athar's pov
Biasanya aku tidak begitu peduli dengan lingkungan sekitar, tapi ada kejanggalan baru yang tidak bisa kuabaikan begitu saja.
"Marissa kok udah jarang keliatan?"
Nadine berdecak, langkahnya menaiki tangga menuju lantai dua dipercepat, "Tanya sama pawangnya, lah, bukan sama aku."
"Kamu nggak ngapa-ngapain dia, kan?"
Jawaban yang kuterima adalah sebuah cubitan keras di pinggang. Aku bahkan tidak berjengit. Sudah biasa. Sudah kebal. Bersama Nadine sama artinya siap sedia menjadi samsak pribadinya.
Aku pernah bertanya apa dia juga sering mencubit Sena waktu mereka pacaran, dan jawaban yang kuterima adalah Nadine menginjak kakiku keras-keras. Tidak heran, sih, mengingat pacarku memang paling sensitif kalau sudah membahas soal mantannya itu.
Sebentar. Kalau Marissa dan Sena tak lagi bersama, apakah Nadine sudah tidak membutuhkanku lagi untuk memanas-manasi mantannya?
Aku mengenggam tangannya. Nadine berhenti melangkah dan berbalik, melempar pandangan bertanya nan jengkel.
"Kita masih pacaran, kan?"
Ia baru menjawab saat memastikan tidak ada siapa pun dalam jarak dengar. "Yes, Captain, we are. As long as Tante Imelda still comes to your house, I'm your girlfriend. What's the matter?"
"What about you?"
"Me?"
"Sampe kapan kamu butuh aku?"
Mata Nadine berkilat akan emosi yang tidak bisa kutebak. "Why? Kamu mau putus? Kamu suka sama cewek lain?"
Bagaimana bisa aku menyukai cewek lain kalau Nadine berada di sampingku setiap harinya?
"No, Princess. There's no one but you. Aku cuman mau tahu sampai kapan kita bareng-bareng kayak gini."
Nadine melirik jemari kami yang saling bertaut, kemudian matanya menatap lurus-lurus kepadaku. "Until I said so, Captain."
Tipikal Nadine, bertindak sesuka hatinya. Aku sudah bisa menebak jawabannya, tapi kenapa terasa ada sesuatu yang nyeri?
"By the way, pas banget, tuh ada Marissa," Nadine menunjuk ke lantai bawah, dagunya memberi isyarat pada sosok Marissa yang tengah tertawa riang bersama –sebentar, itu Bang Eros?!
"It's that one of your little scheme, Princess? Really?"
Nadine tersenyum manis, namun nada bicaranya sedingin es tatkala menjawab, "Oh iya, aku lupa bilang. Aku udah janji sama Eros bakal putus sama kamu kalo dia berhasil jadian sama Marissa. So, yeah, that's my answer about how long we keep this act together."
What the fuck Nadine?!
+ e d g e o f d a w n +
YOU ARE READING
Edge of Dawn [✔]
Short StoryAthar and Nadine aren't meant to be, but they can manage. // edge series #1