Chapter #25°

9.9K 1.3K 622
                                    

"Ma, kau serius?"        Jungkook mengerutkan dahi penuh curiga menatap ibunya yang kini memberi reaksi sama persis dengannya.          "Tidak, maksudku kau mencurigakan. Kemarin kau masih menentangku, dan sekarang apa, menyuruhku mempertahankan Taehyung?"         Disana Tiffany mengangguk pelan sebagai jawaban. Agak sedikit tidak mengerti ketika pertanyaan Jungkook justru membuatnya terpojok seperti penjahat yang di introgasi pihak kepolisian.           "Atau jangan-jangan, kau punya rencana tidak baik dibalik drama merestui hubunganku dengan Taehyung?"

Lantas, Tiffany membulatkan kedua mata reflek. Kerutan didahi semakin kentara bersamaan dengan ditamparnya lengan kanan Jungkook main-main.        "Sejak kapan mama mu punya pikiran selicik itu?"

Mengendik bahu seraya terkekeh pelan, Jungkook masih menatap ibunya separuh tidak percaya.        "Alasanmu melakukan itu, apa?"

"Kebahagiaanmu. Semalam papamu telfon lagi, dia marah dan mengira aku benar-benar memperlakukanmu tidak baik."       Jeda, wanita itu menghela napas kasar sebelum kembali melanjutkan ucapan.          "Kau salah kalau berfikir aku merestuimu, tidak. Sampai sekarang aku masih tidak rela kalau kau benar-benar menikah dengan Taehyung nantinya. Tapi aku bisa apa, kau bahkan lebih pandai mengelabuhiku."

"Jadi?"

"Aku sudah bicara dengan keluarga Jung untuk membatalkan pertunangan kalian."

Siang itu akhirnya Jungkook dapat kembali lelap didalam kamarnya, setelah nyaris dua tahun kucing-kucingan hanya karena tidak ingin bertemu dengan ibunya ketika pulang kerumah. Rasanya percaya, dan tidak percaya. Pasalnya, ia sempat berfikir bahwa kisah cintanya dengan Taehyung hanya akan berakhir menyedihkan karena tak kunjung mendapat restu dari ibunya. Jika harus jujur, Jungkook pernah berfikir untuk menyerah, mungkin sekitar satu atau dua bulan lalu. Tepatnya saat ia menuruti perintah ibunya menemani Eunha berlibur di Hawai berdua kala itu.

Tapi nyatanya Tuhan lebih menyayanginya, atau mungkin sengaja ingin menyesatkannya dengan mempermudah jalan cinta terlarangnya. Tiffany memberi restu tanpa menunggu dirinya bersimpuh dan memohon. Seolah jalan yang akan dilalui sudah benar-benar mulus tanpa harus bersusah payah memotong rumput liar dan menyusun batu kerikil untuk bisa ditempuh tanpa hambatan.

Setelahnya, Jungkook hanya terus tersenyum sembari membayangkan reaksi Taehyung ketika ia mendengar ceritanya nanti. Membayangkan seberapa lembut pelukan dan ciuman Taehyung setiap mendengar berita bahagia yang terucap dari bibirnya. Membuatnya semakin tidak sabar ingin segera kembali ke apartemen Taehyung dan menceritakan semuanya.


















"Jangan bosan makan malam denganku."

"Mana ada?"        Wanita itu tersenyum sembari menatap Taehyung penuh keanggunan. Keduanya masih berada dalam perjalanan pulang menuju apartemen Yoona setelah menyelesaikan makan malam di Restoran mewah milik adik sepupu Yoona sendiri.           "Justru aku khawatir kau yang akan bosan karena terlalu sering bersamaku."

Tidak ada jawaban yang pasti, selain hanya kekehan pelan dari bibir Taehyung. Hazelnya melirik sekilas kearah wanita disampingnya sebelum kemudian kembali fokus pada jalanan didepan. Menyalakan sein kiri untuk mengemudikan mobilnya memasuki area basement apartemen Yoona. Taehyung selalu memikirkan cara untuk menjadi gentleman dimata Yoona. Termasuk mengajak makan malam bersama dan mengantar pulang bahkan sampai depan pintu apartemen. Kemudian baru akan pergi setelah memastikan bahwa wanita itu benar-benar menutup pintunya.         "Aku pulang sekarang?"

Relation ㅡ kth+jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang