Malam kembali datang, langit yang berwarna biru cerah tergantikan dengan senja yang indah, namun hanya sesaat. Senja itu kini berubah menjadi hitam, gelap.
Langit tidak sepenuhnya gelap, bintang yang bertaburan di atas senantiasa memberinya cahaya agar manusia manusia di bumi tidak merasa kegelapan dan kesepian.
Jam menunjukkan pada amgka 9, itu artinya sekarang adalah jam 9malam. Merasakan lapar di malam hari bagi seorang perempuan memang sangat mengesalkan. Ify berjalan menuju dapur, mengecek persediaan makanan.
"Aduhhh kok kosong" ujarnya saat tak melihat sedikitpun makanan.
"Mamah lupa kali ya beli persediaan makanan? Yaudah deh gue pergi sendiri ke supermarket. Lumayan beli mie sama cemilan disana"
Ify kembali ke kamarnya mengambil jaket, lalu ia berjalan keluar rumah. Ify berjalan sendirian dengan santai nya, karena letak supermarket yang tak jauh dari rumahnya.
Saat akan menyebrang tepat di depan supermarket, sebuah mobil dari sebelah kiri melaju dengan kencang dan ugal-ugalan. Ify yang langsung menyebrang tak melihat mobil itu tengah melaju kencang.
Saat mobil itu sudah dekat dengan tubuhnya, barulah Ify menyadari betapa ngebutnya mobil yang kini hanya berjarak beberapa centimeter dengannya, hingga suara benturan yang sangat keras pun akhirnya terdengar.
Tubuh Ify terpental jauh, tepat saat itu juga Ify memejamkan matanya tak sadarkan diri, darah telah bercucuran, mobil yang menabraknya langsung menancapkan gasnya melarikan diri.
Orang-orang berhamburan ketika mendengar suara benturan keras itu, kini tubuh lemah bersimbah darah Ify tengah di kerumuni orang orang.
"Inalillahi"
"Mas cepet telfon ambulance"
"Ada yang kenal perempuan ini?"
Itulah kira-kira sebagian percakapan yang terjadi di area TKP. Hingga suara ambulance terdengar dan orang-orang itu memindahkan tubuh tak berdaya Ify kedalam ambulance untuk di larikan ke rumah sakit.
¶¶¶¶¶
Ayo kita goyang dua jari, biar kita happy goyang sampai pagi
Suara telfon yang berasal dari handphone gabriel berbunyi nyaring di malam hari, merasa terganggu tidur nya baru saja terlelap akhirnya Iyel pun mencari keberadaan handphone nya.
"Ify ? Ngapain dia nelfon" Gabriel dengan setengah sadar mengangkat telfon itu.
"Hmm kenapa fy ? Kamar kita sebelahan ngapain sih Lo nelfon" ujar Gabriel yang sedikit kesal
"Hallo, selamat malam. Maaf ini dengan keluarga dari saudari Melfy?"
Mendengar itu seketika mata Gabriel terbuka karena bingung, ia tak mengenali suara di seberang sana.
"Heh iya, ini siapa?"
"Maaf Pak, saya dari Rumah Sakit Citra Asih mau memberitahu kalau saudara bapa yang bernama Melfy kini berada di ruang ICU karena kecelakaan korban tabrak lari"
"Hahahhaa Lo mau nipu gue? Gak mungkin lah. Ify ada di kamar, fy udah deh Lo gausah bercanda" ujar Gabriel yang tak berpikir serius
"Maaf pak, tapi begitu kenyataannya. Kami harap bapak segera menuju rumah sakit, terimakasih dan selamat malam"
Gabriel termenung, beberapa saat ia tak berkutik. Dengan cepat Iyel berlari menuju kamar Ify. Memeriksa bahwa adiknya ada sedang tidur dan baik-baik saja.
"Ifyyy, Lo dimana?" Suara teriakan Gabriel menggelegar di area rumah. Namun tak ada sahutan dari sang empunya nama.
Tok tok tok
Gabriel membuka pintu dengan cepat.
"Maaf mas, tadi saya melihat neng Ify ketabrak mobil. Tadi udah di bawa ambulance, kayanya sekarang udah ada di rumahsakit"
Gabriel semakin kaget mendengar penuturan tetangganya.
"Jadi, ini beneran?" Tanya Iyel dengan linglung.
Dengan cepat Gabriel membawa kunci motor dan segera menuju rumahsakit Citra Asih, seperti yang di beritahukan suster yang tadi menelfon nya.
Sesampainya di rumah sakit, Gabriel berlari menuju ruang ICU langsung, ruangan itu masih tertutup. Gabriel tak bisa diam, ia tak bisa tenang sebelum mengetahui keadaan adiknya.
Hingga ruangan terbuka, Gabriel langsung menghampiri dokter.
"Dok, saya kakak nya. Adik saya gimana dok, dia baik baik aja kan?"
"Anda keluarga nya? Mari ikut ke ruangan saya" ujar dokter itu. Gabriel pun mengikuti langkah dokter menuju ruangannya.
Gabriel dan dokter itu kini duduk bersebrangan, sang dokter menghela nafasnya sejenak.
"Kaki adik anda mengalami luka yang sangat serius sehingga mengakibatkan kelumpuhan. Bahkan kaki adik anda mengalami luka yang sangat serius apabila dibiarkan akan berefek besar untuk kesehatannya. Sebaiknya kaki nya di amputasi agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan." Ujar dokter itu menjelaskan.
"Apa ? Amputasi? Dokter jangan bercanda. Apa separah itu tabrakan nya?"
"Ini serius Pak, kesehatan pasien terancam jika kaki nya tidak di amputasi." Gabriel terdiam. Ia tak sanggup jika harus memberitahu Ify mengenai kondisinya sekarang.
"Sebaiknya dilakukan secepatnya operasi untuk amputasi kakinya pak, karena jika tidak luka itu akan infeksi dan akan melebar, menyebar kemana mana"
"Baik dok, kalau harus seperti itu maka lakukanlah. Lakukan secepatnya dok demi kebaikan adik saya" ujar Gabriel pada akhirnya.
"Baik pak, bapak tenang saja. Kami akan berusaha semaksimal mungkin"
"Terimakasih dok" Gabriel pun berjalan keluar dari ruangan dokter itu. Ia berjalan kembali ke ruangan ICU. Masuk ke dalam melihat kondisi Ify, adiknya yang terbaring lemah tak sadarkan diri.
"Fy, kenapa bisa kecelakaan gini sih ? Kaka kira kamu udah tidur tadi"
"Kamu kalau mau keluar kan bisa bangunin kakak Fy, minta anterin kakak" ujar Gabriel sedih melihat Ify yang lemah terbaring.
"Maaf Fy, kamu harus kehilangan satu kaki kamu. Maaf Fy" Gabriel menangkap tangan Ify dengan sayang dan mengecupnya.
¶¶¶¶¶
Wahahahaha udah lama gak update. Gimana ? Aku harap masih ada yang baca ya :( jangan lupa Vote dan Komen buat cerita ini. Di tunggu💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Vs Baby
FanfictionGanteng ? ✅ Keren ? ✅ Segala bisa ? ✅ Tapi jika harus mengurus seorang bayi ? ❌ Awalnya ia bisa mengurus bayi itu karena bantuan dari sahabatnya, Ify. Sahabatnya itu membantu mengurus bayi mungil nya itu. Karena setiap hari mengurus bayi bersama...