TWO

24.2K 1.7K 19
                                    

"Nick kenapa kau mengajakku ketempat seperti ini? Uh! Kenapa kau tidak menyewa kapal pesiar seperti biasanya saja dan kita bisa menikmati lautan," Marco mengeluh karena Nickolas mengajaknya ke sebuah desa yang sedikit jauh dari perkotaan.

"Sekali-kali kau juga harus merakyat Co" Nickolas tersenyum. "Aku ada beberapa keperluan disini, hanya sebentar. Lagipula, temanku yang paling sering menganggur adalah kau. Jadi aku terpaksa mengajakmu kemari "

Marco hanya mendengus malas. Mereka jalan kaki sepanjang perjalanan. Ternyata Nickolas hanya mencari sebuah toko guci yang terdapat di sebuah pasar kecil. Tempatnya yang paling pojok, dari luar nampak biasa saja. Tapi saat memasukinya Marco mendadak kagum.

Guci-guci mahal ada disana...

"Luar biasa, dari mana kau menemukan tempat ini Nick"

"Dari seseorang, kakekku akan berulang tahun jadi aku menuruti permintaannya untuk membelikannya sebuah guci baru untuknya dan kebetulan kakek pelanggan tetap tempat ini" terang Nickolas sambil memilih beberapa guci. Setelah matanya melihat yang sedikit bagus, Nickolas lalu berdiri di sampingnya."Co, cepat foto aku sekarang " pintanya.

"Apa kau ingin seperti wanita Nick? Sebentar-sebentar meminta foto ?" Ucap Marco dengan wajah jijik.

"Bukan seperti itu, hanya saja ini sebagai bukti untuk kakekku jika aku benar-benar datang kemari sendiri khusus untuknya " Marco hanya mengangguk menurut lalu memotret Nickolas yang sedang memegang patung artefak disampingnya. "Apa aku terlihat tampan? Aku ingin kau mengulanginya jika aku terlihat buruk difoto itu".

"Tidak akan" Marco malas.

"Aku tau aku selalu tampan,"
Nickolas memang selalu memuji dirinya sendiri. Marco tidak heran jika tingkat kepercayaan Nickolas memang selalu meningkat. Tidak pernah menyusut sedikitpun.

Nickolas mengajak marco untuk membeli minuman di pinggir jalan karena cuaca sangat panas sekali. Dan marco dari tadi sudah berteriak-teriak karena kepanasan.
Mereka duduk di kursi yang disediakan diluar jalan.

"Jadi, apa kau kembali pada Veroline?"

"Aku? Mana mungkin Co. Aku tidak pernah kembali pada siapapun yang mengkhianatiku " jawab Nickolas santai, ia  menyeruput minuman dinginnya.

"Lalu untuk apa kau meminta ijin pada Javan untuk meminjam ruangannya waktu itu"

"Ya Tuhan kau kolot sekali Co. Bagaimana aku bisa menolak Veroline yang sedang bernafsu seperti itu. Lagipula aku tidak memintanya, dia yang menyerahkan dirinya padaku sendiri. Jadi kenapa aku harus menolak rejeki" Nickolas tampak tenang saat menjelaskannya pada Marco. Nickolas terbiasa memanggil marco dengan panggilan Coco.

"Oh shit!! Kau memang selalu beruntung soal wanita"

"Tidak juga" Nickolas menghela. "Kemarin aku tidak sempat melakukan apapun dengan Veroline, karena seseorang tiba-tiba masuk dan mengacaukan segalanya",

"What?! Siapa?"

"Entahlah, hanya orang yang tidak begitu penting tiba-tiba masuk dengan dalih mengantar bunga yang terlupa"

"Wanita?" Marco penasaran.

Nickloas mengangguk, dan mendeskrispsikan orang tersebut."Gadis muda"

"Kau pasti sangat kesal karena kau bahkan belum ejakulasi!", Marco kemudian tertawa terbahak bahak membayangkan Nickolas yang merana saat itu."Oh! Ternyata kau tidak seberuntung itu"

"Tertawa saja sepuasmu Co..."

Marco masih tertawa lalu menepuk-nepuk bahu Nickolas. "Oh sungguh, seandainya Javan mengetahuinya"

"Gadis pengantar bunga itu sedikit menggangguku. Tapi bukan mengganggu aktivitasku dengan Ve saat itu "

"So, apa yang membuatmu terganggu?" tanya Marco sedikit penasaran. Ia mengusap matanya yang sedikit berair karena tertawa tadi.

"Entahlah" jawab Nickolas mengedikan bahunya. Ia kemudian mengedarkan pandangannya kesekitar, dan matanya terhenti pada toko bunga bertuliskan florencia flowers shop.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Klik tanda ☆ ... thanks
Boueberry

MY NAME IS NICK! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang