Edge of Dawn [✔]

i am nadine

nadine's pov

Namaku Nadine.

Di kampus, semua orang mengenalku dan aku kenal semua orang. Social butterfly, sebutannya.

Bukan titel yang mudah didapat dan dipertahankan, tapi hasilnya sebanding. Memasang senyum ceria sepanjang waktu, menyapa sana sini, bergabung di meja kanan dan kiri, semuanya menyulitkan.

Tetapi sebagai gantinya, koneksiku luas. Teramat luas, bahkan, karena kalau tidak, dari mana lagi aku dapat kabar pacarku selingkuh?

Namanya Putra Anantasena.

Prince charming in modern days. Tampan, ramah, cerdas dan aktif. Ketua organisasi debat dengan senyum mendebarkan. Suara lembutnya juga kerap mengalun di kedai kopi sekitar kampus. Menambah uang jajan alasannya, meskipun angka di rekeningnya sendiri tak pernah kurang dari enam angka nol di belakang titik.

Biasa dipanggil Sena, namun aku beruntung mendapat hak istimewa untuk memanggilnya sayang.

Kami pasangan yang sempurna. Sena dan Nadine. Ketika kami bersisian, tidak ada yang tidak menyapa dan melayangkan pandangan kagum. Kami seperti lukisan, katanya. Potongan puzzle yang serasi.

Aku senang-senang saja bersama Sena. Selalu bersikap manis dan baik. Dia adalah pacar impian semua orang. Aku pikir Sena juga merasakan hal yang sama.

Sayangnya tidak, mengingat bagaimana cara Sena bernyanyi untuk seorang gadis berambut panjang di sudut kedai kopi. Padahal satu jam yang lalu ia beralasan ada makan malam keluarga padaku.

Aku meminta putus saat itu juga.

Bila Sena pikir semuanya sudah berakhir dengan baik-baik saja (aku tidak menangis, hanya meminta putus dengan tenang lantas beranjak pergi), ia salah besar.

Semua orang mengenalku sebagai gadis supel nan murah senyum.

Tidak ada yang tahu kalau dibaliknya, aku adalah gadis jahat yang penuh dendam.

Bersamaan dengan putusnya hubungan kami, seorang Athar Shailendra menghubungiku.

Ah.

Kurasa aku tahu rencana balas dendam apa yang tepat untuk mantan pacarku.

+       e d g e o f d a w n       +