19; her support

1.7K 449 31
                                    

nadine's pov

"Besok nonton aku main futsal, ya."

Kegiatanku mengunyah es batu terhenti. Tumben Athar ingin bermain sandiwara tanpa kehadiran Tante Imelda?

"Ada Sena," lanjut Athar seolah tahu aku sudah siap menolak.

"Sena nggak suka main futsal, dia sukanya tenis atau badminton," sahutku otomatis, kemudian menyesali sedetik selanjutnya. Mengutuk diri mengapa segala sesuatu tentang Sena begitu mudahnya keluar dari mulutku.

"Ini pertandingan persahabatan lawan Psiko. Marissa manajer futsalnya. Sena pasti ikut nonton."

Oh. Pantas.

Tapi, kok, dulu Sena jarang ikutan pas aku ajak supporter-an, ya? Katanya ogah nonton cowok-cowok berebut satu bola, sekali pun aku beri alasan demi solidaritas mendukung fakultas di ajang Olimpiade Universitas. Sekarang? Sekadar pertandingan persahabatan saja ikut.

Dasar lelaki dan mulut berbisanya.

"Di mana? Lapangan futsal deket kost aku?"

"Iya, jam delapan. Mau aku jemput?"

Aku mengibaskan tangan santai. "Nggak usah, aku mau main dulu sama geng-nya Keshya di Margo. Entar aku nyusul sendiri aja."

"Oke."

Tunggu sebentar. Mendadak aku mendapat ide brilian.

"Kamu punya jersey fakultas yang ada nama sama nomor punggungnya itu, kan?"

Menyerngit sesaat, Athar mengiyakan dengan ekspresi bingung, "Ada. Buat apa?"

Sempurna. "Kalau tanding ginian nggak wajib pake, kan?"

"Kamu mau make punya aku?" tebak Athar langsung.

"Iya," sahutku antusias. Sudah terbayang di otakku bagaimana ekspresi Sena melihatku datang menonton Athar dengan mengenakan kaos futsalnya. Kombinasi kaos olahraga yang tidak disukai Sena dengan pacar baruku yang lebih baik darinya adalah ramuan sempurna untuk membuatnya cemburu!

Athar mengetikkan sesuatu di ponselnya, kutebak grup chat futsal fakultas. Setelah membaca sebaris pesan balasan, ia mengangguk-angguk kecil. "Ya udah, nanti aku bawa pas tanding."

Sejak menjadi mahasiswa, sudah tak terhitung banyaknya pertandingan olahraga yang kutonton demi mengharumkan nama fakultasku. Menghafal yel-yel, memakai atribut serba merah (warna makara fakultasku), bahkan ikutan mengibarkan bendera (warna hitam bertuliskan selamat-datang-di-pengadilan-kami-vonis-kalian-adalah-hukuman-mati, keren, kan?). Pulang malam dan adu bacot dengan fakultas lain sudah biasa.

Tetapi aku yakin semuanya tidak ada apa-apanya dibandingkan pertandingan yang akan kuhadiri hari ini.

Kapan lagi mantan pacar, selingkuhan mantan, dan pacar baru dipertemukan dalam satu tempat dalam waktu yang lama?

+ e d g e o f d a w n +

Edge of Dawn [✔]Where stories live. Discover now