Playboy Vs Baby (21)

1.6K 112 3
                                    

Hujan. Banyak orang membenci hujan. Tapi kenapa ? Apa alasan mereka hingga membenci hujan ? Apa alasan mereka hingga hujan tidak diharapkan kehadirannya. Tidak sadarkah bahwa hujan membawa kesejukan dan ketenangan ?

Hujan. Ia anugerah yang paling besar yang Tuhan berikan untuk kita. Hujan hadir kala makhluk di dunia merasa gersang, jika hujan tidak hadir, apa kehidupan di dunia masih akan berjalan dengan baik ?

Hujan juga menutup semua kesedihan yang kita rasakan, dengan suaranya ia bisa menutupi raungan tangisan kita, dengan airnya yang berjatuhan membasuh muka juga ia bisa menutup air mata yang jatuh.

Dan Ify sangat menyukai hujan, siang hari yang seharusnya cerah dengan sinar mentari kini diganti dengan hujan.

Ify mendongakkan kepalanya, mengintip langit yang gelap, tangannya ia rentangkan untuk merasakan air yang jatuh dari langit itu. Matanya terpejam merasakannya, ketenangan yang selalu hadir kala hujan datang.

"Mamah" Ify membuka matanya kala ia mendengar suara lembut yang memanggilnya mamah.

Ify menengok ke arah kanan, dan seorang gadis kecil dengan rambut sebahu itu kini berdiri di hadapannya dengan mata yang berair.

"Hai sayang, kamu kenapa nangis ?" Tanya Ify dengan lembut ia mengelus rambut anak kecil di hadapannya itu.

"Mamah" lagi, kata itu yang diucapkan. Ify mengerutkan keningnya bingung.

"Kamu kehilangan mamah kamu ? Mau Tante bantu cariin?"

Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya, dan membuat Ify semakin bingung. "Mamah yang ada di foto kamal Fika, mamah cantik sama kaya di foto"

Ucapannya semakin membuat Ify bingung, dan juga terkejut. Dada nya seketika bergemuruh. Semua badannya kaku.

'Fika ? Astagfirullah apa ini kamu sayang ?' ucapnya dalam hati

"Ify, kamu lagi ngapain?" Kelvin datang menemui Ify. Dan ia melihat seorang gadis cilik yang cantik.

"Hai cantik, nama kamu siapa?" Tanya Kelvin saat melihat gadis kecil itu yang tak lain adalah Fika.

"Fika, Om siapa nya mamah? Om nyulik mamah nya Fika ya?" Serang Fika langsung

Kelvin yang bingung memicingkan matanya dan menatap Ify.

"Mamah? Hm aduh gini ya dik. Kayanya kamu salah orang, dia bukan mamah kamu" ujar Kelvin

Fika menggelengkan kepalanya kuat kuat, menyanggah ucapan Kelvin. "Engga. Ini mamah Fika, Fika punya kok foto nya di kamal, papah juga masih simpen foto mamah"

"Aduh tapi dia bukan mamah kamu, mungkin sekilas mirip aja ya dik. Tapi dia belum nikah, jadi ga mungkin punya anak yang udah segede kamu. Kamu pisah sama mamah kamu ? Ayo om anterin ke ruang informasi"

"Kelvin tunggu" cegah Ify

Ify memajukan kursi rodanya semakin mendekat ke arah Fika. Ia mengulurkan tangannya dan menyentuh pipi gembul Fika. Matanya mulai berkaca-kaca. Hatinya berdegup kencang.

"Kelv, ayo kita pergi dari sini" ujarnya seraya menutup mata, namun tangannya masih berada di pipi Fika

"Aku anterin anak ini dulu ya Fy, kasian dia..."

"Kelvin aku mohon, kita pergi sekarang" potong Ify

"I..iya Fy, ayo" Kelvin memutarkan kursi roda Ify dan pergi meninggalkan Fika.

"Mamaaahhhhh, jangan tinggalin Fika sama Papah" tangis Fika pecah saat Ify meninggalkan nya sendirian.

'maafin mamah, mamah tau itu kamu. Kamu udah besar ternyata sayang. Mamah rindu kamu, dan juga papah kamu'

"Fy kasian anak itu fy" ujar Kelvin yang masih menengok ke belakang.

Namun Ify tidak menggubrisnya, ia masih menangis, dadanya terasa sesak. Sungguh, ia sangat sangat merindukan Fika, selama ini ia berharap untuk bertemu lagi. Namun, ia masih tidak siap. Ia tidak siap jika Fika tau bahwa sekarang keadaannya cacat, wanita yang disebutnya mamah ternyata tidak mempunyai kaki.

¶¶¶¶¶

Sementara itu Rio mencari Fika, karena di kamar rawatnya ia tidak menemukan Fika. Rio sangat tau bahwa Fika menyukai hujan, ia selalu meminta kepadanya untuk bermain hujan disaat hujan turun. Sama persis seperti Ify dulu.

Rio melihat Fika di dekat taman rumahsakit yang sedang menangis sendirian. Rio yang khawatir langsung berlari kearahnya.

"Sayang, kamu kenapa? Ada yang jahatin kamu? Siapa ? Atau ada yang sakit ? Bagian mana yang sakit sayang ? Bilang sama papah nak" ujar Rio memberikan pertanyaan bertubi-tubi dan memeriksa tubuh Fika.

Fika menatap kedua mata Rio, Rio dapat merasakan tatapan kesedihan Fika dan tatapan kerinduan.

"Mamah, Pah. Fika tadi ketemu mamah"

"Mamah ? Mamah siapa ?" Tanya Rio bingung.

"Mamah Ify, tadi dia disini. Tapi, mamah gamau ketemu Fika, dia pelgi gitu aja sama om om yang bawa mamah" tangisnya yang semakin pecah

Rio bingung mendengar ucapan Fika. Ify ? Apa benar Ify nya ada disini ? Melfy ? Calon istrinya ? Tunangannya ? Fika tidak mungkin berbohong. Tapi kenapa ? Kenapa Ify disini dan untuk apa ?

Rio yang melihat Fika masih menangis langsung menggendong putri kecilnya itu, dan menepuk nepuknya menenangkan.

"Fika sayang, nanti kalau emang udah waktunya pasti Fika ketemu mamah ya. Sekarang, kita ke kamar lagi ya, nanti Fika sakit nya tambah parah gimana, Fika mau buat Papah sedih?"

Fika menggelengkan kepalanya, Rio tersenyum dan menyeka air mata Fika. "Ya udah, Fika berhenti nangis ya, kita kembali lagi ke kamar oke?" Fika akhirnya mengangguk mengiyakan ajakan Rio.

Rio menggendong Fika menuju ruang rawatnya, pikirannya kini menuju pada satu orang, orang yang selalu ia temui dalam mimpi. Orang yang sangat Rio harapkan untuk bertemu. Orang yang dibicarakan Fika tadi, siapa lagi kalau bukan Melfy kekasihnya belahan jiwanya.

¶¶¶¶¶

WOHOOOO BERLANJUT. GATAU KENAPA OTAKNYA TIBA-TIBA NGALIR IDE MAKANYA CEPET LANJUTNYA HAHA. VOTE YA KARENA ITU SANGAT SANGAT MEMBERI SEMANGAT UNTUK SAYA 😂😂 LUVV 🖤🖤

Playboy Vs Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang