SEVEN

19.8K 1.3K 23
                                    


Jangan lupa vote ya...

Skylar mengantar beberapa bunga atas pesanan seseorang. Ada tujuh macam bunga yang hendak ia kirimkan pagi ini. Ia mengantar dengan mobil Ny. Emily beserta sopirnya.

"Sky. Kita sudah sampai" Ucap sopir Ny. Emily, ia sedikit terkagum-kagum melihat kemewahan rumah yang sedang ia tatapi sedari tadi. "Rumah ini dangat besar Sky, sungguh indah sekali "

"Benarkah paman?" Tanya Skylar penasaran.

"Biar kutanyakan, apakah ini alamat yang benar pada penjaga disana" Paman Jordan lalu menanyakannya.

Setelah memastikan jika mereka mendatangi rumah yang dituju. Mereka lalu memasuki pelataran rumah yang mewah di hadapannya. Paman Jordan tidak bisa berhenti kagum akan kemewahan rumah bak istana didepan matanya.

Salah seorang pelayan memberikan secangkir teh kepada paman Jordan dan mempersilakan paman Jordan duduk. Sedang salah seorang pelayan lainnya mengantar Skylar kepada tuannya yang sudah menunggu di ruanganya. Mereka berhenti di depan pintu berukuran setinggi 2 meter.

"Permisi tuan, Nona Skylar Ferrara sudah tiba"

"Apa tuan William ada di depanku sekarang?" tanya Skylar pada pelayan dengan nada penasaran.

Yah, Nickolas lah yang memesan bunga bunga itu.

Nickolas menyuruh pelayannya untuk mengatakan pada Skylar jika dia sedang dikamar mandi. Padahal ia berada didepan Skylar saat ini.

"Anda tunggu disini saja nona. Tuan akan segera kembali," setelah pelayan itu pergi, Skylar menghempaskan tubuhnya disofa empuk itu. Ia menatap datar sekitarnya dengan memegang tongkat kesayangannya. Entah kenapa, Skylar merasa seseorang sedang menatapnya secara intens.

"Mungkin hanya perasaanku saja" gumamnya.

Nickolas memang berada di hadapan Skylar saat ini, ia menatap wanita di hadapannya dengan seksama. Benar, tidak ada yang menarik sama sekali dari wanita itu.

Nickolas melepas sepatunya dan mengendap-endap ke kamar mandinya. Lalu meletakan sepatunya disana. Ia melakukan itu seolah-olah langkah kaki sedang berjalan dari kamar mandi tak lupa ia membuka dan menutup pintu kamar mandi terlebih dulu.

Nickolas memang sedikit curang.

"Kau sudah lama menunggu nona Sky" Nickolas akhirnya berbicara. Skylar menyambutnya dengan menundukan kepalanya hormat. Ia baru saja akan berdiri untuk menjabat tangan tuan William, tapi pria itu melarangmya lebih dulu.

"Duduklah. Maaf merepotkanmu untuk mengantar bunga kemari"

"Tidak apa-apa tuan. Ini memang sebagian pekerjaanku"

"Apa kau sudah lama bekerja di toko bunga itu?" tanya Nickolas.

Skylar mengerjap dan mengingat berapa lama ia bekerja disana. "Mungkin sejak aku pindah kesana, maksudku, mungkin sejak aku tinggal disana"

Nickolas kembali terdiam. Mengamati jawaban Skylar saat itu, sebenarnya ia sudah tahu hanya saja ia sedang basa basi saja agar terlihat formalitas. Sekarang dia tidak tahu apa yang akan ditanyakan lagi. Nickolas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

Sebenarnya Nickolas ingin bertanya tentang rencana pernikahan Skylar. Tetapi sepertinya tidak masuk akal jika tiba-tiba ia menanyakan itu padanya.

Merasa tidak ada yang hal untuk di bicarakan lagi, Skylar berpamitan. "Sepertinya aku harus pulang sekarang, bunga pesanan anda sudah ada dibawah"

"Begitu ya, kalau begitu aku akan mengantarmu sampai bawah. Pelayanku sedang sibuk, kau tidak keberatan bukan jika aku menggenggam tanganmu karena tangga disini sangat tinggi " ucap Nickolas menghela. Namun kemudian Skylar mengangguk tanda menyetujuinya.

MY NAME IS NICK! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang