Sudah 4hari ini Rio berkunjung ke rumah Ify tapi empunya yang punya rumah selalu tak ada di rumah. Rumah nya selalu kosong seperti tidak ada penghuni nya, mobil Iyel pun yang biasa terparkir di depan rumah kini tidak ada.
Rio tidak tau kemana perginya Ify, handphone Ify maupun Iyel sama-sama tidak bisa di hubungi. Rio frustasi dengan menghilangnya Ify yang secara mendadak ini.
"Asshhhh kemana sih Lo berdua!" Jerit Rio meluapkan perasaannya yang sekarang sedang terhimpit batu besar, rasanya sesak.
"Ify, Lo dimana fy"
Rio kembali ke rumah dengan tangan kosong, harapan kosong. Ia bingung, kenapa semua orang tidak ada yang tau kemana perginya Ify.
"Gimana Yo? Ada kan Ify ?" Tanya Manda
Rio menggeleng lemah dan duduk di bawah kaki Manda, ia senderkan kepalanya di kedua kaki Manda.
"Ify ninggalin Rio mah" ujar Rio lirih
Manda mengusap rambut Rio dengan sayang, lalu menepuk pundaknya berusaha menguatkan Rio.
"Mungkin Ify sama Iyel ke rumah sodaranya, mungkin disana ga ada sinyal Yo"
"Ya, mungkin. Rio harap memang begitu"
"Ya udah sekarang kamu bangun, terus mandi. Dari kemarin kamu gapernah mandi karena nungguin Ify kan, terus makan juga. Kasian perut kamu, mereka juga butuh kamu. Kalau kamu sakit, nanti siapa yang cari Ify?"
"Tapi Ify ga ninggalin Rio kan mah?"
"Engga sayang, kalian udah tunangan kan. Ga mungkin Ify pergi gitu aja"
"Yaudah Rio ke kamar dulu ya Mah"
"Iya sayang, mandi jangan lupa ya terus makan" pesan Manda sebelum Rio berlalu menuju kamarnya.
¶¶¶¶¶
"Fy, ayo nanti telat" ajak Iyel
"Iya kak bentar, Ify masukin dulu hadiah hadiahnya ke dalam ransel"
"Udah ? Yuk"
Ify pun mengangguk, Iyel mendorong kursi roda Ify menuju mobil nya. Iyel menggendong Ify, membantu Ify masuk kedalam mobil lalu melipat kursi rodanya dan ia letakkan di bagasi mobil.
"Ify ga sabar deh kak buat hibur anak anak disana, kakak ga lupa kan bawa gitar nya" Iyel tersenyum melihat semangat Ify hari ini.
Mereka kini sedang dalam perjalanan menuju panti asuhan, ini semua kemauan Ify. Ify ingin berkunjung kesana untuk menghibur anak anak, ia akan bernyanyi dengan bantuan Iyel yang memainkan gitar disana.
"Nanti Ify juga mau mereka belajar gitar, Kaka ajarin mereka ya nanti"
"Iya sayang, nanti Kaka ajarin mereka"
Mereka pun akhirnya sampai di panti asuhan kasih bunda, Iyel kembali membantu Ify sampai Ify duduk kembali di kursi roda, lalu mereka masuk kedalam panti. Disana, mereka disambut oleh penjaga panti.
"Assalamualaikum" sapa Ify dan Gabriel saat masuk kedalam panti.
"Waalaikumsalam, pasti ini neng Ify sama Ujang Gabriel ya. Perkenalkan saya teh Ira," ujar Ibu yang ada di depan sana dengan perawakan sedikit gendut namun cantik dengan hijab syar'i nya.
"Oh iya Bu Ira, aduh punten saya sama adik saya dateng kesini, mengganggu waktu ibu dan anak anak panti" ujar Iyel
"Engga atuh, ayo mari masuk. Kita teh seneng kalian mau main kesini buat ngehibur anak anak disini"
Iyel pun mendorong kursi roda Ify, mengikuti arah Bu Ira. Mereka masuk kedalam ruangan yang cukup besar, disana sudah berkumpul anak anak panti.
"Anak anak, hari ini kita kedatangan tamu. Kenalin ini namanya Aa Gabriel, yang ini namanya Teh Ify" ujar Bu Ira memperkenalkan kakak beradik itu.
Salah seorang anak disana mengacungkan lengannya ke atas.
"Kenapa Rian?" Tanya Bu Ira
"Tadi namanya siapa Bu Aa itu ? Namanya susah"
Iyel tersenyum, memaklumi karena memang namanya sedikit sulit diucapkan.
"Hallo, kalian panggil aku Iyel aja ya" ujar Iyel
"Oh iya A Iyel, hallo juga teh Ipi" ujar Rian anak yang tadi mengacungkan lengannya
Ify tersenyum kearahnya. "Hallo Rian"
"Assalamualaikum selamat pagi semuanya" sapa seseorang di ujung pintu masuk.
"Waalaikumsalam, eh Ujang Kelvin. Sini sini masuk" ujar Bu Ira
"Loh ada tamu ya Bu, hai gue Kelvin. Gue mahasiswi Jakarta, disini lagi melakukan penelitian"
"Hai, gue Gabriel, ini adik gue Ify."
"Iya, ini teh Kelvin, dia udah dua minggu disini. Orangnya teh baik pisan, ngebantu pisan selama disini" ujar Bu ira.
"Ibu bisa aja ngelebih lebihin kelvin gitu, biasa aja atuh Bu"
"Yaudah gabung atuh ya sama kita, Ujang Iyel sama Neng Ify teh ini mau ngehibur anak anak"
"Wah boleh tuh, kebetulan gue jago main gitar"
"Nah yaudah, lo yang main gitar. Fy, Kaka yang videoin aja ya" ujar Iyel
"Yaudah ka" Ify mengangguk setuju
Mereka pun berkumpul mendekat ke arah anak anak panti, mempersiapkan gitar. Mengobrol, dan bertanya ingin bernyanyi lagu apa.
"Teh, kaki nya kemana ? Kenapa gak ada?" Tanya seorang anak panti dengan tiba-tiba
Ify terdiam, begitupun semua yang ada di dalam sana. Kelvin menatap ke arah kaki Ify yang memang tidak ada, lalu kembali menatap ke arah anak yang bertanya tadi.
Iyel menatap Ify yang kini menundukkan kepalanya, Iyel tidak boleh marah pada anak kecil yang sudah lancang menanyakan kaki adiknya itu. Dia hanyalah anak kecil yang tidak tau apa apa, Iyel menatap Ify sedih dan hanya bisa terdiam.
"Nggg... Kaki aku" ujar Ify gelagapan
"Rendi, kok nanya nya gitu. Gaboleh gitu, udah udah sekarang kita nyanyi aja ya. Gimana kalau kita nyanyi lagi syantik. Pasti kalian hapal semua kan. Ga mungkin anak jaman now ga hapal lagu itu" ujar Kelvin
"Eh nyanyi anak anak aja atuh" protes Bu Ira
"Hehe sekali doang Bu, nanti baru anak anak"
"Iya A, udah lagi syantik aja. Kita hapal kok" ujar salah satu anak panti itu dengan semangat.
"Oke siap ya"
Kelvin mempersiapkan nada yang akan ia mainkan, Ify tersenyum ke arah Kelvin.
"Thanks ya"
Kelvin melirik ke arah Ify dan tersenyum lalu mengangguk. Mereka pun kini bernyanyi, ada yang sambil bergoyang, ada juga yang sambil bertepuk tangan.
¶¶¶¶¶
HUWOOO UDAH DULU YA LANJUTANNYA HAHHA NANTI DI LANJUT LAGI, JANGAN LUPA VOTE BIAR SEMANGAT NULISNYA:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Vs Baby
FanfictionGanteng ? ✅ Keren ? ✅ Segala bisa ? ✅ Tapi jika harus mengurus seorang bayi ? ❌ Awalnya ia bisa mengurus bayi itu karena bantuan dari sahabatnya, Ify. Sahabatnya itu membantu mengurus bayi mungil nya itu. Karena setiap hari mengurus bayi bersama...