Pagi telah tiba, mentari telah menyongsongkan sinarnya, langit biru terlihat cerah burung-burungpun menari dengan riang. Operasi semalam telah lancar dilakukan, dengan terpaksa Iyel melakukan hal itu kepada sang Adik, karena jika tidak Iyel tidak mau membahyakan kondisi adiknya.
Iyel berjalan dengan gontai menuju ruang melati dimana Ify dirawat, setelah operasi semalam, Ify pun langsung di pindahkan ke ruang rawat. perlahan Iyel membuka pintu ruangan itu dan berjalan mendekati sang adik yang masih belum sadarkan diri. Iyel menarik kursi yang berada disana dan duduk di sebelah ranjang Ify, Iyel memegang jemari tangan sang adik dengan lembut
“Fy, maafin Kakak sayang,” lirih Iyel seraya menutup kedua matanya dan menarik nafasnya
“Kakak tidak bermaksud untuk menghancurkan hidupmu, tapi ini semua demi kebaikanmu Fy.” Lanjutnya pelan
“Kakak bingung harus bagaimana? Kakak harap setelah ini kamu bangun dari tidurmu dan menghadapi kehidupan dengan normal yaah walaupun tak senormal dulu. Tapi kaka janji Fy! Kakak akan selalu ada disamping kamu, kakak tidak akan biarkan satu orang pun yang menyelakaimu, dan kakak akan mencari orang yang telah membuat mu seperti ini. Kakak janji Fy!” ujar Iyel tegas dan penuh keyakinan. Perlahan Iyel mengusap pipi sang adik pelan dan penuh kasih sayang.
Iyel mempererat genggamannya dan mencium kening Ify dengan lembut dan penuh kehangatan. Seketika jari tangan Ify bergerak, Iyel membelalakan matanya saat melihat jari tangan Ify bergerak dan langsung memanggil dokter dengan bel yang berada di ruangan Ify. Tak lama Dokter pun datang memasuki ruangan itu.
“Dok, jari tangan Ify tadi bergerak dok,” ujar Iyel
“Baik saya akan memeriksanya anda tolong keluar sebentar,” ujar sang Dokter. Iyel pun keluar menuruti apa kata Dokter .
Tak lama Dokter pun keluar dari ruangan Ify, Iyel langsung menghampiri dokter itu.
“Dok gimana? Adik saya sudah sadar? Tidak kenapa-napa kan?” Tanya Iyel dengan cemas
“Dia sudah sadar, dia tidak kenapa-napa.” Ujar sang dokter tenang. Sesaat Iyel merasa lega mendengar itu
“Boleh saya masuk?” Tanya Iyel
“Silahkan,” balasnya singkat
Iyel pun memasuki ruangan Ify, dengan perlahan dia menghampiri Ify yang sedang menatap dirinya dengan senyuman. Senyuman itu terlihat bukan senyuman seperti baisanya tapi terlihat lemah.
“Kakak,” ujar Ify lemah
“Fy, kamu udah sadar? Kakak senang sekali,” ujar Iyel senang dan duduk disamping IFy
“Maafin Ify udah buat kakak khawatir,” ujar Ify dengan terbata-bata
“Udah, kamu istirahat saja dulu, jangan banyak bicara Fy.” Suruh Iyel elmbut dna mengusap Kepala sang adik .
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Vs Baby
FanfictionGanteng ? ✅ Keren ? ✅ Segala bisa ? ✅ Tapi jika harus mengurus seorang bayi ? ❌ Awalnya ia bisa mengurus bayi itu karena bantuan dari sahabatnya, Ify. Sahabatnya itu membantu mengurus bayi mungil nya itu. Karena setiap hari mengurus bayi bersama...