TWELVE

19.3K 1.3K 48
                                    

Jangan lupa Vote dan Comment yaa...

Keesokan harinya...

Tepat jam delapan pagi. Nickolas menuju meja makannya di lantai bawah. Ia duduk dikursi favoritnya. "Kemana Skylar? Kenapa dia belum kemari untuk sarapan?" tanya Nickolas pada salah seorang pelayan cantiknya. Semua pelayan yang di pekerjakan Nickolas memang tergolong wanita cantik semua. Ia tidak mau melihat pemandangan tidak sedap di rumahnya.

"Nona Skylar tidak ada dikamarnya tuan. Tadi pagi, nona pergi terburu-buru sekali. Nona Skylar mengatakan jika ia sudah meminta ijin dari anda"

Nickolas memejamkan matanya lalu menarik napasnya panjang. Ia tersenyum hambar. Jangan sampai pesonamu luntur hanya karena gadis kecil seperti itu Nickolas. Biarkan saja skylar pergi. Biarkan! Dia bukan siapa-siapamu. Dia hanya seseorang yang kau kasihani. Yah! Seseorang yang kau kasihani! batinnya.

Nick berkali-kali menenangkan pikirannya seperti itu. Ia menarik nafas dalam lagi. Dia tidak ingin pagi hari harus berhadapan dengan emosinya. Ia pasti bisa mengontrol semua seperti biasa.

Namun sepertinya tidak dengan gerakan tubuhnya. Ia merasa tidak tenang saat ini.  Akhirnya Nickolas tidak jadi sarapan pagi, ia memilih mengganti pakaiannya dan bersiap siap untuk pergi, mencari Skylar!

-*

"Begini lebih baik," ucap Sky pada dirinya sendiri.

Sky berada dirumah lamanya, di dekat dengan pasar loak yang sudah digusur oleh pria kejam yang baru pernah ia kenal.  Rumahnya sedikit berdebu karena sudah beberapa minggu tidak ia tinggali. Sky bahkan terbatuk-batuk saat duduk diranjangnya. Rumah Sky tidaklah besar. Hanya tersedia dua kamar tidur yang tersambung dengan ruang tamu, satu dapur dan satu kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan rumahnya yang sedikit kotor. Skylar duduk didepan rumahnya untuk beristirahat. Menikmati udara sore hari setelah sepanjang hari membersihkan rumahnya. Bajunya terlihat kotor dan berdebu. Di pelipisnya bahkan ada noda hitam yang tidak Sky ketahui.

Sky mendesah lirih, perasaannya masih sedih mengingat dengan apa yang sudah terjadi dan berlalu. "Tidak perlu menangis Sky, kau akan baik baik saja" ucapnya pada diri sendiri. Tangannya dengan cepat menyeka air matanya yang sudah keluar dengan sendirinya.

Skylar tidak habis pikir dengan Nickolas. Bagaimana ia bisa berpikir jika pria itu benar-benar pria yang baik hati hingga ia mau menampung gadis buta seperti Skylar untuk bekerja dirumahnya. Ternyata pikirannya selama ini salah!

Skylar menjambak rambutnya sendiri. Kemudian air matanya kembali keluar.

Kenapa aku sangat tidak beruntung. Orang-orang yang kusayangi pergi meninggalkanku begitu saja. Tanpa memikirkanku sedikitpun. Mom... Dad... jeremy... bibi Emily.

Jeremy adalah adik kecil Skylar.

**

Nickolas mendengus. "Dan sialnya. Aku benar- benar seperti penguntit hari ini, " ucap Nickolas kesal.

Nickolas berada tidak jauh dari tempat Skylar sekarang, memperhatikan wanita itu dari jauh, Nick benar-benar tidak habis pikir dengan dirinya. Mencemaskan Sky yang mungkin sudah tidak mau bertemu dengannya.

Nick melihat Skylar sedang menangis dan ada sesuatu yang aneh lagi di dalam dirinya. Nickolas benar-benar dibuat pusing oleh Skylar yang notabennya bukan siapa-siapa. Nickolas tidak menyukai Skylar yang tersenyum karena itu terus mengganggunya. Namun sekarang ia pun tidak suka melihat Sky menangis. Entah apalagi yang akan Sky lakukan pada Nick nanti.

Tidak menunggu waktu lama, Nickolas mendekati posisi Skylar dengan sedikit mengendap. Berharap wanita itu tidak mendengar bahkan melihatnya. Salah! Skylar tidak mungkin akan melihatnya.

MY NAME IS NICK! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang