35; her tea

1.5K 403 58
                                    

nadine's pov

"Lo mau apa?"

Marissa meneguk kopinya, sengaja berlama-lama untuk menanti reaksiku. Kubalas dengan senyuman sabar. Ini kedai kopi dekat kampus, jadi topeng supelku masih kukenakan.

Tahu-tahu saja wanita jalang ini menghubungiku. Heran, kenapa makin banyak hama dalam rencanaku menyakiti Sena? Dulu Eros, sekarang Marissa.

Usai menyeka bibirnya yang sama sekali tidak kotor dengan tisu, Marissa tertawa kecil. Tawa yang mengundang lirikan penasaran dari beberapa cowok di sekitar kami. Apa ini alasan Sena memilih Marissa?

Manik mata Marissa memantulkan ekspresi geli seraya berujar. "Aku mau balikin anjing peliharaan kamu, Kak."

"Sorry?"

"Kak Eros. Kak Sena juga. Mereka lucu, ya, seru diajak main dan jalan-jalan," ia menjawab seolah-olah membicarakan anjing sungguhan, bahkan nadanya terdengar penuh kasih sayang.

Kasih sayang pada binatang, bukan manusia.

Menarik. Ternyata Marissa bukan cewek cantik berotak tumpul. Dia bahkan tahu Eros mendatanginya karena aku. Let's see...

Aku menyilangkan kaki dan mengangkat gelas teh, memutar-mutarnya sejenak. Mataku lekat memandangi pola rumit gelas, sementara aku berujar santai, "What do you want, darling?"

"Apa, yaa? Coba Kakak tebak?"

Tidak perlu jenius untuk menebaknya. "Athar."

Marissa langsung bertepuk tangan kecil, ekspresinya kegirangan bak anak kecil diberi permen loli. "Boleh, Kak?"

Aku tidak tahu motivasinya. Rumor tentangnya simpang siur. Satu-satunya yang bisa kusimpulkan darinya adalah otaknya tidak waras. Pelakor.

"If I said yes, would you really go for him tho?"

Sepersekian detik senyum Marissa luntur menjadi sesuatu yang menjijikkan. Ekspresi busuk penuh dengki. Ia sudah kembali tersenyum sekarang, tapi aku melihat semuanya.

Berdasarkan gosip yang beredar, Marissa hanya mendekati para cowok tampan yang sudah memiliki pacar. Ketika targetnya sudah putus dengan pacarnya, justru Marissa akan mencari mangsa baru. Gadis sinting itu hanya menyukai tantangan, sensasi menaklukan hati yang sudah dikunci rapat oleh perempuan lain.

Ia tidak mau merebut sesuatu yang tidak ada harganya.

Dan pertanyaannya tadi untuk memastikan seberapa tinggi nilai Athar bagiku.

Ingatanku melayang kepada Athar. Cowok bertampang masam yang hobi melipat kertas origami dan payah dalam musik maupun seni. Tidak peka, suka jalan-jalan ke tempat aneh, dan punya calon ibu tiri yang menyebalkan bukan main.

Tetapi dia selalu ada. Tabah mendengarku melontarkan makian dan kucubit sana sini. Selalu membeli minuman dengan es batu yang banyak untukku. Mendukung semua rencana jahatku, bahkan justru memberi masukan.

Marissa pikir mudah memikat hati seorang Athar Shailendra, pacar dariku, Nadine Dyah Gitarja? Lucu sekali.

Kuletakkan cangkir teh ke meja dan tersenyum tipis. "I'd like to see you try and fail miserably, honey."

+         e d g e o f d a w n        +

Edge of Dawn [✔]Where stories live. Discover now