23; her happiness

1.7K 442 23
                                    

nadine's pov

Tante Imelda tidak sebodoh perkiraanku.

Dia tahu untuk memenangkan hati Om Andri, terlebih dahulu harus mendapatkan restu dari Athar. Sementara cara untuk menyenangkan Athar adalah dengan mendapatkan hati pacarnya alias aku.

"Itu apa? Kembang tujuh rupa?" tanyaku seraya menganggukkan kepala pada paper bag yang dibawa Athar.

Benar, Tante Imelda pikir perasaanku bisa dibeli dengan hadiah. Oleh sebab itulah selama beberapa hari terakhir Athar beralih fungsi menjadi kurir. Membawakan aneka barang titipan Tante Imelda kepada Nadine-Pacar-Kamu-Yang-Cantik-Kapan-Main-Ke-Rumah-Lagi-?

Aku tidak bisa lebih bahagia lagi dengan profesi baru Athar. Selain mendapat pernak-pernik lucu secara cuma-cuma, imej Athar sebagai pacar yang dermawan meningkat drastis nyaris tanpa usaha. Aku cukup memberi instruksi khusus padanya untuk berpura-pura semua hadiah itu darinya, serta memastikan Sena selalu hadir sebagai saksi mata setiap kali serah terima kado. Killing two birds with one stone!

Athar mengusap rambutku, "Bisa aja kamu bercandanya. Nih, aku bikinin bekel."

"Demi apaa? Kamu bangun pagi cuman buat masakin aku? Makasih Sayaang!" Aku memeluk lengan Athar sebagai bentuk apresiasi. Mataku berbinar akan sekotak nasi goreng yang tampak menggiurkan. "You're the best boyfriend I've ever had!"

Dari sudut mataku, terlihat wajah Sena yang melengos sebelum kembali fokus pada lontong sayurnya. Ha, eat that, you jerk!

Sandiwara sisanya berjalan lancar. Suap-suapan sebentar, bercanda pukul-pukul manja, dan sebangsanya. Athar sudah lebih lihai untuk tidak memasang wajah terpaksa.

"Hari ini mau ke mana?" tanyaku usai menenteng paper bag berisi kotak bekal kosong, membuntuti pacarku ke parkiran.

Athar hanya menyetir mobil ke kampus kalau ada tempat yang ingin ia kunjungi sepulang kuliah. Dia selalu mengajakku, dan dengan senang hati kutemani karena tempat yang ia tuju selalu tidak bisa kuprediksi, satu-satunya tentang Athar yang tidak bisa kutebak.

"Kita beli sesuatu buat Tante Imelda."

Idih.

(Lihat? Lokasi yang sangat tidak terduga)

"Kita? Do not count me in, Capt. I won't spend even a penny on that old hag. Buat apaan, sih?"

Athar memelototiku lelah, seakan semua ini salahku tapi dia yang harus bertanggung jawab. "Aku nggak mau kamu keliatan kayak cewek matre, Princess. This whole gift thing need to stop."

"But I am a gold digger." Realistis saja, siapa yang tidak suka gratisan?

"I know, Princess. Tapi aku pengen imej kamu bagus di depan Ayah. Kamu pacar aku."

Senyumku merekah begitu mendengar jawaban Athar. "Aha! You want to be Daddy's perfect son from head to toes, huh? A gentleman with a flawless girlfriend?"

Dengan enggan, Athar mengangguk kaku tanpa sedetik pun melepaskan tatapan ke arah jalanan. Menolak melihatku yang memberinya tatapan menuduh bercampur geli. Rupanya ia punya sisi lembut pada Ayahnya, kekanak-kanakan sekali.

"Kenapa nggak bilang dari tadi, sih? Aku bisa chat Tante Imelda buat berhenti ngirim ini-itu."

Selama sesaat, Athar tidak menjawab. Tangannya mendadak mengutak-atik frekuensi radio seakan mencari-cari jawaban yang tepat. Baru ketika aku mencubit lengannya keras-keras Athar mengumpat dan buka suara.

"You like it," gerutunya pelan, hampir tidak terdengar.

"What?"

"The gift. You look happy when you received it."

Aku menyeringai, menyunggingkan senyum puas. "And so, you didn't want to ruin my happiness, Captain?"

"Wipe that creepy smile off your face, Princess." Athar menoleh padaku dan berdecak jengkel. "Dengan kamu bahagia sama semua hadiah Tante Imelda, aku nggak perlu repot-repot ngikutin skenario gila kamu buat manas-manasin Sena. To keep it simple, your happiness equals to my sanity."

Wow, he has a good point, gotta give him that. Let's see... "Kalo gitu pas beli kado Tante Imelda, sekalian beliin aku lipstick baru, ya?"

"Prin -"

"I will be sooo happy to receive it! To the point I won't make a move for Sena tomorrow!"

Pacarku menyemburkan serangkaian makian hewan kebun binatang, namun tak ayal mengangguk juga.

Gosh, it's so fun to mess with Athar's head. I love his helpless face!

+ e d g e o f d a w n +

Edge of Dawn [✔]Where stories live. Discover now