THIRTEEN

17.3K 1.1K 55
                                    

Jangan lupa vote ya...

"Ada apa dengan Marco? Kenapa dia tidak bersemangat seperti itu?" Tanya Javan pada Nickolas. Marco mabuk semabuk-mabuknya malam ini. Dan dia berteriak tidak jelas didalam Club, menari-nari dengan gila.

"Marco sedang patah hati, karena gadis incarannya ternyata sudah menikah" Jawab Nickolas tertawa kecil. "Kasihan sekali, aku jadi prihatin melihatnya"

"Benarkah? Sepertinya kita harus menghiburnya Nick" Javan menyeringai.

Marco tiba-tiba muncul dengan sedikit sempoyongan mendekati kedua sahabatnya itu. "Siapa yang mengasihani siapa?"

"Ugh__Mulutmu bau sekali Co!" ucap Javan dengan menutup hidungnya. "Apa perlu kucarikan wanita untukmu agar kau tidak gila seperti ini?"

"Aku tidak membutuhkan wanita!" Ucap Marco kembali meneguk botol minumannya.

Nick merogoh saku celananya. Kemudian menatap Marco ragu. "Co, ini untukmu " Nick nampak menyerahkan sebuah kunci pada Marco.

"Ini Porche milikmu Nick??" Tanya Javan tak yakin.

Marco menatap Nickolas heran.

"Ah! Aku sudah membeli mobil baru Jav, bukankah aku sudah mengatakan sebelumnya jika aku ingin membeli mobil baru?"

"Tapi mobilmu masih sangat baru Nick," ucap Javan mengingat Porche milik Nick belum lama dibelinya.

"Hanya ingin saja..." jawab Nick santai.

Tidak dengan Javan yang tidak memiliki kecurigaan apapun kepada Nickolas. Marco malah mencurigai Nick yang tiba-tiba memberikannya mobil.

"Nickoooo..." Marco memicingkan matanya tajam. Namun ia menyunggingan senyumannya curiga.

"Jangan berpikiran macam macam Co," Nick menggeser tubuhnya, ia tahu apa yang akan Marco katakan.

Javan melihat Marco yang memicingkan matanya pada Nick. Mencari tau apa maksud dari Marco melakukannya.

"Kau memberiku mobil. Apa kau memang sudah tergoda oleh wanita itu Nick?" Tanya Marco penuh curiga.

"Oh shit!! aku lupa jika kalian bertaruh mobil Nick" Javan kemudian mengingat. Ia tidak berpikiran sampai sana sebelum Marco curiga.  "Jadi Nick, apa kau kalah?" Javan tertarik dengan jawaban Nick.

"Mana mungkin! Kalian terlalu berlebihan. ." jawab Nickolas tenang. "Sudah kubilang, aku sudah membeli mobil baru. Dan aku memberimu mobil karena aku kasihan padamu Co. Aku ingin menghiburmu. Bukankah kau sangat menginginkan mobilku? Kalau kau tidak mau, aku bisa membatalkanya..."

"No! No! No! Kau sudah memberikannya padaku" Marco menggenggam kunci mobil Nick cepat-cepat, memasukannya ke bagian depan celannya. Takut jika Nick membatalkan pemberiannya. "Baiklah__ demi mobil yang kuinginkan. Anggap saja aku mempercayaimu. Tapi jika kau benar berbohong akan kupastikan kau akan menangis-nangis karena wanita itu"

Nickolas bergidig ngeri dengan ucapan Marco, apalagi melihat Marco telah memasukan kunci mobilnya ke pakaian dalamnya!

"Kau menjijikana Aku akan pergi untuk beberapa hari, jangan mencariku ya..." Nick lalu mengedipkan matanya seperti biasa. "Ah! Sebelum aku pergi, bisakah aku meminta sesuatu dari kalian."

"Katakanlah Nick..."

Nick menatap kedua temannya bergantian...

"Aku ingin... "

Javan dan Marco menatap Nickolas, menunggu apa yang akan dikatakan temannya itu.

"Sudahlah, tidak jadi... "

MY NAME IS NICK! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang