Rio mengobati luka lebam yang ia dapat dari hasil jotosan Kelvin tadi. Sesekali ia meringis menahan sakit kala luka itu berdenyut. Dengan hati-hati ia mengobati luka itu sendirian. Ia menolak dibantu oleh pelayan rumah dan lebih memilih mengobati lukanya sendiri.
"Aww" Rio meringis saat merasakan perih lagi pada luka nya.
Fika keluar dari kamar, menangis dan menghampiri Rio. Ia duduk di samping Rio dan memperhatikan Rio.
"Fika, kenapa nangis?" Tanya Rio.
Ia menghentikan aktifitas nya sejenak, meletakkan nya diatasnya meja lalu menghadapkan badannya ke arah Fika.
Rio mengelus rambut Fika sayang dan juga menghapus air mata Fika. Fika masih diam tidak menjawab.
"Kenapa anak papah nangis hmm?" Tanyanya lagi
"Maafin Fika ya Pah" ujar Fika akhirnya bersuara.
"Maaf buat apa ? Anak papah gak punya salah kok"
"Fika udah diemin papah, Fika udah malah-malah sama papah." Rio tersenyum lalu mengangkat Fika ke pangkuannya.
"Sini nak, denger ya sayang. Fika gak punya salah sama papah, Fika gausah minta maaf. Harusnya papah yang minta maaf sama Fika. Maaf karena papah gak nurutin kemauan Fika"
"Gapapa kok Pah, Fika gapapa gak ketemu Mamah Ify. Soalnya Fika gamau papah di pukulin kaya tadi sama Om Kelvin."
"Om Kelvin pukulin papah itu karena salah papah, papah di kasih hukuman sama Om Kelvin."
"Sakit ya Pah?" Tanya Fika, tangan kecilnya menyentuh luka yang ada di wajah Rio. Rio tersenyum dan sedikit merintih karena perih.
"Sedikit, papah kan jagoan" ujar Rio meyakinkan Fika. Tiba-tiba Fika memeluknya erat dan membuat Rio juga membalas pelukan Fika.
"Fika sayang sama papah"
"Papah lebih lebih sayang sama Fika" keduanya diam menikmati pelukan hangat ayah dan anak. Seketika Rio teringat sesuatu.
"Fika masih mau ketemu mamah gak?" Fika melepaskan pelukannya dari Rio dan menatap Rio. Ia ragu untuk menjawab, Rio tau anaknya itu sangat ingin bertemu Ify.
"Fika gamau papah di pukulin lagi" Rio tersenyum tau jawaban Fika yang sebenarnya
"Besok kita ketemu mamah ya" ujar Rio yang membuat mata Fika terbelalak
"Benelan Pah? Papah gak bohong lagi kan?" Tanya Fika antusias dengan mata yang berbinar. Rio tersenyum bahagia melihatnya.
"Iya sayang, kali ini papah beneran. Kita jemput mamah Ify bareng bareng ya"
"Iya paahh, Fika mau Fika mau. Yaudah Fika mau bobo ya bial cepet besok"
"Hahaha yaudah sana Fika bobo, jangan lupa cuci kaki, cuci tangan, sikat gigi nya ya"
"Siap paahh, papah cepet sembuh ya sakitnya" ujar Fika lalu mencium Rio.
"Malam paahh" pamitnya dan berlari menuju kamarnya dengan segera.
"Sesenang itu kamu nak, maafin papah ya Fika"
"Fy, tunggu aku ya sayang" ujarnya pelan dan tersenyum.
Rio kembali melanjutkan aktifitas nya mengompres luka lebam pada wajahnya. Dan saat itu juga Iley masuk ke dalam rumah Rio.
"Ya ampun yooo, kamu kenapa?" Tanya Iley saat melihat wajah Rio yang penuh luka
"Gapapa kok leey"
"Sini aku obatin, kamu kok bisa gini sih ya ampun" Iley meraih kain yang digunakan Rio untuk mengompres, ia pun mengambil alih aktifitas Rio. Iley mulai mengompres luka Rio.

KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Vs Baby
FanfictionGanteng ? ✅ Keren ? ✅ Segala bisa ? ✅ Tapi jika harus mengurus seorang bayi ? ❌ Awalnya ia bisa mengurus bayi itu karena bantuan dari sahabatnya, Ify. Sahabatnya itu membantu mengurus bayi mungil nya itu. Karena setiap hari mengurus bayi bersama...