjadikan si gadis tersenyum canggung dengan segala bayangan kotor dalam fikirannya. Jungkook tidak mengatakan apa-apa. Hanya tersenyum semakin lebar, kemudian menarik kembali jemari dan fokus dengan barang barangnya.
"Aku menyukaimu, benar-benar suka. Mungkin bisa dibilang cinta," Eunha berucap putus-putus, ada rasa canggung dan malu yang menyelimuti. Merasa dirinya terlalu murah ketika berkata demikan. Sebab dikebanyakan hari ia selalu menjadi pihak yang dikejar, bukan mengejar. "Aku tidak pernah tidak mengingatmu, bahkan disetiap waktu, namamu tidak pernah hilang dari fikiranku."
Jungkook tau benar kemana arah pembicaraan Eunha, akan tetapi ia berlagak tidak mendengar. Sengaja acuh tanpa ingin melanjutkan pembicaraan menjadi lebih lama lagi.
"Jungkook ah,"
"Setengah jam lagi taksi datang menjemput, cepat siap-siap." Jungkook berucap pelan dengan senyum tampannya. Sebisa mungkin mengalihkan pembicaraan yang membuat suasana hatinya kian kacau.
Selama nyaris seminggu juga, Taehyung tidak sekalipun menghubunginya. Seingatnya, terakhir kali bicara melalui sambungan telepon adalah saat ia baru saja istirahat dihotel. Sempat mengirim pesan beberapa kali, dan akhirnya benar-benar menghilang setelah Jungkook membalas dengan sedikit kasar, berkata kika dirinya sibuk dan jangan ganggu.
Sama seperti Taehyung, Jungkookpun tidak ada niat lebih dulu menghubungi. Egonya terlalu tinggi untuk mengemis perhatian dari kekasihnya. Baginya Taehyung yang harus selalu mengawali. Karena Jungkook merasa hanya Taehyung lah yang memiliki rasa cinta lebih besar darinya. Bahkan jika Taehyung menghilang pun, ia yakin tidak ada pengaruh dalam hidupnya.
Sebab sejak awal Jungkook tidak pernah yakin dengan perasaannya sendiri. Apakah hubungan yang dijalani tulus karena ia benar-benar mencintai Taehyung, atau mungkin hanya rasa suka sewajarnya anak muda. Hubungan tak jelas yang ada hanya sekedar pelampisan nafsu belaka.