((COMPLETED))
Memiliki kekasih labil dengan selisih usia jauh lebih muda, telak membuat kesabaran seorang pria dewasa layaknya Kim Taehyung serasa diuji,
Terlebih Jungkook adalah salah satu mahasiswa bengal yang kerap kali membuat onar.
Vkook | Tae...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Huhuhu, menangis dipojokan)
●○●○●
"Hello miss,"
"Hallo, bos ada?"
"Diruangannya."
Wanita itu tersenyum manis seraya mengangguk pelan pada resepsionis cantik yang nampaknya sudah teramat sangat mengenalnya. Lantas mengibas rambut, sebelum kemudian berbalik untuk melangkahkan kaki menuju salah satu ruangan si bos besar pemilik butik sekaligus seseorang yang ia percaya untuk merancang setiap pakaian yang selalu dikenakan.
Mengetuk pintu ruangan tiga kali, sebelum kemudian mendorongnya perlahan hingga daun pintu terbuka, menampilkan entitas pria tampan yang tersenyum hangat menyambut kedatangannya. "Hallo, lama tidak bertemu." Sapanya ramah.
"Hai Tiff, ku kira sudah menemukan desainer baru yang lebih cocok untukmu." Pria itu menjawab santai diselipi sebuah canda didalamnya. Sudah terlampau biasa, keduanya sudah berhubungan dekat sejak belasan tahun silam. Bisa dibilang sejak Tiffany baru memulai karier modeling nya. Desain pakaiannya selalu cocok dibadan Tiffany dan terjadilah jalinan kerja sama yang lebih terasa seperti saudara hingga saat ini.
Tiffany terlihat hanya berdecak pelan sebagai jawaban. Mata cantiknya mengerling malas bersamaan dengan tubuhnya yang sengaja dijatuhkan diatas sofa mahal dalam ruangan tersebut. Wanita itu hanya diam, menyandarkan kepala pada badan sofa sembari memejamkan mata. Nafasnya berhembus tidak teratur, menjadikan pria itu tau jelas bahwa client nya tengah dilanda frustasi.
"Garis tipis di wajahmu mulai terlihat," Pria itu berceletuk asal sembari terkekeh kecil melihat reaksi Tiffany. "Kau mulai terlihat tua, nyonya."
Disana hembusan napas Tiffany menjadi balasan. Ia membuka mata sesaat sebelum kemudian kembali memejamkannya. "Anakku sudah dewasa, Seokjin ah. Aku sendiri sudah pantas menimang cucu. Lagi pula tahun depan umurku empat lima, bukankah memang sudah tua."
Kim Seokjin, pria itu terkekeh sekali lagi sebagai tanggapan. Ia mengusap kedua telapak tangannya beberapa kali sebelum kemudian digunakan untuk menumpu dagu diatas meja, menatap Tiffanya dari posisinya. "Tapi kau terlihat seperti wanita tiga puluhan. Bukankah itu keren."
Mendengus pelan, Tiffany lantas mengakkan posisi duduk untuk kemudian memberi balasan mengejek kearah pria yang tidak henti menertawainya. "Begitukah caramu merayu ibumu. Jangan macam-macam, kau ini seperti anakku sendiri."
Setelahnya putaran mata jengah Seokjin menjadi balasan. "Jarak sembilan tahun tidak pantas membuatku menjadi anakmu." Jeda, pria itu terlihat mengusap telapak tangannya kembali. "Anakmu lagi?" Lantas anggukan Tiffany menjadi balasan atas pertanyaan Seokjin yang nampaknya tepat sasaran. "Aku sudah menasehatimu beberapa kali, dan kau tidak mau peduli. Lalu?"