21; her day

1.8K 469 58
                                    

nadine's pov

Athar mendadak kaku.

Butuh usaha ekstra untuk tahu apa yang ada dipikirannya, tapi gestur tubuhnya tidak bisa berbohong. Maka aku mengembalikan botol parfum ke rak dan melirik. "Ada apaan?"

Matanya terpaku pada sepasang kekasih yang baru saja masuk toko, terutama pada gadis cantik yang berpakaian modis serba hitam. Dari cara Athar tidak berkedip melihatnya, aku tahu mereka berdua pasti pernah punya masa lalu. Mantan pacar, mungkin?

"Kamu mau aku bantuin?"

Berdehem, Athar menoleh padaku, "Sorry, tadi kamu bilang apa? Parfum yang mana?"

"Nggak usah pura-pura, Captain. I see the way you look at her. Your ex is gorgeous. Gimana? Mau dibikin nyesel, nggak? Aku bisa akting jadi pacar yang baiik banget," kupeluk lengan Athar dengan gaya posesif.

"Nggak perlu," Athar melepaskan diri dan menggeleng, meski sesaat aku lihat ia meneguk ludah. Sejak ciuman pertama kami, pacarku menjadi sangat sensitif dengan kontak fisik. Tingkahnya seperti perjaka muda saja, membuatku ingin mengerjainya terus-terusan.

Aku memajukan bibir, pura-pura merengut manja, "Nggak seru, ah. Ayo, dong, Yang, aku nggak bakal aneh-aneh kok."

Athar menatapku jijik, tidak biasa melihatku memakai topeng social butterfly-ku selain di kampus plus dipanggil 'sayang' olehku. "Kamu seneng, ya, tertawa di atas penderitaan orang lain?"

"Banget."

Terlalu malas untuk menanggapiku, Athar mengalihkan topik dengan menunjuk parfum White Musk Smoky Rose di antara deretan botol-botol parfum. "Pilih ini aja, wanginya enak."

"Got it," Kuambil parfum yang dimaksud oleh Athar dan melenggang ke kasir.

Sepeninggalku, mantan pacar Athar tampaknya mengenali sosoknya dan mendekat. Yay! Apakah akan terjadi drama? Aku suka pertikaian!

Dari ujung mataku kulirik Athar dan mantannya bertukar sapaan. Mantannya juga mengenalkan pacar barunya yang ia gandeng dengan mesra. Aku tidak bisa melihat ekspresi Athar karena ia membelakangiku, namun kutebak tidak jauh-jauh dari muka datar andalannya. Paling mulutnya saja yang mencebik.

Apa aku perlu turun tangan, ya?

Nggak, deh, Athar bilang, kan, dia nggak butuh bantuanku.

Usai membayar, aku kembali ke sisi Athar, yang rupanya masih mengobrol dengan sepasang kekasih itu. Eh. Tunggu sebentar, kayaknya aku kenal cowok yang digandeng mantannya Athar, deh...

"Kaisar?"

Wajah Kaisar spontan pias melihatku.

Yup, dia Kaisar Wibisana, pacar teman dekatku saat SMA. Menarik. Setahuku tahun depan mereka mau bertunangan, lho. Aku bahkan diundang ke pesta pertunangannya di Bali.

"Long time no see! Kok nggak bareng Selena? By the way, gimana progress pertunangan lo? Jadi, kan, di Bali, Januari nanti? Eh, ini siapa? Sepupu lo?"

Sekarang gantian wajah mantan Athar yang memucat.

Oops, did I say something wrong, darling?

Aku meninggalkan counter The Body Shop dengan wajah puas, paper bag berisi parfum baru, dan sepasang kekasih yang tengah bertengkar hebat (dan di ambang kata putus, kalau boleh kutambahkan).

Awesome. Another good day of Nadine Dyah Gitarja, indeed!

+ e d g e o f d a w n +

Edge of Dawn [✔]Where stories live. Discover now