nadine's pov
Menarik untuk mengetahui sosok Athar dari sudut pandang orang lain.
"Sumpah, ya, Nad, gue nggak nyangka banget looh!"
"Iya, Athar cakep, sih, tapi cuek banget. Semacem ada aura-aura jangan disentuh, pecah berarti membeli! Kayak out of reach kita-kita gituu deeh, eh taunya jadi sama elo. Nanad si bobrok sama Athar si kulkas!"
"Kenapa mau sama Athar, sih, Nad? Lo sama Sena kan relationship goals angkatan kitaa, pangeran dan putri hukum 2015! Kalian berdua tuh cocok bangeet, sayang banget kenapa putus huhuu."
"Eh tapi sama Athar juga somehow cocok, loh, kata gue. Kalian berdua keliatan apa, ya... nyaman? Athar kayak rileks banget kalo di samping lo, Nad, nggak dingin kaku-kaku hahaha! Lo juga keliatan lebih happy kalo bareng Athar."
Welcome to girls-day-out! Hari para cewek sibuk bergosip dan ikut campur soal hubungan orang lain! Yay!
"Serius, deh, Nad, sejak kapan lo deket sama Athar? Kok pedekatenya ga keliatan siih? Kenapa nggak cerita-cerita sama kitaa?"
Aku memasang tawa malu-malu sambil memeluk lengan Tiara, "Lo kan bilang kalo gue sama Athar tuh unpredictable banget, out of nowhere. Makanya gue sendiri nggak yakin Athar beneran mau sama gue, hehe. Gue takut ceritainnya, soalnya kalo nggak jadi kan maluu."
Keempat temanku tertawa gemas, memuji betapa imutnya aku karena malu-malu kucing membicarakan Athar.
Huek.
"Athar nembaknya romantis, ga, Nad? Pake bunga sama lagu gitu kayak pas sama Sena?"
Ini, nih, salah satu hal lain yang kubenci dari teman-temanku. Membanding-bandingkan mantan dan pacar baru. Bukannya aku membela Athar, tetapi dia bisa sangat manis dengan caranya sendiri. Hanya karena Athar tidak romantis bukan berarti dia tidak lebih baik dari Sena.
(Aku berani bertaruh Sena tidak bisa membuat kebun binatang origami hanya dalam waktu sehari.
Dan nilai plus lainnya, Athar tidak mungkin selingkuh dariku.)
"Rahasia~" jawabku bernada seraya meletakkan jari telunjuk ke bibir. "Athar ngelarang gue buat ceritain ini. Yang jelas, sih, Athar nggak kalah sama Sena, kok!"
"Yeeu, dasar Nanad bucin!" sorak Debby menoyor kepalaku heboh, diikuti tawa berderai dari yang lain.
"Lebih romantis mana, Nad? Athar atau Sena?"
Athar bersikap romantis adalah salah satu dari gejala hari kiamat, tetapi bukan Nadine namanya kalau tidak bisa berbohong.
"Ya jelas -" ucapanku terhenti karena ponselku yang di atas meja bergetar. Panggilan telepon dari Athar?
"Lo nyimpen kontak Athar jadi Kapten Bajak Laut? Lucu banget!!"
Kupaksakan pipiku tersipu malu seraya mengangkat telpon, "Kenapa, Yang?"
"Di mana?"
Melirik teman-temanku sesaat, aku menjawab, "Masih di Margo, nungguin filmnya yang jam empat. Kenapa?"
"Aku jemput. Tante Imelda mau main ke rumah, masak makan malem katanya."
Tiara, Debby, Keshya, dan Winda menatapku penuh penasaran, mimik muka ingin tahu terpampang jelas. Bahkan Debby membisikkan loudspeaker! loudspeaker! penuh semangat. Baiklah, mari kita lihat apakah pilihanku memilih Athar sebagai cowok yang tidak setolol kerbau itu tepat.
Kutekan gambar loudspeaker di layar seraya berujar dengan nada gemas, "Aku mau nonton, Sayaang, kamu manja banget, sih, makan aja harus ditemenin?"
Athar segera saja paham situasinya, sebab berikutnya ia berkata,"Entar nonton bareng aku aja, ya? Boleh pesen sistagor sama super green yang kamu suka. Popcorn-nya juga ukuran large, deh. Yang penting kamu temenin aku dulu sekarang, aku kangen."
Ew cringyyyy!
But well, it works, karena berikutnya keempat temanku heboh sendiri. Tidak mempercayai pendengaran mereka akan Athar yang bucin dan membujuk pacarnya dengan lemah lembut. Terjawab sudah pertanyaan betapa romantisnya seorang Athar Shailendra.
Begitu akhirnya aku duduk manis di samping Athar, aku menepuk-nepuk pundaknya bangga, "Good job, boyfriend. Tapi tawaran popcorn large, sistagor, dan super green-nya tetep berlaku, kan? Kita pesen tiket midnight, biar abis makan malem bisa ada alasan buat cabut."
Athar hanya bisa mengangguk pasrah, "Yes, Princess, anything for you, anything."
All hail free food!
+ e d g e o f d a w n +
YOU ARE READING
Edge of Dawn [✔]
Short StoryAthar and Nadine aren't meant to be, but they can manage. // edge series #1